Pemimpin Dan Kepemimpinan


PERBEDAAN Pemimpin Dan Kepemimpinan
Pemimpin Dan Kepemimpinan


       Pemimpin adalah suatu lakon atau peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada intinya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin". 
        pemimpin mempunyai arti adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin merupakan seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181). 
      Menjadi seorang pemimpin dan menggunakan kepemimpinannya membutuhkan keahlian Kemampuan untuk membantu kelompok mencapai tujuan dan menjaga hubungan kerjasama yang efektif antar anggota disebut sebagai kemampuan kepemimpinan. 
      Kamus Oxford mencatat kata leader (pemimpin) dalam bahasa Inggris muncul pada awal tahun 1300, sedangkan kata leadership (kepemimpinan) belum muncul sampai dengan tahun 1800. Namun, secara struktural maupun fungsional kedua kata tersebut sulit dipisahkan, karena pemimpin dan kepemimpinan saling berkaitan. Berdasarkan hal tersebut maka terdapat semacam rumusan mengenai kepemimpinan dan pemimpin dalam sebuah formula dimana kepemimpinan (K) adalah fungsi (1) dari pemimpin (p). bawahan (b), dalam situasi (s) tertentu. 


K=f(p, b, s)

Apabila
   Analisis menunjukkan proses kepemimpinan dapat muncul kapan saja dan dimanapun, apabila terdapat unsur: (1) ada orang yang memimpin: (2) ada orang-orang yang dipimpin; (3) ada kegiatan atau tindakan penggerakan bawahan untuk mencapai tujuan; dan (4) ada tujuan yang ingin dicapai bersama (Burhanuddin, 2002). 

A. PEMIMPIN (LEADER) 

1. Beberapa Pengertian (Batasan Umum)


    Carter (1953) menemukan lima pola pendefinisian yang dilakukan oleh para pakar dalam bidang kepemimpinan.  pertama, pemimpin  sebagai seorang yang menjadi fokus dalam tingkah laku kelompok. Definisi ini lebih menekankan polarisasi para anggota kelompok di sekitar pemimpin. Kedua, pendekatan ini mendefinisikan kepemimpinan dari terminology tujuan kelompok (Group goals). Pemimpin dalam konteks ini didefiniskan adalah seorang yang memiliki kemampuan memimpin kelompok yang mengarah ke tujuan-tujuan kelompok. Kebanyakan orang menyetujui definisi ini, akan tetapi Carter, mengatakan ditemukan suatu kesulitan untuk mengidentifikasikan group goals tersebut. 
      Pendekatan ketiga, mendefinisikan pemimpin sebagai seorang yang dipilih oleh anggota-anggota kelompok. Pendefinisian ini menimbulkan kepemimpinan dan pemimpin tergantung atas pilihan sosiometrik para anggota kelompok. 
       Pendekatan keempat, yang diajukan Cattle (1951) dalam hubungan dengan teorinya yang dikenal dengan "Group syntality theory" ia mendefinisikan pemimpin sebagai seorang yang mempu mendemonstrasikan pengaruhnya atas sintalis kelompok Sedangkan pendekatan kelimpa disenangi Carter sendiri, mengatakan bahwa pemimpin adalah seorang yang berusaha dalam perilaku kepemimpinan atau seorang yang terikat dengan perilaku kepemimpinan.

      Dalam bahasa Indonesia "pemimpin sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah "Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan pemimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
    Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota di sekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :
1. Loyality,
seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan
2. Educate,
seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya
3. Advice,
memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
4. Discipline,
memberikan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya

2. Tipe pemimpin.


1.Administrator 
Memiliki posisi sentral dalam kelompok, seperti dalam perencanaan. 
2.Koordinatif. 
Memudahkan pelaksanaan rencana pengarah, pengelola, pelaksana, pengornasisasian. 
3.Birokrat 
Pemimpin berada pada level administrative, pembuat kebijakan cenderung ke administrator. 
4.Ahli. 
Bertindak selaku konsultan, narasumber, komentator, revisi 
5.Ideologis. 
Kuat dalam gagasan kurang di bidang teknis. 
6.Kharismatis. 
Figur sentral, ditokohkan. 
7. Politis. 
Sama dengan ideologi pembuat kebijakan, kharismatik 
8 Simbolis. 
Sebagal symbol kelompok, seremoni, protokoler dan lain-lain. 
9. Figur Orang Tua. 
Mendominasi (father figure) dan merawat (mother figure), menasehati, tak boleh didebat. 
10.sebagai Kambing Hitam 
Tempat keluh kesah para anggota, sumpah serapah, makian kesalah-kesalahan kelompok dan sebagainya. 

3. Tugas Pemimpin


1) Pemimpin bertugas mengidentifikasikan dan menganalisa tujuan-tujuan kelompok yang berguna untuk memenuhi kebutuhan para anggota. Dalam proses identifikasi ini melibatkan 4 W + 1 H (What, Why, Where, Who dan How). 
2) Pemimpin bertugas membangun struktur dalam kelompok: pembagian tugas, peraturan-peraturan dan sebagalnya. Membagi tanggung Jawab, menentukan peranan, membatasi peran seseorang, mengatur hubungan antar peran dan sebagainya. 
3) pemimpin bertugas untuk mengemukakan inisiatif (prakarsa kepada para anggota). 
4) Pemimpin juga bertugas untuk melakukan berbagai perbuatan yang berorientasi pada tujuan. 
5) Pemimpin bertugas menyediakan fasilitas dan sarana komunikasi dalam kelompok yang dipimpinnya. 
6) Pemimpin bertugas memelihara kekompakan kelompok, solidaritas kelompok, sense belonging kelompok . 
7) Pemimpin bertugas membangkitkan gairah dalam kegembiraan bekerja bagi para anggota kelompoknya, menciptakan situasi yang memungkinkan (kondusif) untuk melakukan aktivitas kelompok, bisa dengan reward dan punishment. 
8) Pemimpin bertugas untuk tetap memelihara moral kebersamaan kelompok, di antara masing-masing anggota. 
9) Pemimpin bertugas mengembangkan dan memupuk filosofi kelompok, misalnya gotong royong, sukarela, kekompakan, senasib sepenanggungan dan lain sebagainya. 
Kepemimpinan seseorang dinilai efektif apabila ia menunjukkan kemampuan untuk: 
1) Membuat orang lain merasa kuat, dalam hal ini mereka mampu mempengaruhi dan menentukan hari depan dan lingkungan hidup mereka. 
2) Menumbuhkan kepercayaan diri dari si pemimpin. 
3) Membantu, memupuk dan menumbuhkan hubungan kerja sama antar sesama anggota kelompok. 
4) Memecahkan persengketaan yang timbul secara terbuka dan berhati lapang. 
5) Merangsang berkembangnya cara berpikir dan tingkah laku yang berpedoman dan mengarah pada tujuan. 

B. KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)


        Kepemimpinan sebagai konsep manajemen seperti dikemukakan oleh Ralph m. Stogdill(1974) dirumuskan ke dalam berbagai macam definisi, bergantung dari mana titik tolak pemikirannya. Timbul macam-macam definisi.
Disebutkan bahwa, kepemimpinan adalah:
1. suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham,
2. suatu bentuk persuasi dan inspirasi,
3. suatu kepribadian yang mempunyai pengaruh,  
4. tindakan dan perilaku,
 5. titik sentral proses kegiatan kelompok,
6. hubungan kekuatan/kekuasaan, 
 7. sarana pencapaian tujuan,  
8. suatu hasil dari interaksi,
 9. adalah peranan yang dipolakan, 
10. sebagai inisiasi (permulaan) struktur.
Untuk lebih mendalami arti dan lingkup pengertian butir-butir kepemimpinan di atas, di bawah ini akan dikemukakan beberapa uraian serta penjelasan secara singkat sebagai berikut:

 1. Kepemimpinan sebagai suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham. (leadership as the art of inducing compliance). 
          Ini berarti bahwa setiap pemimpin (leader) melalui kerja sama yang  sebaik-baiknya harus mampu membuat para bawahan mencapai hasil yang telah ditetapkan. Peranan pemimpin memberikan dorongan terhadap bawahan untuk mengerjakan apa yang dikehendaki  pemimpin. Oleh karena itu, kepemimpinan adalah suatu seni bagai mana membuat orang lain mengikuti serangkaian tindakan dalam  mencapai tujuan. 

2. Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi dan inspirasi. (leadership as a form of persuation). 
         Kepemimpinan adalah suatu kemampuan mempengaruhi orang lain  yang dilakukan bukan melalui paksaan melainkan himbauan dan persuasi.

3. Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang memiliki pengaruh
(leadership as personality and its effects)
          Kepribadian dapat diartikan sebagai sifat-sifat (traits) dan watak yang dimiliki oleh pemimpin yang menunjukkan keunggulan, sehingga menyebabkan pemimpin tersebut memiliki pengaruh terhadap bawahan.

4. Kepemimpinan adalah tindakan dan perilaku (leadership as act or behavior)
           Kepemimpinan dalam arti ini digambarkan sebagai serangkaian perilaku seseorang yang mengarahkan kegiatan-kegiatan bersama. Dari serangkaian perilaku tersebut dapat berupa menilai anggota kelompok, menentukan hubungan kerja sama, mampu memperhatikan kepentingan bawahan, dan sebagainya.

5. Kepemimpinan merupakan titik sentral proses kegiatan kelompok (leadership as a focus of group processes). 
             Kepemimpinan sebagai titik sentral, sebab dalam kehidupan organisasi dari kepemimpinan diharapkan lahir berbagai gagasan baru, yang memberikan dorongan lahirnya perubahan, kegiatan dan seluruh proses kegiatan kelompok. Oleh karena itu, kepemimpinan tidak dapat dipisahkan daripada kehidupan kelompok dan  menduduki posisi tinggi dalam kehidupan kelompok dalam menentukan struktur kelompok, suasana kelompok dan aktivitas  kelompok.

6. Kepemimpinan merupakan hubungan kekuatan dan kekuasaan (leadership as a power relation).   
          Kepemimpinan sebagai suatu bentuk hubungan sekelompok orang, hubungan antara yang memimpin dan yang dipimpin, di mana hubungan tersebut mencerminkan seseorang atau sekelompok orang  berperilaku karena akibat adanya kewibawaan/kekuasaan yang ada  pada orang yang memimpin. Dan dalam hubungan ini orang yang memimpin lebih banyak mempengaruhi daripada yang dipengaruhi.

7. Kepemimpinan sebagai sarana pencapaian tujuan (leadership as an instrument of goal achievement).  
             Dalam hubungan ini pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program dan yang berperilaku secara bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

8. Kepemimpinan merupakan hasil dari interaksi (leadership as an effect of interaction). 
Kepemimpinan sebagai suatu proses sosial, merupakan hubungan antarpribadi, di mana pihak Iain mengadakan penyesuaian. Suatu proses di mana saling mendorong dalam mencapai tujuan bersama. Jadi, kepemimpinan bukan merupakan sebab melainkan sebagai akibat atau hasil daripada .perilaku kelompok. Kepemimpinan timbul dari proses interaksi kelompok itu sendiri. Kepemimpinan adalah benar, apabila diakui dan didukung oleh anggota kelompok.

9. Kepemimpinan adalah peranan yang dibedakan (leadership as a differentiated role). 
 Dalam kehidupan organisasi masing-masing anggota mempunyai peranan yang berbeda-beda. Dalam pencapaian tujuan anggota   kelompok mempunyai sumbangan yang berbeda-beda. Demikian pula kepemimpinan yang muncul sebagai akibat interaksi dalam kehidupan organisasi, karena kelebihan-kelebihan dan sumbangannya dia diangkat peranannya sebagai pemimpin. Sejauh seseorang dipandang Oleh anggota-anggota Iain sebagai sumber yang dapat memberikan sumbangan yang tidak dapat diabaikan, ia akan diangkat dan diakui sebagai pemimpin.

10. Kepemimpinan adalah sebagai inisiasi struktur (leadership as the initiation of structure). 
Kepemimpinan jangan dipandang sebagai jabatan pasif, melainkan harus berperan sebagai suatu jabatan yang terlibat dalam suatu tindakan memenuhi pembentukan struktur dalam interaksi, sebagai bagian dari proses pemecahan masalah bersama.

1, Batasan (umum) Kepemimpinan

         Istilah pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat dipisahkan, karena setiap pemimpin dengan sendirinya pula (baik sadar ataupun tidak membawa) kepemimpinan itu sendiri dalam tindakan kesehariannya. Pengertian pemimpin mengacu pada orangnya (individunya), sedangkan pengertian kepemimpinan mengacu kepada kemampuan individu tersebut. Suatu usaha yang akan dilakukan seorang pemimpin, tidaklah akan efektif jika tidak diikuti dengan kepemimpinan tersebut. 
     Definisi kepemimpinan adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang dalam hubungan antar manusia untuk mempengaruhi orang lain, melalui proses komunikasi yang diarahkan ke pencapaian tujuan. Dari batasan ini faktor-faktor terpenting yang terkandung dalam pengertian tersebut adalah : 
a) Pendayagunaan pengaruh 
b) Hubungan antar manusia 
c) Proses komunikasi, dan 
d) Pencapaian suatu tujuan 
       Kembali kepada pengertian kepemimpinan, sebagaimana yang telah dijelaskan tadi, jika dikembangkan lagi dalam pembagian unsur-unsur tersebut dapat dikembangkan sebagai berikut : 
1) Prilaku seseorang ketika mengarahkan kepada kegiatan-kegiatan kelompok ke suatu tujuan bersama. 
2) Suatu tipe hubungan khusus kekuasaan yang dicirikan oleh pengamatan anggota kelompok bahwa anggota kelompok yang lain mempunyai hak untuk menentukan pola-pola perilaku anggota kelompok yang disebutkan pertama dalam hubungannya dengan kegiatannya selaku anggota kelompok. 
3) Pengaruh antar personal yang dilakukan dalam suatu situasi melalui proses komunikasi kearah pencapaian suatu tujuan yang sudah ditetapkan (disepakati) 
4) Pemrakarsa dan pemeliharaan struktur pengharapan dan interaksi. 
Apabila ditarik unsur-unsur dari definisi diatas mengenai kepemimpinan, unsur-unsur tersebut adalah : 
1)  Hubungan antar manusia 
2) Penggunaan pengaruh 
3) Proses komunikasi 
4) Pencapaian suatu tujuan 
Hubungan antar manusia terjadi apabila dua orang atau Lebih berinteraksi hingga berlangsung proses saling mempengaruhi. Seorang pemimpin mendasarkan pengaruhnya pada beberapa sumber kekuasaan, yakni : 
1)  Kekuasaan sah 
2) Kekuasaan imbalan 
3)  Kekuasaan paksaan 
4) Kekuasaan informasi 
5) Kekuasaan koneksi 
6)Kekuasaan ahli 
7) Kekuasaan "referent" (teladan) 

2. Pendekatan berdasarkan Tingkah Laku

a. Berorientasi pada tugas 
Pemimpin menekankan pentingnya penyelesaian tugas dengan cara mengatur dan penugasan kerja, pengambilan keputusan dan penilaian hasil kerja. Pengawasan merupakan faktor penting dalam gaya ini, oleh karena itu pengawasan dilakukan sangat ketat. Penggunaan kekuasaan Lebih dipentingkan oleh sang pemimpin dengan menggunakan kekuasaan yang bersumber pada imbalan, paksaan dan keabsahan dalam usaha mempengaruhi tingkah laku dan hasil karya para anggotanya (pengikut-pengikut dalam kelompok). 

b. Berorientasi pada pengikut 
Indikasi orientasi ini antara lain sikap terbuka, ramah dari sang pemimpin serta usaha untuk memenuhi kebutuhan para anggota (pengikutnya). Pemimpin yang bergaya orientasi demikian itu, berusaha mendelegasikan pengambilan keputusan, serta berusaha membantu para anggota untuk memuaskan kebutuhan mereka dengan menciptakan iklim dan lingkungan yang suportif. Ditampilkannya kedua orientasi di atas, dengan asumsi, bahwa kedua bentuk orientasi tersebut, akan menentukan gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam mempengaruhi para anggotanya untuk mencapai tujuan kelompok. 

3. Berbagai Gaya Kepemimpinan 


a. Kepemimpinan Demokratis 
     Gaya kepemimpinan demokratis lebih optimis dalam pandangannya dan positif. Pada gaya kepemimpinan ini seseorang berpendapat bahwa para anggota mampu mengarahkan diri sendiri dan berusaha menyajikan kepada para anggotanya suatu kesempatan untuk tumbuh dan mengaktualisasikan diri. Saran, prosedur alternative merupakan penyaluran komunikasi yang terdapat dalam interaksi antara pimpinan dan anggota-anggota kelompoknya. Penggunan kekuasaan gaya ini, bersifat menyebar kekuasaan tersebut, dan tidak membatasi tanggung jawab. Yang ditekankan dengan penyebaran kekuasan demikian, adalah untuk menumbuhkan kepercayaan dan kecurigaan. 
  
b. Kepemimpinan Otoriter 
      Dalam gaya kepemimpinan ini kekuasaan terpusat pada satu orang, yaitu sang pemimpin. System komando berlaku dalam penyaluran Informasi, komunikasi dalam interaksi antara sang pemimpin dengan para anggota kelompok tersebut. Thomas Gordon menyatakan bahwa kepemimpinan otoriter ini cenderung mencerminkan gambaran manusia yang negatif, pesimis dan sebagainya. 
      Selain itu kepemimpinan pada garis ini menganut sikap mengambil jarak dengan menekankan situasi serba formal atau resmi terhadap para anggota kelompoknya. Pola komunikasi dalam gaya kepemimpinan ini adalah komunikasi satu arah yang turun dari atasan dan para bawahan harus menerimanya tanpa pretense atau kritik dan saran dalam bentuk apapun. 
c. Kepemimpinan Laissez Faire 
      Gaya kepemimpinan ini memberi kebebasan penuh dengan cara mengabaikan dan menghindari tanggung jawab dari seorang pemimpin terhadap pengikutnya. Selain itu sikap non partisipatif dan sikap acuh tak acuh mencirikan seorang pemimpin yang berada di garis kepemimpinan laissez faire ini. Para pemimpin hanya menyediakan materi dan informasi hanya apabila diminta, jarang memberikan pujian dan kritik kepada setiap anggotanya. 

4. Kepemimpinan dan kredibilitas 


     Ada tiga karakteristik yang ikut menentukan seorang pemimpin mendapat penghargaan dari anggotanya (Graffin, 2968), yaitu : 

1) Keahlian 
Keahlian, mengacu pada intelegensi dan kekuatan yang bersifat keahlian yang dimiliki seroang pemimpin 

2) Reliabilitas dan dependenbilitas. 
Reliabilitas dan dependenbilitas, berhubungan dengan kehendak baik seorang pemimpin dalam mempengaruhi anggota kelompoknya 

3) Dinamis 
   Dinamis berhubungan dengan seseorang yang berkreatifikats, terbuka dan berantusias tinggi 
       Sejalan dengan itu suatu penelitian yang dilakukan Hovland Janis dan Kelley (1953), mereka tertarik pada penerimaan masyarakat (orang-orang) terhadap seseorang sebagai sumber kredibilitas, Dalam hal ini ia menemukan kredibilitas, tsb 
dalam tiga pengertian yaitu : 
1) Kualifikasi (keahlian) 
2) Rasa aman (kejujuran) dan 
3) Dinamis. 

5. Beberapa Teori Kepemimpinan


a. Pendekatan Pembawaan (Trait Approach) 

Pendekatan ini menekankan segi pembawaan sejak lahir. Dalam kaitan ini Stogdill melakukan perangkuman mendasar terhadap lima belas buah kajian dan mengutip penelitian yang mengatakan bahwa pemimpin mempunyai kelebihan dibandingkan dengan orang lain yang (sekelompok) baik dalam kecerdasan, pendidikan, ketergantungan, tanggung jawab, kegiatan, partisipasi, status ekonomi, sosiabilirasm pemrakarsa, percaya diri, tekun, mampu bekerja sama, popularitas, kemampuan adaptasi kemampuan verbal dan sebagainya. 

b. Model Kemungkinan (Teori Situasional) Model Kontingensi Fiedler 

Secara garis besar model teoritis dari Fiedler ini berasumsi bahwa efektivitas pemimpin yang diangkat atau yang ditunjuk sebagian besar ditentukan oleh bagaimana menguntungkannya situasi kelompok bagi si pemimpin. 
  
c. Model Tingkah Laku (Behavior Aproach) 

Salah seorang pelopor teori ini adalah Bernard M. Bass, yang menandaskan bahwa keikutsertaan para individu dalam suatu kelompok merupakan usaha untuk memperoleh atau menghindari hukuman. Bila ada kendala untuk memperoleh ganjaran, beberapa dari anggota kelompok akan berusaha untuk melakukan sesuatu misalnya melakukan suatu untuk mengubah atau mempengaruhi tingkah laku anggota lainnya. Tindakan seperti ini disebutnya sebagai kepemimpinan yang diusahakan (attemted leadership), yang merupakan hasil usaha seseorang untuk sampai ke jenjang tertinggi dalam kelompok tersebut, tanpa diperoleh dari pembawaan secara biologis, dan hak privilese. 

d. Model Antar Pribadi 

Kebutuhan-kebutuhan antar pribadi para anggota kelompok berhubungan dengan proses kepemimpinan dalam kelompok tersebut. Jika kebutuhan antar pribadi anggota kelompok tidak terpenuhi atau tidak sesuai, usaha-usaha kepemimpinan yang dirancang untuk membantu kelompok dalam mencapai tugas mungkin akan gagal. Suatu kelompok yang terlalu banyak anggotanya dengan kebutuhan yang beraneka dan dengan kebutuhan pengendalian yang tinggi, kemungkinan akan menghadapi persalinan kepemimpinan yang bersifat merusak (destruktif), sedang kelompok yang terlalu banyak anggota dengan keikutsertaan yang rendah mungkin tidak akan memperoleh tanggapan yang baik dalam usaha-usaha melaksanakan kepemimpinan. 

----------------------- 
Yusuf, Yusmar. 1989. Dinamika Kelompok Kerangka Studi dalam Perspektif Psikologi Sosial. Bandung: CV. Armico. 
Wahjosumidjo, kepemimpinan dan motivasi, Jakarta , ghalia Indonesia, 1994 
Wildan Zulkarnain, dinamika kelompok, Jakarta, bumi aksara, 2013

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar