3 Fungsi Motivasi secara garis besar


Fungsi Motivasi
Fungsi Motivasi


Fungsi Motivasi yaitu untuk menggerakkan Atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan seorang Guru adalah menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul rasa keinginan dan semangat yang kuat dalam belajar sehingga tujuan dari pembelajaran sesuai dengan apa yang di harapkan

Secara garis besar Oemar Hamalik ( 1992 ) menjelaskan ada 3 fungsi Motivasi


(1) Mendorong manusia agar untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

(2) Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang akan hendak dicapai. Dengan demikian Motivasimemberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

(3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Menurut Sardiman, AM. fungsi motivasi antara lain, yakni :

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi;

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan

Menurut Syaiful Bahri Djamarah ada 3 fungsi motivasi, yakni :

1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.

2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung,yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.

3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan

Secara singkat bahwa motivasi itu diberikan untuk :

a. Membangkitkan minat belajar siswa

b. Memberikan kesempatan kepada siswa dalam memperoleh hasil yang lebih baik.

c. Memberikan penguatan kepada siswa.

d. Melaksanakan evaluasi.


Kenneth H. Hover mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut.
1) Pujian lebih efektif daripada hukuman. Suatu Hukuman bersifat menghentikanperbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan. Karena itu pujian besar nilainya bagi motivasi belajar murid.
2) Semua murid mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan. Kebutuhan-kebutuhan menyatakan diri dalam berbagai bentuk yang berbeda. Murid-murid yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan di dalam motivasi dan disiplin. 3
3) Motivasi yang berasal dari dalam diri individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar. Sebabnya karena kepuasan yang diperoleh oleh individu itu sesuai dengan ukuran yang ada dalam diri murid sendiri.
4) Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan usaha pemantauan (reinforcement). Apabila sesuatu perbuatan belajar mencapai tujuan maka terhadap perbuatan itu perlu segera diulang kembali setelah beberapa menit kemudian, sehingga hasilnya lebih mantap. Pemantapan perlu dilakukan dalam setiap tingkatan pengalaman belajar.
5) Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain Guru yang berminat tinggi dan antusias akan menghasilkan murid murid yang juga berminat tinggi dan antusias pula. Demikian murid yang antusias akan bisa mendorong motivasi murid-murid lainnya.
6) Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi. Apabila seseorang telah menyadari tujuan yang hendak dicapainya maka perbuatannya ke arah itu akan lebih besar daya dorongannya.
7) Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru. Apabila murid diberi kesempatan menemukan masalah sendiri dan memecahkannya sendiri maka akan mengembangkan motivasi dan disiplin lebih baik.
8) Pujian-pujian yang datangnya dari luar (externalreward) kadang kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya.
9) Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif untuk memelihara minat murid Cara mengajar yang bervariasi ini akan menimbulkan situasi belajar yang menantang, dan menyenangkan seperti halnya bermain dengan alat permainan yang berlainan.
10) Manfaat minat yang telah dimiliki oleh murid adalah bersifat ekonomis Minat khusus yang telah dimiliki oleh murid, minatnya bermain bola basket, akan mudah ditransferkan kepada minat dalam bidang studi atau dihubungkan dengan masalah tertentu dalam bidang studi.
11) Kegiatan-kegiatan yang akan dapat merangsang minat murid-murid yang kurang mungkin tidak ada artinya (kurang berharga) bagi para siswa yang tergolong pandai. Hal ini dikarenakan sebab berbedanya tingkat abilitas di kalangan siswa. Karena itu, guru yang hendak membangkitkan minat murid muridnya supaya menyesuaikan usahanya dengan kondisi-kondisi yang ada pada mereka.
12) Kecemasan yang besar menimbulkan kesulitan belajar. Kecemasan ini yang akan mengganggu perbuatan belajar siswa, sebab akan mengakibatkan pindahnya perhatiannya kepada hal lain. sehingga kegiatan belajarnya menjadi tidak efektif.
13) Kecemasan dan frustrasi yang lemah dapat membantu belajar, dapat juga lebih baik Keadaan emosi yang lemah dapat menimbulkan perbedaan yang lebih energik, kelakuan yang lebih hebat.
14)  Apabila tugas tidak terlalu sukar dan apabila tidak ada maka frustrasi secara cepat menuju ke demoralisasi. Karena terlalu sulitnya tugas itu maka akan menyebabkan murid murid melakukan hal-hal yang tidak wajar sebagai manifestasi dari frustrasi yang terkandung di dalam dirinya.
15) Setiap murid mempunyai tingkat-tingkat frustrasi toleransi yang berlainan. Ada murid yang karena kegagalannya justru menimbulkan incentive tetapi ada siswa yang selalu berhasil malahan menjadi cemas terhadap kemungkinan timbulnya kegagalan, misalnya tergantung pada stabilitas emosinya masing-masing.
16) Tekanan kelompok murid (per grup) kebanyakan lebih efektif dalam motivasi daripada tekanan paksaan org dewasa.
17) Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas murid.Dengan teknik mengajar yang tertentu motivasi murid-murid dapat ditujukan kepada kegiatan-kegiatan kreatif. Motivasi yang telah dimiliki oleh murid apabila diberi semacam penghalang seperti adanya ujian yang mendadak, peraturan-peraturan sekolah, dan lain-lain maka kegiatan kreatifnya akan timbul sehingga ia lolos dari penghalang tadi.

Motivasi adalah Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai. Jhon P. Campbell menambahkan definisinya bahwa Motivasi mencakup didalamnya arah atau tujuan tingkah laku kekuatan respond dan kegigihan. Dan akhimya membentuk suatu konsep seperti Drive (dorongan), Need (Kebutuhan),Incentive(Rangsangan),Reward (Ganjaran),Reinforcement (penguatan), GoalSetting (Ketetapan Tujuan) expectancy (Harapan).

Motivasi terbagi menjadi 2 bentuk yaitu
  • Motivasi interistik yaitu motivasi yang timbul dari diri seseorang.
  • Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang didapat dari luar / usaha pembentukan dari orang lain.

Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber.Semangat motivasi siswa yang rendah bisa menjadilebih baikataupun sebaliknya dapat dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhinya. Kemudian yang menjadi pertanyaanadalah apakah yang menggerakkan motivasi?, Berapa lama kekuatan motivasi mempengaruhi kegiatan belajar? dan  dapatkahkekuatan tersebut dipelihara?
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. 

Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. 

Dalam motivasi terkandung adanyakeinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Koeswara, 1989;Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs&Telfer, 1987).
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan,(ii) dorongan, dan (iii) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasaada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.

 Sebagai ilustrasi, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran yang lengkap. la merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakannya tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya. 

Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Sebagai ilustrasi, siswa kelas tiga SMA memiliki harapan untuk dapat diterima sebagai mahasiswa fakultas teknik. Siswa tersebut memperoleh hasil belajar rendah pada mata pelajaran matematika, fisika, dan kimia dalam ulangan bulan kesatu.

 Menyadari hal ini, maka siswa tersebut mengambil kursus tambahan dan belajar lebih giat. Pada ulangan kedua hasil belajarnya bertambah baik. Menyadari hasil belajar bertambah baik tersebut, maka semangat belajar siswa semakin tinggi. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Pada kasus siswa mengambil kursus dan bersemangat belajar tinggi tersebut menunjukkan bahwa siswa bertujuan lulus SNMPTN dan diterima di fakultas teknik(Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs&Telfer, 1987)

Lama kekuatan mental dalam diri individu adalah sepanjangtugas perkembangan manusia. Menurut Havighurst tugas-tugas perkembangan tersebut meliputi masa bayi, anak sekolah, masa muda, masa dewasa muda, usia tengah baya, dan masa dewasa lanjut. Siswa SLTP dan SLTA memikul tugas perkembangan masa muda. Dalam masa ini siswa belajar menerima peran di komunitasnya, belajar secara bertanggung jawab demi masa depan sendiri, dan belajar berbagai keterampilan. hidup (Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989).

Menurut Monks, kekuatan mental atau kekuatan motivasi tersebut dapat dipelihara. Perjalanan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar dapat diperkuat dan dikembangkan. Menurut Monks, paham-pahaminteraksionis, paham tugas perkembangan, dan teori emansipasimengakui pentingnya pemeliharaan kekuatan motivasi belajar. Dorongan dari dalam atau kekuatan mental dan pengaruh dari luar berpengaruh pada kemajuan individu. Interaksi kekuatan mental dan lingkungan luar tersebut ditentukan pula oleh respons dan prakarsa pribadi pelaku(Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989; Koeswara, 1989; Biggs Telfer,1987).

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar