Teori Motivasi (Maslow), Teori Pengambilan Keputusan Organisasional Dan Kebutuhan Informasi
Manusia berperilaku dilandasi untuk memenuhi kebutuhannya. Semua teori tentang kepribadian adalah bersumber dari motivasi, sebab segala perilaku berhubungan dengan tingkah laku yang diarahkan oleh suatu tindakan tertentu Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa teori kebutuhan menurut Maslow dilandasi oleh asumsi: (1) manusia tidak pernah merasa puas, (2) ketidakpuasan merupakan motivasi bagi manusia, dan (3) kebutuhan manusia bertingkat yang dimulai dari kebutuhan dasar. Tingkatan kebutuhan manusia berupa hierarchy, dimana kebutuhan yang lebih tinggi belum dirasakan jika kebutuhan di bawahnya belum terpenuhi. Teori kebutuhan selanjutnya dari McClelland yang menyatakan tentang achievement motive. Pada dasarnya, kebutuhan dapat dipelajari antara lain dari lingkungan hidup dan pengalaman. Sehingga kemampuan untuk mencapai keberhasilan harus ditunjang segala kemungkinan penunjang.
Selain itu, menurut Sahertian (1987) terdapat cara yang efektif untuk mempelajari perilaku manusia. Yaitu dengan menggunakan pendekatan sistem, dimana manusia dilihat sebagai suatu kesatuan hidup dengan lingkungannya. Artinya tindakan manusia ditentukan oleh pengaruh dan interaksi dari sistem lingkungan (experience based) dan faktor bawaan sejak lahir (herediting in born). Misalnya seorang anak berbakat menyanyi dan hidup dalam lingkungan keluarga yang memiliki alat musik, maka ia akan menjadi penyanyi yang baik
Motivasi adalah sebuah kemampuan untuk memotivasi diri tanpa memerlukan bantuan orang lain. Memotivasi diri merupakan proses kegiatan menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan. Rasa akan tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan dimunculkan dengan membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa dicapai.
Motivasi juga mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Supaya peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.
A.Teori Motivasi Maslow
Pada dasarnya, teori Maslow (1954) adalah mengenai kebutuhan dasar (the basic needs), bukan mengenai motivasi. Namun, teori ini kemudian dikenal sebagai teori motivasi Maslow. Mengapa demikian? Adakah hubungan kebutuhan dengan motivasi sehingga meskipun yang dibicarakan Maslow adalah needs, hal itu disebut juga dengan motivation?
Pada diri manusia, ada sejumlah kebutuhan dasar, yang mau tidak mau harus dipenuhi. Kebutuhan itu bersifat instingtif, ada dengan sendirinya, seperti juga pada hewan dengan kadar yang berbeda. Oleh karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi tersebut, manusia terdorong (termotivasi) untuk mencari jalan, upaya memenuhi kebutuhan tersebut Jadi, kebutuhan mendorong munculnya motivasi. Itulah sebab teori kebutuhan Maslow itu disebut juga dengan teori motivasi. Dengan kata lain, teori motivasi Maslow berdasarkan pada kebutuhan dasar manusia.
Menurut Maslow, setiap manusia memiliki hierarki kebutuhan diri yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Jika kebutuhan yang paling rendah telah terpenuhi, akan muncul kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi. Menurut teori Maslow, kebutuhan kebutuhan tersebut terdiri dari lima hierarki kebutuhan manusia, yaitu sebagai berikut:
a.Physiological (fisiologi).
Kebutuhan fisiologi sering kali disebut sebagai basic needs atau kebutuhan dasar. Hal in disebabkan kebutuhan fisiologi berada pada tataran paling rendah dalam teori hierarki kebutuhan Maslow. Kebutuhan fisiologi diantaranya meliputi sandang, pangan, papan dan kebutuhan biologis lainnya
b.Safety (rasa aman).
Kebutuhan rasa aman meliputi keamanan (security) dan proteksi / perlindungan dari gangguan, baik gangguan yang bersifat fisik maupun emosional
c.Social (sosial) atau belongingness needs
Kebutuhan sosial antara lain meliputi cinta kasih (affection), rasa memiliki penerimaan sosial dan perkawanan (friendship).
d.Esteem (penghargaan).
Kebutuhan akan penghargaan terdiri dari dua jenis, yaitu internal esteem (penghargaan internal) dan exsternal esteem (penghargaan eksternal). Beberapa faktor penghargaan internal, antara lain self-respect (menghargai diri sendiri), autonomy (otonom, yaitu kewenangan mengatur diri sendiri) dan achievement (penghargaan). Sementara itu, penghargaan eksternal merupakan kebutuhan penghargaan yang diberikan pihak eksternal pada seseorang, antara lain berupa status, pengakuan dan perhatian
e.Self-actualization (aktualisasi diri).
Kebutuhan aktualisasi diri adalah merupakan dorongan pada diri seseorang untuk menjadi orang yang memiliki kemampuan andal, antara lain terkait dengan kebutuhan untuk berkembang (growth), pencapaian potensi diri maupun pemenuhan keinginan diri sendiri (self fulgillment). Kebutuhan yang tertinggi pada teori maslow adalah aktualisasi diri
Selanjutnya, hierarki kebutuhan dasar Maslow itu direvisi lebih dalam menjadi sebagai berikut (1970)
a.Kebutuhan biologis-jasmaniah: udara, makanan, minum, tempat tinggal dan kenyamanan, seks, tidur.
b. Kebutuhan rasa aman: perlindungan dari gangguan, kebutuhan keteraturan, hukum dan stabilitas.
c.Kebutuhan akan penerimaan dan cinta: keluarga, pertemanan, kelompok sosial
d.Kebutuhan akan penghargaan: harga diri, prestasi, kompetensi, kemandirian status kekuasaan gengsi, kewenangan mengatur.
e.Kebutuhan kognitif: pengetahuan dan makna.
f.Kebutuhan estetika: apresiasi dan pencarian terhadap keindanhan dan keseimbangan.
g.Kebutuhan aktualisasi diri:mewujudkan potensi diri, pemenuhan tujuan pribadi, pencarian pertumbuhan pribadi dan pencarian pengalaman puncak.
B. Teori Pengambilan Keputusan Organisasional
1). Pengertian Pengambilan Keputusan
Robbin (1997) berpendapat bahwa pengambilan keputusan adalah memilih dua alternatif atau lebih untuk suatu tindakan tertentu baik secara pribadi maupun kelompok.
Suatu keputusan adalah proses memilih tindakan tertentu antara sejumlah tindakan alternatif (Sutisna, 1988)
Drummond (1985) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan merupakan usaha penciptaan kejadian-kejadian dan pembentukan masa depan.
2.) Konsep pembuatan keputusan
Adapun pembuatan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti/digunakan sebagai suatu cara pemecahan masalah. Berdasarkan hal tersebut, maka menurut Soetopo (2010) pembuatan keputusan harus dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal berikut.
1. Proses pembuatan keputusan dilakukan dengan sengaja, bukan kebetulan.
2. Pembuatan keputusan menggunakan pendekatan sistematis, tidak asal jadi.
3. Hakekat masalah yang akan diputuskan harus dipahami dengan jelas, agar pembuatan keputusan berhasil dengan sebaik-baiknya.
4. Pemecahan masalah dalam pembuatan keputusan harus berdasarkan fakta data yang diolah, dapat dipercaya, akurat, dan bersifat up to date.
5. Keputusan yang diambil harus dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisis dengan matang dan rasional, bukan secara emosional.
Sahertian (1994) kemudian mengemukakan beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan, yakni.
1. Pembuatan keputusan (decision marking), harus dibedakan dengan pemecahan masalah (problem solving). Pembuatan keputusan adalah menentukan apa yang masih akan dilakukan, sedangkan pemecahan masalah adalah menyelesaikan problema atau permasalahan yang sudah terjadi.
2. Pembuatan keputusan harus berpedoman kepada tujuan yang hendak dicapai.
3. Pembuatan keputusan sering mengandung faktor menerka atau meramalkan yang akan dilakukan, oleh karena itu selalu diperlukan data penunjang dan analisis yang komprehensif dalam mengambil suatu keputusan.
4. Pimpinan kelompok tidak saja harus dapat, cakap, mampu, dan mau membuat keputusan, tetapi juga harus bertanggung jawab atas segala tindak keputusan.
Drucker dalam Soetopo (1999) menyatakan beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam pembuatan keputusan agar keputusan yang dibuat efektif dan efisien, yaitu:
1. Janganlah menganggap keputusan sebagai suatu masalah
2. Janganlah mengharapkan resiko akan habis, karena setiap keputusan pasti mengandung resiko dan konsekuensi.
3. Jangan menggantungkan diri pada fakta-fakta, karena fakta dan data hanyalah faktor pendukung yang harus dianalisis
4 Jangan seketika mengharapkan jawaban yang benar, buat beberapa alternatif pilihan untuk dipilih dan dipadukan, sehingga muncul alternatif Optimal
5. Keputusan yang dibuat hendaknya mudah dimengerti dan dapat dipraktikkan
6. Usahakan keputusan yang dibuat menjadi milik bersama, sehingga peli batan semua pihak perlu dioptimalkan
7 Sesuaikan keputusan dengan kemampuan berbagai bidang dalam orga nisasi.
3). Jenis-jenis Keputusan
Proses pengambilan keputusan yang dijalankan secara baik akan melahirkan putusan-putusan organisasi, baik diputuskan secara pribadi setelah menerima informasi dari bawahan, melalui musyawarah maupun putusan diambil sendiri oleh manajer tanpa melibatkan bawahan.
Keputusan merupakan hasil yang dicapai dari proses pengambilan keputusan. Menentukan suatu pilihan (memutuskan) atau arah tindakan tertentu bagi organisasi adalah keputusan.
Secara umum keputusan terbagi menjadi dua jenis sebagai berikut.
1.Keputusan Strategis
Setiap atau organisasi melahirkan berbagai kebijakan keputusan organisasional. Kebijakan dan arah organisasi merupakan keputusan strategis. Kebijakan menyita banyak perhatian terutama bagi para manajer puncak karena pengaruhnya sangat besar terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisasi.
2.Keputusan Operasional
Adapun keputusan operasional menyangkut pengelolaan organisasi sehari-hari. Keputusan operasional juga sangat menentukan efektivitas keputusan strategis yang diambil oleh para manajer puncak (Drummond, 1995: 13). Dengan demikian, keputusan yang diambil dalam proses manajemen baik manajer puncak maupun manajer menegah dan manajer rendah harus saling sinergi agar memiliki kekuatan untuk menembus faktor faktor eksternal dalam menuju masa depan organisasi secara lebih baik.
Di sisi lain, ada pula pembagian jenis keputusan berdasarkan masalah yang dihadapi, yaitu:
a.Keputusan yang diprogramkan
Keputusan ini adalah keputusan yang dibuat berdasarkan pada masalah yang diketahui secara baik atau masalahnya diketahui secara jelas. Informasi juga tersedia secara mencukupi untuk digunakan dalam mengambil keputusan. Demikian pula informasinya dapat dinilai relevansinya untuk mengambil keputusan Fakta-fakta dan angka-angka serta data diolah untuk memberikan informasi yang bermakna sehingga keputusan bisa diprogramkan.
b.Keputusan yang tidak diprogramkan
Keputusan ini adalah keputusan yang diambil atau dibuat berdasarkan masalah yang tidak diketahui secara jelas atau data data dan informasinya kurang tersedia sebagaimana mestinya.
4). Fungsi Keputusan
setiap keputusan yang diambil para manajer organisasi tertentu dalam jenis keputusan apa pun akan menentukan tindakan manajerial yang dijalankan dalam organisasi. Karena bagaimanapun, keputusan memiliki fungsi tersendiri dalam perspektif manajemen. Di sini dapat dikemukakan ada dua fungsi pokok keputusan, yaitu
1) sebagai pangkal tolak semua kegiatan manusia yang sadar dan terarah, baik kegiatan individual maupun organisasional.
2) Menentukan masa depan sebab keputusan bersifat futuristik (mengenai masa depan), efeknya akan terlihat pada masa akan datang meskipun penuh ketidakpastian maka keputusan harus dibuat dalam totalitas perencanaan (Atmosudirjo, 1997)
Kebutuhan Informasi
1. Pengertian Informasi
Menurut Kenneth C. Laudon (2004). Informasi adalah data yang sudah dibentuk ke dalam sebuah formulir bentuk yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk manusia.
Menurut Anton M. Moeliono (1990). Informasi ialah penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita. Selanjutnya Anton M Moeliono berpendapat bahwa informasi juga adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisis atau kesimpulan.
Menurut Gordon B. Davis (1984). Informasi adalah merupakan data yang telah diproses atau diolah ke dalam bentuk yang sangat berarti untuk penerimanya dan merupakan nilai yang sesungguhnya atau dipahami dalam tindakan atau keputusan yang sekarang atau nantinya.
Selanjutnya Robert G. Murdick (1987). Informasi terdiri atas data yang telah didapatkan, diolah atau diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan penjelasan, uraian atau sebagai sebuah dasar untuk pembuatan ramalan atau pembuatan keputusan.
Dalam konteks ini Jadi dapat di simpulkan bahwa informasi adalah sebuah data yang digunakan guna membantu dalam pengambilan suatu keputusan, dalam menentukan arah tujuan tertentu yang akan dicapai.
2. Fungsi Informasi
Nicholas (1996, dalam Purnomowati, 2008) menyatakan bahwa informasi mempunyai 5 fungsi, yaitu:
1.Fungsi fact finding adalah informasi yang dibutuhkan seseorang untuk menjawab pertanyaan tertentu
2.Fungsi current awareness adalah informasi yang dibutuhkan seseorang agar dapat mengikuti perkembangan.
3.Fungsi riset adalah seseorang membutuhkan informasi dalam bidang tertentu secara lengkap dan mendalam.
4.Fungsi briefing adalah informasi yang dibutuhkan seseorang mengenai topik tertentu secara ringkas dan sepintas.
5.Fungsi stimulus adalah informasi yang dibutuhkan seseorang untuk merangsang (menstimulus) ide-ide baru
Menurut Krikelas (1983, dalam Purnomowati, 2008) Kebutuhan Informasi adalah pengakuan tentang adanya ketidakpastian dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk mencari informasi. Dalam kehidupan , kebutuhan informasi (information needs) sama dengan keinginan informasi (information wants), namun pada umumnya ada kendala seperti ketiadaan waktu, kemampuan, biaya, faktor fisik, dan faktor individu lainnya yang mengakibatkan tidak semua kebutuhan informasi menjadi keinginan informasi. Apabila seseorang sudah yakin bahwa sesuatu informasi benar-benar diinginkan, maka keinginan informasi akan berubah menjadi permintaan informasi information demands)
KESIMPULAN
Teori motivasi Maslow pada dasarnya adalah mengenai kebutuhan dasar (the basic needs). Menurut Maslow, kebutuhan-kebutuhan tersebut terdiri dari lima hierarki kebutuhan manusia, yaitu:
1. Physiological (fisiologi)
2. Safety (rasa aman)
3. Social (sosial)
4. Esteem (penghargaan)
5. Selft-actualization (aktualisasi diri)
Keputusan adalah ketentuan yang akan memilih berbagai atau sejumlah alternatif untuk melakukan suatu tindakan untuk individu maupun kelompok.
Informasi adalah segala sesuatu keterangan yang bermanfaat untuk para pengambil keputusan atau meneger dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Fungsi Informasi, yaitu: fungsi fact finding, fungsi current awareness, fungsi riset, fungsi briefing dan fungsi stimulus.
Kebutuhan Informasi ialah pengakuan tentang adanya ketidakpastian dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk mencari informasi.
----------------------
Sumber:
Anzizhan. Syafaruddin.2004. Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan Jakarta: Grasindo.
Chr. Jimmy L. Gaol. 2008. Sistem Informasi Manajemen (Pemahaman dan Aplikasi). Jakarta: Grasindo.
Misbach. Ifa H. 2010. Dahsatnya Sidik Jari Menguak Bakat dan Potensi untuk Merancang Masa Depan Melalui Fingerprint Analysis. Bandung : VisiMedia
Wildan Zulkarnain, dinamika kelompok, Jakarta, bumi aksara, 2013
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar