Pengertian Ilmu Sharaf Dan Tashrif
Secara bahasa sharaf berarti memalingkan, menolak dan menyesatkan.(1) Adapun secara terminologi sharaf adalah ilmu untuk mengetahui perubahan- perubahan bangunan kata yang bukan dari segi I’rabnya, seperti mengetahui shahih, mudho'af atau ber’illatnya suatu kata dan gejala-gejalanya, baik berupa terjadinya pergantian, pemindahan, pembuangan atau perubahan syakal (harakat yang bukan pada akhir kata).(2)
Menurut Acep Hermawan Sharaf adalah ilmu yang mempelajari tentang asal usul kata, sehingga dapat mengetahui arti suatu kata. Ilmu sharaf dikenal sebagai sistem morfologi dalam bahasa Arab. Kata lain dari ilmu sharaf adalah ilmu tashrif.
Tashrif yaitu perubahan bentukan kata tertentu ke dalam bentukan-bentukan lain berdasarkan pola-pola yang sudah baku. Tashrif dalam bahasa Arab umumnya terbagi ke dalam dua bagian, yaitu tashrif lughawi dan ishtilahi. Tashrif lughawi adalah perubahan bentukan kata berdasarkan kata ganti (dhamir) yang jumlahnya ada 14, sedangkan tashrif ishtilahi adalah perubahan kata berdasarkan jenis bentukan (sighah).(3) Sementara al-Kailani mendefinisikan ilmu sharaf sebagai suatu bentuk asal menjadi macam-macam bentuk untuk tujuan makna yang hanya terjadi karenanya.
Dalam bahasa Arab morfologi itu disebut ilmu al-sarf, yaitu ilmu yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata dalam bahasa Arab. Al-Ghalayaini memaparkan definisi ilmu al-sarf sebagai ilmu yang mengkaji akar kata untuk mengetahui bentuk-bentuk kata Arab dengan segala hal-ihwalnya di luar I’rab dan bina’, lebih lanjut dia berkata: sharaf adalah ilmu untuk mengetahui bentuk-bentuk kata dalam bahasa Arab berikut hal ihwalnya selain I’rab dan bina’. Dalam ilmu sharaf, kata-kata dibahas dari sisi perubahan bentuknya, i’lal, idgham dan ibdal juga hal-hal yang harus terjadi dalam pembentukan kata sebelum menjadi kalimat.
Ilmu sharaf adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang harus diketahui pertama kali oleh para pelajar agama terutama para pelajar madrasah atau pondok pesantren karena ilmu sharaf merupakan induk segala ilmu, sebab ilmu sharaf itu melahirkan bentuk setiap kalimat. Sedangkan kalimat itu menunjukan bermacam- macam ilmu. Dengan mempelajari ilmu sharaf ini bertujuan untuk memahami dan mengkaji makna al-Qur’an dan Hadits.(4)
Dalam bahasa Arab, satu kata bisa mempunyai banyak bentuk. Bentuk- bentuk itu diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi padanya, baik berupa terjadinya pergantian salah satu huruf, pemindahan atau pembuangan, dan juga perubahan harakat-harakatnya. Tetapi bukan harakat pada akhir kata yang dibahas.
Satu kata itu juga mengandung sifat shahih, mudho'af (berganda huruf) atau ‘illat, tergantung huruf yang dikandungnya.(5)
Ilmu sharaf juga disebut morfologi bahasa Arab. Morfologi mempelajari seluk- beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Morfologi dibagi menjadi dua tipe analisis, yaitu Morfologi sinkronik danMorfologi diakronik.
Morfologi sinkronik menelaah morfem-morfem dalam satu cakupan waktu tertentu, baik waktu lalu maupun waktu kini. Pada hakikatnya, morfologi sinkronik adalah suatu analisis linear, yang mempertanyakan apa-apa yang merupakan komponen leksikal dan komponen sintaktik kata-kata, dan bagaimana caranya komponen-komponen tersebut menambahkan, mengurangi, atau mengatur kembali dirinya di dalam berbagai ragam konteks. Morfologi sinkronik tidak ada sangkutpautnya atau tidak menaruh perhatian pada sejarah atau asal-usul kata dalam bahasa.
Morfologi diakronik menelaah sejarah atau asal-usul kata, dan mempermasalahkan mengapa misalnya pemakaian kata kini berbeda dengan pemakaian kata pada masa lalu.
Adapun proses morfologis, pengertian yang diberikan oleh M. Ramlan ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya.
Sharaf merupakan ilmu yang membahas semua perubahan Mufradhat dalam bahasa arab dari satu Mufradhat kepada Mufradhat yang lain, baik perubahan jumlah huruf maupun perubahan harakat selain harakat akhir karena kebutuhan akan makna yang berbeda yang diinginkan, Sementara Mufradhat dalam kamus disusun berdasarkan akar kata atau kata pokok dalam setiap Mufradhat yang diawali oleh kata pokok tersebut kemudian penyusunan selanjutnya adalah kata perubahan dari kata pokok menjadi kata lain yang jumlah hurufnya berbeda namun akarnya sama, ilmu sharaf membahas perubahan kata dari kata pokok kepada kata tambahan, sementara untuk mencari Mufrada dalam kamus harus memahami perubahan dari kata tambahan kepada kata pokok.
ilmu sharaf menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemahiran siswa mencari Mufradhat dalam kamus yaitu kamus Arab, Jika seorang siswa semakin menguasai ilmu sharaf maka ia akan semakin mahir mencari Mufradhat dalam kamus, begitupun sebaliknya jika siswa kurang bahkan tidak menguasai ilmu sharaf maka ia semakin kesulitan mencari bina’ dalam kamus.
---------------------------------------------
1Ahmad Warson Munawwir, AL-MUNAWWIR KAMUS ARAB-INDONESIA, (Surabaya : Pustaka Progresif, 1997), h.774
2Ahmad Fauzan Zein Muhammad, al-qowa’id al-shorfiyyah, (Kudus : menara Kudus, tt), h.2
3Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya offset, 2011), h.69-70
4H.M. Abdul Manaf Hamid, Pengantar Ilmu Shafar isthilahi lughawi, (Surabaya : PP. Fathul Mubtadiin,1993), h.iii
5A. Idhoh Anas, ILMU SHOROF LENGKAP (Morphologi Bahasa Arab), (Pekalongan : Penerbit Al-Asri, 2009), cet.2, h.2
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar