Peran Fungsi Wanita Karir Dalam Rumah Tangga


Peran Fungsi Wanita Karir Dalam Rumah Tangga
Wanita Karir Dalam Rumah Tangga


a. Sebagai Ibu 

           Ada ungkapan yang menyatakan " al-ummu Madrosatul ula " ( ibu adalah sekolah pertama) untuk menunjukan betapa peran ibu sangatlah strategis dalam mendidik anak- anaknya diawal kehidupan mereka. Orang pertama yang sudah pasti ditemui oleh seorang anak yang baru lahir kedunia ini adalah ibu.
      Peran wanita sebagai ibu sejatinya dimulai saat terjadinya konsepsi (Pertemuan antara sel sperma dengan ovum) yang berproses sebagai janin dan kemudian lahir sebagai bayi. Sejak itu isteri menjalani proses hamil selama 9 bulan 10 hari. Ia mengandung, melahirkan dan menyusui anak-anaknya dengan sabar sebagi tugas yang diberikan Allah kepada kaum wanita.
         Setelah mengandung, melahirkan dan menyusui tugas ibu selanjutnya yaitu merawat dan membesarkan walaupun dalam merawat dan membesarkan anak tidak dilakukannya sendirian, namun secara bersam-sama dalam keluarga. Walaupun demikian peran ibu sangatlah dominan dan sangat berpengaruh, bukan pada kebutuhan fisik saja tetapi meliputi semua aspek pertumbuhan dan perkembangan mental, spiritual, sosial, kecerdasan dan keterampilan hidup (Life Skill). Dalam fase pertumbuhan dan perkembangan ini anak dibimbing dan dididik agar hidup mandiri, cerdas dan memiliki keterampilan hidup yang memadai untuk menjalani kehidupannya.
           Sebuah riwayat menyebutkan bahwa diantara hak-hak anak dari orang tuanya adalah memiliki keterampilan motorik halus seperti penulis, motorik kasar seperti beladiri dan tidak mendapat rizki yang haram. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana mengisi jiwanya dengan aqidah yang kokoh sehingga mampu menjalankan syariat islam dengan baik dalam kehidupan sehari-hari secara konsisten baik dan diklasifikasikan sebagai Hablum Minallah dan Hablum Minannas. Membimbing agar anak memahami berbagai hal dalam kehidupan terutama aqidah dan akhlak adalah sart terpenting. Wajar apabila Allah SWT mewaspadakan kepada manusia agar jangan meninggalkan generasi dibelakang mereka generasi yang lemah, lemah dari segi aqidah, akhlak,ilmu pengetahuan, keterampilan, fisik, dan aspek  Lainnya.  

b.  Menjadi Pasangan Suaminya

            Peran lain wanita karir sebagai istri adalah menjadi pasangan  suaminya dalam hal-hal yang bersifat psikologis, istri  yang baik (shalehah) isteri yang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan baik sehingga suaminya senantiasa memperoleh kesenangan secara psikologis. Istri yang menjalankan peranannya dengan baik sehingga menjadi istri yang sholehah bagi suaminya diumpamakan seperti mahkota emas diatas kepala raja. Sementara istri yang tidak menjalankan peranannya laksana beban berat diatas punggung kakek tua. Salah satu kebahagiaan bagi suami apabila ia mempunyai pasangan (istri) yang shalehah ia menjadi milik berharga bagi suaminya.
           Istri harus berupaya menjadi partner yang  baik terhadap pasanganya, bahkan tidak diperkenankan menolak ajakan suaminya untuk memenuhi hasrat biologis yang telah  dihalalkan oleh allah swt. Sebab kalau menolak berarti ia mengabaikan salah satu perasaanya, sebagai istri yaitu menjad pasangan suaminya (secara biologis). 
              Hubungan interpersonal antara suami dan istri harus diupayakan
berlangsung dengan hangat, bersahabat, saling menghormati mempercayai Suami akan merasa bahagia jika faktor-faktor biologis dan psikologis yang diharapkan dari istrinya dapat diperoleh
            Ungkapan apabila suami memandang istri menggairahkan,
merupakan bentuk manifesti bentuk penunjukan sebagai istri shalehah yang didambakan dan di banggakan oleh suami, ia mampu bersikap, bertuturkata, dan bertindak sesuai dengan syariat islam,ia senantiasa menantaati suaminya dan memelihara kehormatannya terutama saat suaminya tidak ada disampingnya. Hal lain yang juga penting diperankan oleh istri(termasuk suami) adalah sikap dan perilaku saling melindungi dari berbagai macam ancaman, penyimpangan aib atau kekurangan dan berbagai hal lain yang dapat merendahkan martabat pasangan.

c. Menjadi Manager Dalam Mengatur Rumah Tangga

           Dalam upaya mewujudkan tempat tinggal yang nyaman bagi istana, itu peran istri sangat menentukan . Kalau suami lebih banyak bekerja maka istri berperan dalam mengatur rumah tangganya dengan baik karena tidak berlebihan apabila disebut dengan manager dalam rumah tangganya. Sebagai manager ia, berperan menata berbagai sarana yang diperlukan oleh semua anggota keluarga sehingga fungsional dan menyenangkan mengatururusan belanja sehari-hari sehingga tertata dan terprogram dengan baik.
         Peran istri dalam mengatur rumah tangga meliputi segala upaya yang memberi akses, kenyamanan, keamanan, prifasi, dan kebebasan bagi semua anggota keluarga dalam memanfaatkan fasilitas secara fungsional bahkan dekorasi ruang-ruang dalam batas kewajaran sesuai dengan kemampuan, untuk memberi kesejahteraan lahir batin bagi semua anggota keluarga menjadi wewenang istri sebagai manager rumah tangga. Suami dan anggota keluarga lainnya dapat mengusulkan tentang berbagai hal menyangkut pengatura dan fungsionalisasi rumah tangga. Peran perempuan dalam wilayah domestik ini menjadi sangat dominan. Ungkapan perempuan sebagai pemimpin di rumah suaminya dan  bertanggung jawab terhadap wilayah tugasnya menjadi jaminan akan peran dan
strateginya.                  
             Peran seorang istri sebagai ibu rumah tangga adalah untuk membentuk rumah itu sebagai tempat yang menyenangkan dan menentramkan seluruh anggota. Dan dalam konteks ini Rasulullah SAW,  menggaris bawahi sifat-sifat seorang istri yang baik yakni menyenangkan suami bila dipandang, mentaati semua jika istri diperintah dan memelihara diri, harta, dan anak-anak bila suami jauh darinya. Sebagai seorang ibu, ibu adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya khususnya pada masa balita, keibuan adalah rasa yang dimiliki oleh setiap wanita, karena wanita selalu mendambakan anak menyalurkan rasa keibuan tersebut. Mengabaikan potensi ini berarti mengabaikan jati diri wanita. Pakarpakar ilmu jiwa menekankan bahwa anak pada periode pertama kelahirannya sangat membutuhkan kehadiran ibu bapaknya.

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar