Daftar Nama Sultan Kesultanan Dompu


Daftar Nama Sultan Kesultanan Dompu
Daftar Nama Sultan Kesultanan Dompu

Susunan para Sultan Sultan  yang memerintah Dompu (1545-1958)
Di tengah perjalanan sejarah di Dana Dompu, tampaknya masyarakat Dompu terus berbenah diri seiring dengan kemajuan zaman saat itu. Dari sistim pemerintahan Kerajaan (Raja) kemudian berubah menjadi sistem pemerintahan Kesultanan (Sultan). Disinilah asal muasal masyarakat Dompu mulai pertama kali mengenal Islam.

1.Sultan Syamsuddin. La Bata Na'E (1545...?)
         SULTAN SYAMSUDDIN yang punya nama asli 'LA BATA NA’E’ ini adalah putra dari Dewa Mawa'a Taho (Raja Dompu yang ke-7). Sekitar tahun 1545, La Bata Na'E memeluk İslam dan sekaligus diangkat menjadi Sultan Dompu yang pertama. Sultan Syamsuddin merupakan Sultan Dompu pertama yang dikenal sebagai Sultan yang arif dan bijaksana, beliau memerintah dengan tegas dan penuh perhatian terhadap rakyatnya. Sultan Syamsuddin di beri gelar MAWA'A TUNGGU. Di zaman pemerintahan Sultan Syamsuddin beliau juga mendirikan Masjid yang pertama kali di Dompu, lokasi Masjid yang konon terbuat dari konstruksi kayu jati berlantaikan Wadu Dimpa ukuran sekitar 40 Cm dan beratap susun tiga itu lokasinya berada di Kampung sigi (Sekarang lokasi tersebut sudah berubah menjadi Kantor Kelurahan Karijawa). Dimasa pemerintahan Sultan Syamsuddin, Dompu banyak di datangi para Ulama dan saudagar İslam yang datang dari Negeri seberang selain untuk berdagang mereka juga berdakwah agama İslam. Seperti misalnya, Syekh Hasanuddin, Syekh Abdul Salam, Syekh Magribi dan masih banyak lagi ulama-ulama kondang lainya zaman itu. Sebelum mendirikan Istana Bata (Doro Bata),Sultan Syamsuddin pernah memerintah di Istana Tonda.

2.Sultan Jamaluddin. Manuru Doro Ngao.(...?-1640)
          Sultan Dompu Bertahta di Doro Ngao (Kandai 1).

3. sultan Sirajuddin. Manuru Bata (1640-1682)
         SULTAN SIRADJUDDIN putra dari Sultan Syamsuddin, di nobatkan sebagai Sultan Dompu sebelum memasuki usia Dewasa, dan untuk sementara pemerintahan saat itu dipercayakan kepada pamannya yakni Sultan Jamaluddin, dan beliau bermukim di Makassar. Baru setelah dewasa beliau kembali untuk mengambil alih pemerintahan dari tangan pamanya akan tetapi sang paman tampaknya enggan untuk menyerahkan kekuasaan tersebut kepada keponakannya itu. Akhirnya perebutan kekuasaan terjadi dengan kekerasan, dengan bantuan pihak Kompeni (VOC). Tahun 1669 menanda tangani perjanjian politik dengan kompeni di Benteng Rotterdam Makassar.

4. Sultan Akhmad. Manuru kilo (1682-1686)
          Beliau meninggal karena di bunuh rakyat yang tidak mau tunduk terhadap Kompeni. Sekembalinya dari Batavia di beri gelar Manuru Kilo karena meninggal di wilayah Labuhan Kilo.

5. Sultan Abdul Rasul l. Manuru LaJu (1686-1701)
         di nobatkan menjadi Sultan Dompu pada tahun 1686. Sultan Abdul Rasul dikenal sebagai Sultan Dompu yang cukup cerdas arif dan bijaksana. Segala urusan selalu dilakukan dengan musyawarah dengan para Pemimpin (Rato-Rato) sebagai Menteri. Ibunda Sultan Abdul Rasul I ini adalah anak dari Raja Manggarai. 

6.SuItan Usman. Manuru Goa (1701-1702)
     BELIAU adalah Putra Sultan Abdul Rasul, memerintah tidak lama karena meninggal di Makassar, selanjutnya di beri gelar Manuru Goa.

7. Sultan Akhmad Syah. Manuru Kempo I (1702-1717)
PUTRA dari Sultan Abdul Rasul I. Meninggal di kempo setelah pulang dari Makasar. Selanjutnya di beri gelar Manuru Kempo I.

8.  Sultan Abdul Kadir. Mawa'a Alus (1717-1727)
Setelah meninggal di beri gelar Sultan ma wa’a Alus

9. Sultan Syamsuddin II. Mawa'a Sampela (1727-1737)
SULTAN Syamsuddin adalah putra Sultan Usman, Ibunya anak dari raja  Sumbawa. Diangkat menjadi Sultan Dompu ketika usia muda, hingga akhir wafatnya beliau konon tidak menikah ,kemudian di beri gelar Sultan Mawa'a Sampela.

10.Sultan Kamaluddin.(1737)
PUTRA dari Sultan Usman, tahun 1737 lari ke Sumbawa meninggalkan Tahta Dan kawin di Sumbawa. Sultan Kamaluddin lebih memilih cinta dari pada Tahta.

11.Sultan Abdul Kahar. Manuru Hi'di (1737-1746)
   Sultan Abdul Kahar pernah berperang melawan Raja Bone dan pernah mendapat hasil rampasan perang berupa Senjata Sakti, di Dompu senjata tersebut dinamakan 'BALABA' dan terdapat pula  tawanan perang Untuk tempat tinggal atau pemukiman para tawanan perang ini, Sultan Abdul Kahar membuka pemukiman baru di Dompu yang sampai saat ini dikenal  dengan nama-nama yang ada di Sulawesi seperti Bada, Kandai (dari asal kata Kendari), Bugis, Mantro (asal kata dari Maros) dan Bali. Beliau di beri gelar Mawa'a Hi'di.

12.SuItan Abdurahman. Manuru Kempo Il (1746-1748)
BELIAU meninggal dunia di kempo kemudian di beri gelar Manuru kempo.

13.Sultan Abdul Wahab. Mawa'a Ca'u.(1749-1792)
PUTRA Sultan Abdurahman ini pernah memimpin peperangan dengan Sultan Sumbawa yang membawa kekalahan besar bagi Sultan Sumbawa. Kemudian dibuatlah perjanjian damai. Plampang dan Empang akhirnya diserahkan kepada Sultan Dompu sampai batas Nisa Dompu dan terdapat barang-barang rampasan berupa sebuah Tambur yang diberi nama Lawata Kampo karena nyaring sekali bunyinya. Beliau diberi gelar Mawa'a Ca'u. Karena kemenangannya itulah maka Beliau diangkat sebagai Admiral Jenderal. Ibunda Sultan Abdul wahab ini konon merupakan keturunan dari Ncuhi Tonda.

14.Sultan Abdullah. Mawa'a Saninu (1793-1798)
      BELIAU adalah putera Sultan Abdurahman. Beliau bergelar " MAWAASANINU "( Senang bersolek). Beliau wafat tahun 1799.

15.Sultan Yakub. Negeri Mpuri (1798-1799)
BELIAU diasingkan di Mpuri Bima karena menderita sakit. Namun sumber lain menyebutkan bahwa, saat Sultan Yakub berkuasa, terjadilah pergolakan atau perebutan kekuasaan antara Sultan Yakub dengan adik tirinya. Sultan Yakub berhasil di asingkan ke Mpuri hingga akhir hayatnya, sementara Kesultanan Dompu berhasil dikuasai oleh adik tiri nya. Karena menetap dan wafat di Negeri Mpuri (negeri Pengasingan) Akhirnya Sultan Yakub diberi gelar Sultan Yakub negeri mpuri.

16.Sultan Abdullah Tajul Arifin l. Mawa'a Bou (1799-1801)
     BELIAU adalah putera Sultan Abdul Wahab dan di masa pemerintahannya banyak terjadi ketidak stabilan, menjalankan pemerintahan atas kekuasaan, tidak dapat dibantah kehendaknya.

17.Sultan Abdul Rasul II. Manuru Bata (1801-1857)
PUTRA Sultan Abdul Wahab, Beliau adalah saudara Sultan Muhamad Tajul Arifin I, dimasa pemerintahannya beliau memindahkan Istana dari Bata Ntoi ( kandai I ) ke Bata Bou, yaitu lokasi mesjid Raya Dompu sekarang . Beliau dikuburkan dibata dan diberi gelar ” MANURU BATA ”

18.Sultan Muhammad Salahuddin. Mawa'a Adi (1857-1870)
BELIAU adalah putera Sultan Abdul Rasul II. Dimasa pemerintahannya beliau menjalankan Hukum Agama sebagai hukum Pemerintahan . dengan demikian beliau diberi gelar ” MAWA-A ADI ” atau yang membawa keadilan.

19.Sultan Abdullah II. Mambora Bara ncihi Ncawa.(1871-1882)
    Beliau adalah putera Sultan Salahuddin dan memerintah tidak terlalu lama, meninggal dunia karena sakit, dengan demikian beliau diberi gelar  Mambora Bara Ncihi Ncawa (ma Hidi Mbojo). Diangkat menjadi Sultan Dompu tanggal 03 Juni 1871. Meninggal dunia 25 Februari tahun 1882.

20.Sultan Muhammad Sirajuddin . Manuru Kupa.(1882-1934)
   BELIAU adalah putera Sultan Abdullah, dalam masa Pemeritahannya beliau di asingkan oleh Belanda di Kupang NTT tahun 1934 karena tidak mau tunduk terhadap pemerintah kolonial Belanda. Tahun 1937 Beliau wafat dan dimakamkan di pemakaman muslim Batu Kadera Kupang. Bulan Januari tahun 2002, kerangka Jenazah almarhum yang sudah 65 tahun bersemayam di Kupang, akhirnya dapat kembali di boyong ke Dompu Oleh Bupati Dompu H.Abubakar Ahmad,SH. Sultan Muhammad Sirajuddin yang bergelar MANURU KUPA (Sultan yang wafat di Kupang) itu akhirnya dimakamkan kembali di Komplek makam Raja/Sultan Dompu tepatnya di Komplek Masjid Agung Baiturahman Dompu pada tanggal 22 Januari tahun 2002.

21.Sultan Muhammad Taju Arifin Sirajuddin.  (1947-1958)
       BELIAU adalah putera Raja Muda Abdul Wahab, cucu dari Sultan Muhammad Sirajuddin, dinobatkan menjadi Sultan Dompu pada tahun 1947 berdasarkan SK.Residen timur Nomor.la tanggal 12 September tahun 1947, karena Kerajaan Dompu telah dikembalikan statusnya.
        meninggal dunia pada tanggal 12 September Tahun 1964 dan bergelar 'MAWA-A SAPAHU' (Beliau juga merupakan Bupati Dompu Pertama) setelah status daerah Dompu dirubah daerah Swapraja menjadi Daerah Swatantra Tingkat Il Dompu.
Melihat beberapa urutan Raja/Sultan yang pernah memerintah di wilayah Dana Dompu ini maka dapat disimpulkan bahwa, Dompu pernah diperintah oleh 30 orang Raja dan Sultan terdiri dari 9 Orang Raja (Zaman Kerajaan) dan 21 Orang Sultan (Zaman Kesultanan).
_______________________"
Sumber
HM Agus Suryanto, & Kisman pengeran, 2006, Napas tilas leluhur, pemerintah kabupaten Dompu.
Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar