Prinsip dan jenis observasi dalam konteks PTK (penelitian tindakan kelas )
Jenis observasi ptk |
Secara sederhana, observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Oleh karena itu, penggunaan istilah observasi dan pengamatan sering dipertukarkan. Khusus dalam konteks PTK, observasi mempunyai makna yang sangat khas, yang membedakannya dari observasi dalam penelitian formal. Berkaitan dengan ini, observasi yang baik mempunyai prinsip dasar atau karakteristik yang harus diperhatikan, baik oleh pengamat maupun yang diamati. Hopkins (1993) menyebutkan ada lima prinsip dasar atau karakteristik kunci observasi, yang secara singkat dapat dideskripsikan seperti berikut ini.
1) Perencanaan Bersama
Observasi yang baik diawali dengan perencanaan bersama antara pengamat dengan yang diamati, dalam hal ini antara teman sejawat yang akan membantu mengamati dengan guru yang akan mengajar. Perencanaan bersama ini bertujuan untuk membangun rasa saling percaya dan menyepakati beberapa hal seperti fokus yang akan diamati, pelajaran yang akan berlangsung, serta aturan lain seperti berapa lama pengamatan akan berlangsung, bagaimana sikap pengamat kepada siswa, dan di mana pengamat akan duduk.
2.) Fokus
Fokus pengamatan mungkin sangat luas atau umum, tetapi dapat pula sangat khusus atau spesifik. Fokus yang luas akan menyebabkan pengamat lebih banyak mengandalkan pertimbangan yang bersifat subjektif dalam menafsirkan data, sehingga tidak akan banyak manfaatnya bagi guru yang diamati, kecuali jika berbagai hal telah disepakati sebelumnya. Sebaliknya, fokus yang sempit atau spesifik akan menghasilkan data yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan profesional guru.
3) Membangun Kriteria
Observasi akan sangat membantu guru, jika kriteria keberhasilan atau sasaran yang ingin dicapai sudah disepakati sebelumnya. Misalnya, guru menargetkan akan melibatkan minimal 30 orang dari 35 orang siswanya dalam diskusi kelas. Dengan kriteria seperti ini, pengamat dapat
merekam data yang memang relevan. Atau, sebelum pengamatan, pengamat dan guru menyetujui bahwa pengamat akan merekam kebermaknaan respons siswa dengan cara mencatat kemunculannya dan Memberi komentar.
4) Keterampilan Observasi
Seorang pengamat yang baik memiliki minimal tiga keterampilan, yaitu: (1) dapat menahan diri untuk tidak terlalu cepat memutuskan dalam menginterpretasikan satu peristiwa; (2) dapat menciptakan suasana yang memberi dukungan dan menghindari terjadinya suasana yang menakutkan guru atau siswa; dan (3) menguasai berbagai teknik untuk menemukan peristiwa atau interaksi yang tepat untuk direkam, serta alat/instrumen perekam yang efektif untuk episode tertentu.
5) Balikan (Feedback)
Hasil observasi dapat dimanfaatkan jika ada balikan yang tepat, yang disajikan dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a. Diberikan segera setelah pengamatan, dalam bentuk diskusi.
b. Balikan diberikan berdasarkan data faktual yang direkam secaracermat dan sistematis.
C. Data diinterpretasikan sesuai dengan kriteria yang sudah disepakati sebelumnya.
d. Guru yang diamati diberi kesempatan pertama untuk menafsirkan data.
e.Diskusi mengarah kepada perkembangan strategi untuk membangun apa yang telah dipelajari.
Setelah membaca kelima prinsip tersebut, coba cari contoh-contoh yang mencerminkan penerapan setiap prinsip. Diskusikan contoh yang Anda temukan dengan teman sejawat.
Setelah mendiskusikan contoh-contoh penerapan yang Anda temukan, kini mari kita lanjutkan dengan jenis-jenis observasi. Dilihat dari cara melakukannya, observasi dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Observasi Terbuka
Dalam observasi terbuka, pengamat tidak menggunakan lembar observasi, melainkan hanya menggunakan kertas kosong untuk merekam pelajaran yang diamati. Dia dapat menggunakan teknik-teknik tertentu untuk merekam jalannya perbaikan sehingga dapat merekonstruksi pelajaran yang berlangsung. Jika Anda dikunjungi oleh pengawas dan pengawas mengamati Anda mengajar, apakah ada lembar observasi yang digunakan? Jika tidak, maka pengamatan yang dilakukan oleh pengawas terhadap kelas Anda dapat dikategorikan sebagai observasi terbuka. Pengawas mengamati kelas Anda kemudian membuat catatan pada kertas kosong tentang jalannya pelajaran yang berlangsung.
2) Observasi Terfokus
Berbeda halnya dengan observasi terbuka, obscrvasi terfokus secara khusus ditujukan untuk mengamati aspek-aspek tertentu dari pembelajaran. Misalnya, yang diamati kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi, dampak penguatan bagi siswa, atau jenis pertanyaan yang diajukan guru. Tentu semua fokus ini telah disepakati sebelum berlangsungnya observasi.
3) Observasi Terstruktur
Jika observasi terbuka hanya menggunakan kertas kosong sebagai alat perekam data, observasi terstruktur menggunakan instrumen observasi yang terstruktur dan siap pakai, sehingga pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda (V) pada tempat yang disediakan. Misalnya, yang direkam adalah frekuensi penguatan yang diberikan, atau jumlah pertanyaan yang diajukan, atau jumlah siswa yang menjawab secara sukarela, atau jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan. Pengamat hanya tinggal memberi tanda cek (V) setiap kali peristiwa itu muncul.
4) Observasi Sistematik
Observasi sistematik lebih rinci dari observasi terstruktur dalam kategori data yang diamati. Misalnya dalam pemberian penguatan, data dikategorikan menjadi penguatan verbal dan nonverbal. Contoh lain yang sudah dikenal amat luas adalah kategori pengamatan dari Flanders yang membagi data pengamatan menjadi tiga kategori, yaitu pembicaraan guru, pembicaraan siswa, dan sepi atau senyap.
Berdasarkan ciri-ciri keempat jenis observasi tersebut, coba diskusikan dengan teman-teman Anda, kapan saat yang tepat untuk menggunakan setiap jenis observasi.
Setelah mengerjakan tugas tersebut, Anda tentu telah dapat menentukan kapan setiap jenis observasi digunakan. Dengan demikian, Anda akan dapat menentukan jenis observasi yang akan Anda gunakan jika Anda memerlukan observasi untuk mengumpulkan data dari pembelajaran yang Anda kelola.
Semua jenis observasi mempunyai peluang untuk dipilih sesuai dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan.
Tujuan/sasaran observasi
Secara umum, observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu. Dalam penelitian formal, observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel (sahih dan handal). Data ini kemudian akan diolah untuk menjawab berbagai pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis. Dalam PTK, observasi terutama ditujukan untuk memantau proses dan dampak perbaikan yang direncanakan. Oleh karena itu, yang menjadi sasaran observasi dalam PTK adalah proses dan hasil atau dampak pembelajaran yang direncanakan sebagai tindakan perbaikan. Proses dan dampak yang teramati diinterpretasikan, selanjutnya digunakan untuk menata kembali langkah-langkah perbaikan
Prosedur observasi
Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah observasi terdiri dari tiga tahap, yaitu: pertemuan pendahuluan, observasi, dan diskusi balikan. Ketiga tahap ini sering disebut sebagai lus pengamatan, yang populer dipakai dalam supervisi klinis, baik dalam membimbing calon guru maupun dalam memberikan bantuan profesional bagi guru yang sudah bertugas. Siklus ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Mari kita kaji langkah-langkah tersebut satu persatu.
1) Pertemuan Pendahuluan
Pertemuan pendahuluan yang sering disebut sebagai pertemuan perencanaan dilakukan sebelum observasi berlangsung. Tujuan pertemuan ini adalah untuk menyepakati berbagai hal yang berkaitan dengan pelajaran yang akan diamati dan observasi yang akan dilakukan, sebagaimana yang telah Anda kaji pada prinsip pertama observasi.
Langkah-langkah dan konteks pembelajaran, fokus observasi, kriteria observasi, lama pengamatan, cara pengamatan, dan sebagainya dapat disepakati pada pertemuan pendahuluan ini. Fokus observasi misalnya siswa yang memberi respons secara sukarela, siswa yang mendapat penguatan, atau jenis pertanyaan yang diajukan oleh guru, sedangkan contoh kriteria observasi adalah: peningkatan sumber belajar yang dipakai siswa, peningkatan jumlah pertanyaan yang diajukan siswa; peningkatan rasa puas pada diri siswa, dan peningkatan jumlah siswa yang menjawab dengan benar.
2) Pelaksanaan Observasi
Sesuai dengan kesepakatan pada pertemuan pendahuluan, observasi dilakukan terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan, yang tentu saja terfokus pada perilaku mengajar guru, perilaku belajar siswa, dan interaksi antara guru dan siswa. Pengamat merekam/menginterpretasikan data sesuai dengan kesepakatan dan berusaha menciptakan suasana yang mendukung berlangsungnya proses perbaikan.
3) Diskusi Balikan
Sesuai dengan prinsip pemberian balikan, pertemuan balikan dilakukan segera setelah tindakan perbaikan yang diamati berakhir. Makin cepat pertemuan ini dilakukan makin baik, dan sebaiknya diusahakan agar pertemuan ini tidak ditunda lebih dari 24 jam. Dalam pertemuan ini, guru dan pengamat berbagi informasi yang dikumpulkan selama pengamatan, mendiskusikan/ menginterpretasikan informasi tersebut, serta mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.
sumber : IGAK Wardhani dan kuswaya wihardit, penelitian tindakan kelas, 2011, cet 11, universitas terbuka, hal...2.24
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar