Legenda Wadu Ntada Rahi


 

Legenda Wadu Ntada Rahi

Di jaman dahulu kala, hiduplah sepasang suami istri dan kedua anak mereka di pesisir pantai Lakey. Keseharian suaminya adalah sebagai seorang nelayan. Mereka hidup rukun dan bersahaja. Meski hidup pas-pasan dari hasil melaut, mereka cukup bahagia.

Suatu hari, sang suami meminta ijin kepada istrinya untuk pergi berlayar (Lao Loja) ke tanah seberang. Sang suami bermaksud ingin merubah nasib mereka dengan mencari keberuntungan yang lebih baik di negeri orang.

Meski berat, maka dengan diiringi tangisan istri dan kedua anaknya, berangkatlah sang suami.

"Ai na lao impi sa e ......" harap istrinya sesenggukan. 

Sang suami hanya sanggup mengangguk haru. Apaboleh buat, tanpa kita sendiri berusaha, nasib tidak akan berubah, batinnya.

Maka berlabuhlah sang suami.

Istri dan kedua anaknya memandangi kepergian orang yang mereka sayangi sampai kapalnya menghilang dari pandangan mata.

Hari demi hari menunggu, sang suami belum juga kembali. Tidak ada kabar berita. Setiap hari sang istri dan kedua anaknya memandang ke arah pantai sembari berharap sang suami tiba-tiba kembali dari berlayar. Setiap hari, jika fajar mulai menyingsing, istri dan kedua anaknya dengan setia menunggu di pantai sambil mencari keong-keong yang bisa dimakan atau sesekali memancing ikan. saat matahari mulai terik barulah mereka kembali ke rumah, kemudian kembali lagi di sore harinya sampai matahari berangkat senja.

Sampai di suatu hari, diujung keputusasaannya, sang istri menangis bersama kedua anaknya di pinggir pantai sambil memandang ke arah berlayarnya sang suami. Kesedihan yang mendalam membuat mereka tidak menyadari air laut telah pasang dan menenggelamkan mereka. 

Warga pesisir baru menyadari kejadian tersebut saat mereka tidak dapat melakukan apa-apa untuk menolong. Dari tempat sang istri dan kedua anaknya itu tenggelam, muncullah batu bersusun tiga, ibarat istri dan kedua anaknya yang sedang berdiri. sehingga warga sekitar menamakan batu tersebut dengan nama Wadu Ntada Rahi'



Catatan : 

Aina       : Jangan

Lao        :  Pergi

Impi       :  Selamanya

Wadu    :  Batu

Ntanda  : Memandang

Rahi      : Suami


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar