Perbedaan Antara Bacaan Tafkhim dan tarqiq
![]() |
Perbedaan Antara Bacaan Tafkhim dan tarqiq |
(34) … فَرقَّقَنْ مُسْتَفِلاً مِنْ أَحْرُفِ ۞ وَحَاذِرَنْ تَفْخيِمَ لَفْظِ الأَلِفِ
Dan tarqiq-kanlah (tipiskan) suara pada huruf-huruf Istifal, karena kondisi asal mereka adalah tipis (kecuali Alif, Lam, dan Ra). Serta berhati-hatilah jangan sampai men- tafkhim-kan )menebalkan) lafazh Alif bila sebelumnya huruf-huruf tarqiq.
Tafkhim ( تَفْخِيْمُ ) merupakan masdar dari Fakhama ( فَخَّمَ)yang berarti menebalkan. Sedang yang disebut dengan bacaan Tafkhim adalah menyembunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tebal.
Tarqiq ( تَرْقِيْقٌ )merupakan bentuk masdar dari raqqaqa ( رَقَّقَ ) yang berarti Menipiskan. Sedang yang dimaksud bacaan Tarqiq adalah menyembunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tipis.
Dari segi pengertian secara bahasa , perbedaan antara Tafkhim dan tarqiq adalah Tafkhim artinya adalah tebal, sedangkan tarqiq artinya adalah tipis.
Bacaan Tafkhim
Huruf hijaiyah yang wajib dibaca tafkhim terdapat tujuh huruf, yaitu huruf isti’la yang berkumpul pada kalimat: خُصَّ ضَغْطِ قِظْ, kesemuanya harus dibaca tebal.
Contoh:
اُدْ خُلُوْهَا، وَالصَّآفَّاتِ، غَاسِقٍ، فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ، وَالطَّيِّبُوْنَ، فَالْحَقُّ اَقُوْلُ.
Selain ketujuh huruf tersebut harus dibaca tarqiq, kecuali huruf lam dan ra, yang mempunyai ketentuan sendiri.
# Pertama, huruf lam tetap dibaca tafkhim jika berada pada lafal jalalah (لَفْظُ الْجَلاَلَةِ), yakni lam yang terdapat pada lafal: dengan syarat agar lam itu didahului tanda baca fathah atau dammah.
Contoh:
صَلاَةُ اللهِ، سَلاَمُ اللهِ، سُبْحَانَ اللهِ، شَهِدَ اللهُ.
# Kedua, ra wajib dibaca tafkhim (tebal) apabila:
> Ra bertanda baca fathah. Contoh: مُطَهَــرَةٌ
> Ra bertanda baca dammah. Contoh: كُلَّمَارُزِقُوْ
> Ra bertanda sukun (mati), sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang difathah. Contoh: يَــرْحَمٌ
> Ra bertanda suku, sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang didammah. Contoh: تُــرْجَعُوْنَ
> Ra yang bertanda baca sukun, sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang dikasrah, namun kasrah ini bukan asli tetapi baru datang. Contoh:ٱرْكُضْ
Ra bertanda baca sukun, sedang huruf di belakangnya berharakat kasrah asli dan sesudah ra bertemu dengan huruf isti’la (حَرْفُ اِسْتِعْلاَءٍ) yang terdapat tujuh huruf yang terkumpul pada kalimat: خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ
Bacaan Tarqiq
# Pertama, huruf lam dibacan tarqiq (tipis), jika huruf lam berada dalam lam jalalah yang didahului huruf yang bertanda baca kasrah. Contoh:
اَلْحَمْدُ ِللهِ، بِاللهِ، مِنْ عِنْدِ اللهِ، بِسْمِ اللهِ
Semua lam yang tidak berada pada lafal jalalah sebagaimana dijelaskan di atas, maka harus dibaca tarqiq (tipis).
Contoh:
لَيَعْلَمُوْنَ، اِلَى اْلاِبِلِ، مِنَ الْعِلْمِ، كَلاَّ لَوْتَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِ، بَكُلِّ آيَةٍ
#Kedua, huruf ra wajib dibaca tarqiq (tipis) jika:
> Huruf ra bertanda baca kasrah. مِرْيَــةٌ
> Huruf ra bertanda baca hidup yang jatuh setelah ya mati atau huruf lien. لَخَبِــيْرٌ
>Huruf ra mati dan sebelumnya ada huruf yang berharakat kasrah asli, sedang sesudah ra bukan huruf isti’la.
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar