Tambora - Hikmah Dibalik Letusan Masa Lalu


 

Tambora - Hikmah Dibalik Letusan Masa Lalu

Pulau sumbawa masih banyak menyisahkan kisah yang luar biasa. Siapa yang tak kenal tambora, sebuah gunung yang berada di dua kabupaten di pulau sumbawa yakni kabupaten Bima dan Dompu. Gunung api yang masih aktif ini pernah meletus sangat dahsyatnya pada tahun 1815 hingga terdengar sampai luar pulau, selain itu tambora merenggut hingga puluhan ribu jiwa karena letusan dahsyatnya 1815 menyebabkan  perubahan iklim global, sebut saja pada negara belahan utara yang mengalami kondisi cuaca yang berubah atau yang dikenal tahun tanpa musim panas.

Namun jangan kira, dibalik kisah letusan masa lalunya, tambora menyisahkan kemanfaatan yang luar biasa banyaknya sekarang. Festival pesona tambora, tambora menyapa dunia, adalah beberapa dari banyaknya acara yang diselenggarakan di gunung tambora, sebelum festival dilaksanakan ini, mampu membuat pengunjung maupun wisatawan yanng berkunjung sudah ramai di padang savana doro ncanga, inilah hikmah dari kisah memilukannya dimasa lalu menawarkan keindahan di masa sekarang.

Padang savana di bawah kaki tambora yang menjadi surga bagi para peternak sapi kerbau ataupun kuda, tempat wisata mulai berkembang dan bertambah sebut saja Hodo, mada oi rao, taman nasional sarae nduha serta masih banyak lagi lainnya, pinggir pantai tambora dengan pasir hitamnya yang mengandung besi,  hingga bebatuan yang menghampar di luasnya padang dibawah kaki gunung tambora, yang dijadikan bahan bagunan masyarakat sekitar.




Tambora jikalau dilihat berdasarkan penggunaan bahasa suku mbojo (bima dompu) pada umumnya terdiri dari dua kata 'ta' sebuah kata ajakan yang berarti mari dan 'mbora' berarti menghilang. menurut cerita yang beredar di masyarakat mengenai tambora, konon ada seorang syeih (ulama) yang hendak menyebarkan agama islam ke Tambora. ia melarang masyarakat setempat makan babi dan anjing karena haram dalam syariat agama islam

larangan tersebut membuat sang raja tak tahan, sehingga mengerjai syeih dengan mengundangnya makan daging anjing, dengan memberitahu kalau yang dimakan ulama itu daging kambing. setelah jamuan selesai, raja memberitahukan bahwa daging tersebut adalah daging anjing, membuat ulama tersebut marah dan mengutuk raja hingga terjadi letusan dahsyat gunung Tambora. inilah cerita yang terkenal di kalangan masyarakat bima mengenai letusan tambora.



Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar