Fase Dan Tahap Tahap Menulis


Fase Dan Tahap Tahap pada Penulisan
Fase Dan Tahap Tahap pada Penulisan

 apa saja pada setiap fase penulisan itu? . Untuk mempermudah memahami uraian ini, kaitkanlah dengan pengalaman Anda dalam menulis atau mengarang.

1. Tahap Prapenulisan

Tahap ini merupakan fase persiapan menulis. Lalu. apakah menulis atau mengarang perlu persiapan? Jika ya, apa saja yang harus dipersiapkan Menurut Anda sendiri, bagaimana?

Hampir semua orang mengalami fase persiapan dalam mengarang. Terlepas, apakah hal itu disadari atau tidak. Ketika sebelum menulis dia berpikir, "Saya mau menulis tentang apa? Kira-kira, apa saja isi tulisan itu?". maka sebenarnya dia sedang berada pada fase persiapan tersebut. Tetapi, semakin ilmiah dan kompleks isi sebuah tulisan, biasanya penulis mempersiapkannya terlebih dahulu dalam bentuk rancangan karangan: Mengapa demikian?

Penulis pada umumnya penulis, terlebih lagi penulis pemula seperti kita, hampir tidak pernah memiliki ide, informasi, atau pengetahuan yang benar benar lengkap. siap, dan sudah tersusun secara sistematis, mengenai topik yang akan ditulis. Untuk itu, diperlukan untuk mencari dan membaca informasi tambahan dan berbagai sumber, serta mengolah dan menyistematiskannya, sehingga tulisan kita memiliki fokus, tajam, tidak dangkal, tidak kering, teratur, dan enak dibaca Menurut Proett dan Gill (1986). tahap persiapan ini merupakan fase mencari, menemukan, dan mengingat kembali pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh dan diperlukan penulis. Tujuannya adalah untuk mengembangkan isi serta mencari kemungkinan-kemungkinan lain dalam menulis sehingga apa yang akan dituliskan dapat disajikan dengan baik

Dengan demikian, tulisan yang dihasilkan pun akan lebih mengena, sesuai dengan yang diharapkan Kegiatan pada fase prapenulisan itu tampaknya sepele. Padahal, tanpa persiapan yang baik, proses menulis akan sangat tidak efisien. Kegiatan menulis sudah mulai dilakukan, tetapi kita masih bolak-balik memperbaiki rancangan tulisan termasuk kerangka karangan, serta mencari referensi. Lalu, kapan jadinya itu tulisan. Keadaan ini pula yang kerap menyeret penulis pemula pada kefrustrasian

Contoh lain, ketika kita akan menulis, rasanya begitu banyak ide untuk dituliskan. Ide-ide itu berseliweran di kepala kita. Tetapi, beberapa saat ketika kegiatan mengarang sudah dimulai, kita termangu. Berhenti menulis. Mengapa? Ide-ide yang semula berjubel di kepala kita, hilang entah ke mana. Lagi-lagi. penyebabnya karena orang itu kurang persiapan dalam menulis? Kalau Anda mengalami kondisi seperti itu, lalu apa yang akan Anda lakukan selanjutnya? 

Fase prapenulisan terdiri dari sejumlah kegiatan seperti berikut.

a.menentukan topik

 Topik adalah pokok persoalan atau inti permasalahan yang menjiwai seluruh karangan. Untuk mencari topik karangan biasanya kita mengajukan pertanyaan seperti. "Saya mau menulis tentang apa? Apakah yang akan saya tulis?" Nah, jawaban atas pertanyaan itu merupakan topik karangan. 

Bagi sebagian orang yang sudah terbiasa menulis, memilih dan menentukan topik mungkin bukan hal yang sulit. Tetapi, bagi para penulis pemula, hal itu merupakan persoalan tersendiri. Masalah yang kerap muncul dalam memilih topik di antaranya sebagai berikut.

1) Banyak pilihan topik dan semua topik menarik, serta memiliki informasi yang cukup tentang topik-topik tersebut. Jika kita menghadapi persoalan ini, pilihlah topik yang paling sesuai dengan tujuan kita menulis saat itu. 

2) Banyak pilihan topik dan semua topik menarik, tetapi pengetahuan tentang topik-topik itu serba sedikit. Jika kita mengalami masalah ini, pilihlah topik yang paling dikenal paling mudah mencari informasi pendukungnya, serta paling sesuai dengan tujuan kita menulis saat itu. 

3) Sama sekali tidak memiliki ide tentang topik yang menarik. Atau, kita tidak memiliki arah, fokus, atau sisi menarik dari topik yang akan ditulis. Kasus seperti ini kerap terjadi pada kegiatan menulis sebagai tugas. misalnya tugas kuliah. Jika kita mengalami hal itu, berdiskusilah dan mintalah saran dari orang lain, membaca referensi (buku, majalah, surat kabar. jurnal, dan internet). atau melakukan pengamatan terhadap peristiwa yang dapat menginspirasi kita.

4) Terlalu ambisius karena luas dan rumitnya jangkauan topik yang dipilih "Penyakit ini kerap menghinggapi para penulis pemula. Begitu banyak hal yang ingin disampaikan. Begitu ideal isi tulisan yang dia bayangkan Sementara itu, waktu, pengetahuan, dan akses terhadap informasi atau referensi sangat terbatas. Akibatnya, fokus tulisan tidak jelas, isi tulisan menjadi dangkal, dan ketuntasan sajian menjadi terganggu. Untuk mengatasi persoalan ini, kita harus pandai mengukur kesanggupan diri dengan memperhatikan waktu, ketersediaan sumber, dan kemampuan

b. Menentukan tujuan menulis

Setelah memperoleh topik, langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan penulisan. Untuk memperoleh tujuan penulisan, Anda dapat melontarkan pertanyaan. "Mengapa saya menulis dengan topik ini? Dalam rangka apa saya menulis topik ini? Apa tujuan saya menulis dengan topik ini?"

Hati-hati, dalam merumuskan tujuan menulis. Jangan sampai tertukar dengan harapan kita sebagai penulis atau manfaat yang akan diperoleh pembaca dari tulisan kita.

c. Memperhatikan sasaran karangan

 Kita berharap tulisan kita akan dibaca, dipahami, dan direspons oleh pembaca Untuk itu. kita harus mengetahui dan memperhatikan siapa pembaca tulisan kita. Kita harus mengerti bagaimana tingkat pendidikan dan status sosialnya, serta apa yang diperlukannya. Dengan kata lain, tulisan kita harus disesuaikan dengan tingkat sosial, pengalaman, pengetahuan, dan kebutuhan pembaca. Bukankah bagi mereka tulisan kita diperuntukkan? Britton menyatakan bahwa keberhasilan menulis dipengaruhi oleh ketepatan pemahaman penulis terhadap pembacanya (Britton, 1975) Pemahaman itu akan membantu penulis untuk memilih informasi serta cara penyajian yang sesuai dengan pembacanya. Alasan ini pulalah yang membuat kita harus berulang-ulang membaca apa yang telah kita tulis. Kadang kalau membaca sendiri rasanya tulisan kita sudah runtut dan mudah dipahami. Padahal, belum tentu jika dibaca orang lain. Hal itu pulalah yang mendorong kita untuk meminta orang lain membaca tulisan yang telah kita buat

d. Mengumpulkan informasi pendukung 

Saudara, kita tidak akan pernah dapat menulis sesuatu hal dengan baik kalau kita tidak memiliki informasi yang cukup tentang hal atau substansi yang kita tulis. Karena apa yang akan ditulis tidak selalu siap dan lengkap. maka sebelum menulis kita perlu mencari, mengumpulkan, mempelajari, dan memilih informasi yang dapat memperluas, memperdalam, dan memperkaya isi tulisan Sumbernya dari mana? Banyak! Dapat dari buku, majalah, surat kabar, jurnal, hasil penelitian, atau internet. Dapat juga dengan bertanya, berdiskusi, serta melakukan wawancara atau pengamatan.

Tanpa informasi yang memadai, maka tulisan yang dihasilkan akan dangkal dan tidak bermakna. Isi tulisan mungkin terlalu umum atau usang karena umumnya pembaca telah mengetahuinya, bahkan lebih baik dari apa yang tersaji dalam tulisan yang kita buat. Karena itulah. penelusuran, pengumpulan, dan pengkajian informasi sebagai bahan tulisan sangat diperlukan

Lalu, kapan informasi itu dikumpulkan? Hal itu dilakukan sebelum, sewaktu, dan setelah kegiatan menulis atau mengarang. Namun demikian, akan sangat baik apabila informasi yang relevan dengan topik karangan dapat dicari, dipelajari, dan dipahami sebelum fase penulisan. Ini dimaksudkan agar proses penulisan tidak banyak terganggu.

e. Mengorganisasikan ide dan informasi

 Ketika akan membangun rumah, apa yang Anda lakukan? Pasti Anda akan menjawab membuat desain atau sketsa rumah. Dalam desain itu akan tergambar di mana letak ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, ruang tidur, dapur, dan kamar mandi, serta berapa ukuran masing-masing ruangan tersebut Mungkin Anda membuatnya sendiri atau meminta bantuan orang lain Mungkin Anda menuangkan desain itu dalam bentuk gambar, atau hanya menyimpannya di kepala Anda. Sesederhana apa pun desain yang Anda buat. Anda telah memiliki panduan tentang rumah yang Anda ingin bangun. Tetapi, mengapa Anda harus membuat desain? Jawabannya mungkin bermacam-macam. Tetapi intinya, keberadaan desain rumah itu dimaksudkan agar orang yang membangun rumah mempunyai panduan atau acuan sehingga tidak kebingungan. Kegiatan membangun rumah pun tidak banyak kekeliruan, sehingga harus bongkar pasang karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.

2. Tahap Penulisan

Anda telah melewati fase penulisan memilih topik, tujuan, dan sasaran karangan, mengumpulkan bahan, serta menyusun rencana karangan Kini Anda telah siap untuk menulis karangan. Mulailah menulis dengan mengembangkan gagasan demi gagasan atau batir demi butir pokok pikiran yang terdapat dalam kerangka karangan.

Sebagaimana kita ketahui, struktur karangan itu terdiri dari bagian awal isi, dan akhir atau penutup. Bagian awal karangan berfungsi untuk memperkenalkan, memberikan gambaran, dan sekaligus menggiring pembaca akan tulisan kita. 

Bagian ini sangat menentukan pembaca apakah dia akan menghentikan atau melanjutkan kegiatan bacanya. Oleh karena itu, banyak penulis, terutama penulis pemula, menemui kesulitan dalam menulis bagian awal ini. Bahkan, ketika membuat kalimat pertama. Apakah Anda juga mengalami hal itu dalam mengarang?

Bagian isi menyajikan bahasan tentang inti karangan. Di dalamnya dikupas pelbagai pokok pikiran karangan berikut hal-hal yang memperjelas atau mendukungnya, seperti penjelasan, contoh, ilustrasi, dan data. Bagian akhir karangan biasanya digunakan untuk memberikan penekanan secara ringkas atas ide-ide penting yang tersaji dalam isi karangan. Bagian ini berisi kesimpulan, dan kadang disertai dengan rekomendasi atau tindak lanjut yang diperlukan

Dalam menulis karangan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama bagi penulis pemula

a. Mengambil keputusan tentang seberapa dalam dan luas isi tulisan kita.
 jenis informasi yang disuguhkan, serta penyajiannya. Tentu saja, keputusan itu harus diselaraskan dengan topik. tujuan corak dan pembaca karangan. 

b. Menulis adalah sebuah proses. 
Tidak banyak orang yang sekali menulis dapat menghasilkan tulisan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu. tulislah dan tulislah hingga buram (draft) karangan selesai. Abaikan dulu kekurangan dan kesalahan yang ada. Nanti juga ada waktunya untuk menyunting dan memperbaiki. Sebab, jika setiap selesai satu atau dua alinca lalu Anda baca, lalu diperbaiki atau bahkan diganti, maka tulisan Anda tidak pernah utuh dan tidak pernah selesai. Anda dapat frustrasi Kalau Anda memiliki ide baru atau tambahan, buatlah catatan pada bagian mana ide baru atau tambahan tulisan itu dicantumkan.

3. Tahap Pascapenulisan


Fase pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan karangan. Pada fase ini dilakukan kegiatan penyuntingan dan perbaikan Penyuntingan mengacu pada aktivitas membaca ulang, memeriksa, dan menilai ketepatan isi, penyajian, maupun bahasa sebuah buram (draft) karangan. Tujuannya ialah untuk menemukan informasi mengenai unsur unsur karangan yang masih memerlukan perbaikan. Sementara itu, perbaikan (revisi) dilakukan berdasarkan hasil penyuntingan. Kegiatan perbaikan dapat berupa penambahan penggantian penghilangan, pengubahan, penyusunan kembali unsur-unsur karangan.

Tingkat perbaikan yang dilakukan penulis bervariasi. Bisa perbaikan berat, sedang, atau ringan. Revisi ringan biasanya disebabkan oleh kesalahan-kesalahan mekanik bahasa, seperti persoalan ejaan dan pungtuasi. Kegiatan perbaikan biasanya dilakukan bersamaan dengan penyuntingan Revisi sedang biasanya tidak hanya disebabkan oleh mekanika bahasa, tetapi juga pengalimatan atau pengalineaan yang tidak pas, peletakan uraian yang kurang sesuai. ilustrasi dan penjelasan yang keliru, atau kekurangan substansi Kegiatan perbaikan dapat dilakukan bersamaan dengan penyuntingan atau setelah penyuntingan selesai. Sementara itu, revisi berat biasanya berkaitan dengan adanya kekurangan atau kesalahan yang parah pada berbagai elemen karangan. Perbaikan yang diperlukan bersifat mendasar dan menyeluruh. 

Kegiatan revisi seperti ini biasanya dilakukan dengan penulisan kembali karangan (rewrite)

Lalu, bagaimana melakukan kegiatan penyuntingan dan perbaikan Langkah-langkah yang perlu dilakukan ialah:
a.membaca keseluruhan karangan; 
b menandai hal-hal yang perlu diperbaiki:
c. memberikan catatan bila ada hal-hal yang harus diubah, diganti. ditambahkan, atau disempurnakan; serta
d. melakukan perbaikan sesuai dengan temuan ketika penyuntingan dilakukan.



Keterampilan Menulis, M. Yunus dkk., 2013, universitas terbuka hal. 1.27-1.36

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar