Masalah Dalam Belajar Dan Pembelajaran


Masalah Dalam Belajar Dan Pembelajaran
Masalah Dalam Belajar Dan Pembelajaran



A.FAKTOR FAKTOR INTERN BELAJAR



Ditemukan dalam interaksi belajar mengajar bahwa proses belajar yang dilakukan oleh seorang siswa merupakan kunci keberhasilan belajar, 
    Aktivitas mempelajari bahan belajar tersebut memakan waktu. Lama waktu dalam mempelajari tergantung pada jenis dan sifat bahan. Lama waktu untuk mempelajari tergantung pada kemampuan siswa. Apabila bahan belajarnya sukar, dan siswa kurang mampu, maka dapat diduga bahwa proses belajar memakan waktu yang lama. Sebaliknya, apbila bahan belajar mudah, dan siswa berkemampuan tinggi, maka proses belajar memakan waktu singkat.

    menurut Burton (1952), variabel yang mempengaruhi proses belajar mengajar dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa 
Faktor-faktor dari dalam diri siswa, antara lain 
1.Kelemahan fisik, seperti tidak berkembangnya susunan syaraf pusat karena cacat atau sakit, kurang berkembangnya panca indera sehingga menyulitkan proses interaksi, menderita penyakit menahun, dan ketidakseimbangan perkembangan dan reproduksi. 
2.Kelemahan-kelemahan mental, seperti cacat mental, kurang semangat, serta pengalaman-pengalaman traumatis.
3. Kelemahan-kelemahan emosional, seperti rasa tidak aman, phobia, maupun ketidakmatangan.
4.Kelemahan-kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan yang salah, seperti banyak melakukan kegiatan yang bertentangan dengan aktivitas sekolah 
5.Tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan, seperti membaca, menghitung, dsb.
Faktor-faktor dari luar diri siswa, antara lain 
1.Kurikulum yang seragam,
2. bahan dan buku sumber yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan. Beban belajar-mengajar yang terlalu berat bagi siswa dan guru. 
3. Populasi siswa yang terlalu besar dalam kelas.

4.Terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler 

5.Kekurangan gizi.

B.FAKTOR FAKTOR EKSTERNAL


     faktor eksternal , yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.

1.Faktor yang berasal dari orang tua


  Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah bagaimana cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Ada beberapa cara orang tua dalam mendidik anaknya. Namun yang dianggap sesuai dengan kepemimpinan Pancasila lebih pantas Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak, tidak akan masuk terlalu dalam. 
     Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan mendidik dengan"ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayanı" Dalam kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua mendidik dengan kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar.

2 Faktor yang berasal dari sekolah


     Faktor yang berasal dari lingkungan sekolah, bisa berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajar. Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatiannya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan, kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan orang lain Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar

3 Faktor yang berasal dari masyarakat


      Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat dianggap sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi

C. CARA CARA MENENTUKAN MASLAH MASALAH BELAJAR


1.Pengamatan Perilaku Belajar


  Guru selaku yang bertindak membelajarkan dengan mengajar. Guru selaku pengamat, melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa dalam pengamatan tersebut guru juga mewawancarai siswa atau teman belajar jadi ada perbedaan peran guru, yaitu peran membelajarkan dan peran pengamat untuk menemukan masalah-masalah belajar bila masalah siswa ditemukan, maka sebagai pendidik, guru berusaha membantu memecahkan masalah belajar. 
Peran pengamatan perilaku belajar dilakukan sebagai berikut: 
1.Menyusun rencana pengamatan, seperti tindak belajar berkelompok atau belajar sendiri, atau yang lain. 
2.Memilih siapa yang akan diamati, meliputi beberapa orang siswa. 
3. Menentukan berapa lama berlangsungnya pengamatan, seperti dua, tiga atau empat bulan. 
4.Menentukan hal-hal apa yang akan diamati, seperti cara siswa membaca, cara menggunakan media belajar, prosedur, dan cara proses belajar sesuatu. 
5.Mencatat hal-hal yang diamati. 
6.Menafsirkan hasil pengamatan. Untuk memperoleh informasi tentang pengamatan perilaku belajar tersebut, bila perlu guru melakukan wawancara pada siswa tertentu, untuk mempermudah pengamatan, pada tempatnya guru menggunakan lembar pengamatan perilaku belajar. (Semiawan, et.al, 1987; Biggs & Telfer, 1987.)

2.Analisis Hasil Belajar


Analisis hasil belajar siswa merupakan pekerjaan khusus. Karena Hal ini pada tepatnya dikuasai dan dikerjakan oleh guru dalam melakukan analisis hasil belajar pada tempat guru melakukan langkah-langkah berikut
a.Merencanakan analisis mulai sejak awal semester, sejalan dengan desain instruksional 
b. Merencanakan jenis-jenis pekerjaan siswa yang dipandang sebagai hasil belajar sebagai ilustrasi hasil ujian atau pokok bahasan mana yang dijadikan kajian
c.Merencanakan jenis-jenis kegiatan ujian dan alat evaluasi, kemudian menganalisis kepantasan jenis ujian dan alat evaluasi tersebut 
d. Mengumpulkan hasil belajar siswa, baik itu yang berupa jawaban ujian tulis, ujian lisan dan karya tulis maupun benda  
e.melakukan analisis secara statistik tentang angka-angka perolehan ujian dan mengategori karya-karya yang tidak bisa diangkakan, 
f.mempertimbangkan hasil pengamatan pada kegiatan belajar siswa; perilaku belajar siswa tersebut dikategorikan secara ordinal, 
g.mempertimbangkan tingkat kesukaran bahan ajar bagi kelas, yang dibandingkan dengan program kurikulum yang berlaku, 
h.memperhatikan kondisi-kondisi ekstern yang berpengaruh atau diduga ada pengaruhnya dalam belajar, 
i.guru juga melancarkan suatu angket evaluasi pembelajaran pada siswa menjelang akhir semester, pada angket tersebut dapat ditanyakan tanggapan siswa tentang jalannya proses belajar-mengajar dan kesukaran bahan belajar. Dengan analisis tersebut, guru mengambil kesimpulan tentang hasil belajar kelas dan individu. (Winkel, 1991:325-37 ; Biggs & Telfer, 1987:459-506.)

3.Tes Hasil Belajar


Untuk mengetehaui hasil belajar sekiranya perlu diadakan tes untuk mengukur tingkat keberhasilan. adapun jenis tes yang digunakan umumnya digolongkan sebagai tes lisan dan tes tertulis. Tes tertulis terdiri dari tes esai dan tes objektif ,Tes lisan memiliki kelebihan kelebihannya adalah yaitu 
     Tes lisan memiliki kelebihan. Kelebihannya adalah 
(i)penguji dapat menyesuaikan bahasa dengan tingkat daya tangkap siswa, 
(ii)penguji dapat mengejar tingkat penguasaan siswa tentang pokok bahasan tertentu, dan 
(iii)siswa dapat melengkapi jawaban lebih leluasa 
Kelemahannya adalah 
(i)penguji dapat terjerumus pada kesan subjektif atas perilaku siswa, dan
(ii)memerlukan waktu yang lama. Tenggang waktu masih dapat diatasi. 
Tes tertulis memiliki kelebihan. Kelebihannya adalah 
(i)penguji dapat menguji banyak siswa dalam waktu terbatas, 
(ii)objektivitas pengerjaan tes terjamin dan mudah diawasi,
(iii)penguji dapat menyusun soal-soal yang merata pada tiap pokok bahasan, 
(iv)penguji dengan mudah dapat menentukan standar penilaian, dan 
(v)dalam pengerjaan, siswa dapat memilih menjawab urutan soal sesuai kemampuannya. 
Kelemahannya adalah 
(i)penguji tidak sempat memperoleh penjelasan tentang jawaban siswa, 
(ii)rumusan pertanyaan yang tak jelas menyakit kan siswa, dan 
(iii)dalam pemeriksaan dapat terjadi subjektivitas penguji. 
Tes esai memiliki kelebihan. Kelebihannya adalah 
(i)penguji dapat menilai dan meneliti kemampuan siswa bernalar, dan (
(ii)bila cara memberi angka ada kriteria jelas maka dapat menghasilkan data objektif. 
Kelemahannya adalah 
(i)jumlah soal sangat terbatas dan kemungkinan siswa berspekulasi dalam belajar, serta 
(ii) objektivitas pengerjaan dan pembinaan sukar dilakukan. 
Tes objektif memiliki kelebihan. Kelebihannya adalah 
(i)penguji dapat membuat soal yang banyak dan meliputi semua pokok bahasan, 
(ii)pemeriksaan dapat dilakukan secara objektif dan cepat, 
(iii)siswa tak dapat berspekulasi dalam belajar, serta 
(iv) siswa yang tak pandai menjelaskan dengan bahasa yang baik tidak terhambat. 
Kelemahannya adalah
(i)kemampuan siswa bernalar tidak tertangkap, 
(ii)penyusunan tes memakan waktu lama, 
(iii)memakan dana besar, 
(iv)siswa yang pandai menerka jawaban dapat keuntungan, dan 
(v)pengarsipan soal sukar dan memungkinkan kebocoran.

Tes hasil belajar adalah alat untuk membelajarkan siswa Meskipun demikian keseringan penggunaan tes tertentu akan menimbulkan kebiasaan tertentu. Artinya, jenis tes tertentu akan membentuk jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik tertentu. Sebagai ilustrasi, uji kemampuan afektif seperti penilaian sikap pada PMP tidak dapat diuji dengan menggunakan tes objektif atau dengan memilih isian benar atau salah. Pada tempatnya guru mempertimbangkan dengan saksama kebaikan dan kelemahan jenis tes hasil belajar yang digunakan. 

     Tes hasil belajar dapat digunakan untuk 
(i) menilai kemajuan belajar, dan 
(ii) mencari masalah-masalah dalam belajar. Untuk menilai kemajuan dalam belajar, pada umumnya penyusun tes adalah oleh guru sendiri. Untuk mencari masalah-masalah dalam belajar, sebaiknya penyusun tes adalah tim guru bersama-sama konselor sekolah. Oleh karena itu, pada tempatnya guru profesional memiliki kemampuan melakukan penelitian secara sederhana. (Winkel, 1991; Biggs Telfer, 1987.)


Sumber
Mudjiono &Dimyati,  Belajar dan pembelajaran,  jakarta: rineka cipta, 2006
Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar