Ketentuan Dalam penulisan laporan PTK


 

Ketentuan Dalam penulisan laporan PTK
Ketentuan Dalam penulisan laporan PTK


Untuk menulis sebuah laporan penelitian, kita harus mengikuti berbagai ketentuan dalam penulisan karya ilmiah karena laporan penelitian merupakan salah satu contoh karya ilmiah. Coba Anda pikirkan, kira-kira ketentuan apa yang perlu diketahui dan diterapkan oleh penulis laporan penelitian, kemudian cocokkan pikiran Anda tersebut dengan uraian berikut ini.

Dalam menulis laporan penelitian, paling tidak kita harus memperhatikan tiga ketentuan, yaitu (1) etika penulisan, (2) penggunaan bahasa tulis, dan (3) ketentuan teknis. Berikut ini dapat Anda simak uraian singkat dari ketiganya.

1. Etika Penulisan Laporan Penelitian 

Dalam etika penulisan karya ilmiah/laporan penelitian ada beberapa butir atau komponen yang perlu diperhatikan, yang semuanya berkaitan dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawab, serta merupakan aturan yang harus diikuti oleh para penulis karya ilmiah/laporan penelitian. Jumlah komponen atau butir-butir tersebut dapat bervariasi sesuai dengan perkembangan yang terjadi dalam dunia penulisan dan perlindungan hak cipta. Di antara komponen etika penulisan karya ilmiah, ada tiga komponen yang sangat perlu diketahui oleh para penulis karya ilmiah, yang tentu saja berlaku juga bagi penulis laporan penelitian.. Ketiga butir tersebut adalah: kejujuran, objektivitas, dan pengutipan. Mari kita kaji komponen tersebut satu persatu.


a. Kejujuran

Kejujuran merupakan modal awal dalam mengerjakan atau mencapai sesuatu, termasuk dalam menulis karya ilmiah, dalam hal ini laporan penelitian. Mungkin Anda akan bertanya: dalam karya ilmiah, kejujuran tersebut berkaitan dengan apa? Kejujuran berkaitan dengan banyak hal. Yang pasti, kita paham benar bahwa kata jujur berarti lurus hati, tulus, ikhlas, tidak bohong, tidak curang, atau berkata apa adanya. Jika kita tilik makna jujur seperti itu, kita segera dapat mengaitkannya dengan penulisan karya ilmiah. Hal pertama yang perlu dipahami oleh penulis adalah bahwa penulis harus jujur kepada diri sendiri dan kepada masyarakat yang akan membaca tulisannya.


Informasi atau data yang disampaikan dalam laporan haruslah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jangan secara sengaja memanipulasi informasi atau data, sehingga informasi atau data yang terkomunikasikan lewat laporan berbeda dari data yang sebenarnya. Oleh karena itu, jangan mengubah data karena ingin menampilkan bahwa penelitian Anda berhasil. Selanjutnya, sumber informasi atau sumber data harus disampaikan atau dicantumkan dengan benar. Jika Anda mengutip ucapan seseorang, kemudian Anda tidak mencantumkan sumber kutipan tersebut, berarti Anda telah berlaku tidak jujur. Hal ini dapat berakibat fatal, jika satu ketika ada orang yang menuntut Anda Oleh karena itu, sumber informasi harus dicantumkan dengan jelas serta dengan teknik yang tepat. Dalam hal ini, jika Anda meniru laporan orang lain atau bahkan menyalinnya mentah-mentah, Anda sudah menunjukkan ketidakjujuran.


Penafsiran data atau informasi juga memerlukan kejujuran dari penulis. Pada satu sisi, kualitas penafsiran informasi memang sangat tergantung dari kemampuan penulis, namun di sisi lain, tidak tertutup kemungkinan adanya informasi yang ditafsirkan secara keliru karena ada niat tertentu. Tafsirkanlah data apa adanya, sehingga Anda tidak menutupi kelemahan diri dengan memanipulasi data serta tidak membesar-besarkan hasil yang dicapai.


b. Objektivitas

Objektivitas sangat berkaitan erat dengan kejujuran. Data yang Anda kumpulkan harus ditafsirkan secara objektif tanpa mempertimbangkan tingkat keberhasilan penelitian., seperti yang diuraikan di atas. Objektivitas yang tinggi akan mencerminkan hasil penelitian yang benar-benar sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya, sedangkan objektivitas yang rendah akan menurunkan harkat penelitian tersebut, di samping hasil penelitian yang dikomunikasikan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Misalnya, seorang guru yang melaporkan skor rata-rata siswa lebih tinggi dari yang sebenarnya karena ingin menunjukkan bahwa ia berhasil memperbaiki pembelajaran, sebenarnya merupakan satu penipuan yang bertentangan dengan etika atau kode etik penulisan laporan. Anda barangkali sering membaca atau mendengar banyaknya laporan yang dibuat dengan tujuan menyenangkan atasan (Asal Bapak Senang). Ini juga merupakan contoh ketidak- jujuran dan ketiak objektifan.


C. Pengutipan

Sebagaimana sudah diuraikan di atas, kejujuran juga tercermin dalam cara mengutip pendapat orang lain. Jika Anda mengutip pendapat orang lain, baik dalam bentuk kutipan langsung atau hanya mengambil inti sari dari pendapat yang disajikan, maka sumber kutipan tersebut harus dicantumkan secara jelas.


2. Penggunaan Bahasa Tulis


Bahasa merupakan sarana komunikasi yang memungkinkan orang berbagi ilmu, pengalaman, termasuk hasil-hasil penelitian. Anda tentu setuju bahwa penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan membantu pembaca memahami isi laporan. Oleh karena itu, dalam menulis laporan penelitian, kaidah-kaidah bahasa tulis harus diperhatikan dan diterapkan secara cermat. Berikut ini dapat Anda kaji empat kaidah bahasa yang sangat menentukan kualitas laporan Anda, yaitu: (1) pilihan kata, (2) struktur kalimat, (3) pengembangan paragraf, dan (4) ejaan.


a. Pilihan kata

a. Perasaan atau pikiran yang ingin kita ungkapkan, disampaikan melalui kata/istilah Oleh karena itu, kata atau istilah yang kita gunakan mencerminkan makna yang ingin kita sampaikan. Tentulah akan janggal dan tujuan kita tidak akan tercapai, jika kata atau istilah yang kita gunakan tidak mampu mewakili pikiran, pendapat, perasaan, atau maksud yang kita inginkan. Dari uraian ini, Anda tentu dapat memahami betapa pentingnya kemampuan memilih kata/istilah yang tepat tersebut. Kata/istilah yang kita pilih akan digunakan dalam kalimat, sedangkan kalimat akan kita gunakan dalam menyusun paragraf. Jika kata/istilah yang kita pilih keliru, maka seluruh karya yang kita tulis akan sia-sia karena tidak mampu mencerminkan atau menampilkan apa yang ingin kita sampaikan. Di samping itu, kata/istilah yang kita gunakan seyogianya merupakan kata/istilah baku yang sudah diketahui oleh umum.


Dalam memilih kata/istilah, minimal ada dua hal yang perlu kita jadikan pegangan. Pertama, kita harus memperhatikan apakah bentuk kata tersebut baku atau tidak. Kedua, ketepatan makna kata, yaitu kata/istilah yang kita pilih harus mempunyai makna yang tepat sesuai dengan ide/hal yang ingin kita ungkapkan.


b. Struktur kalimat

Struktur atau susunan kalimat sangat menentukan pemahaman orang yang membaca kalimat tersebut. Anda tentu tidak ingin kalau kalimat Anda ditafsirkan berbeda dari apa yang Anda niatkan. Oleh karena itu, upayakan agar struktur kalimat Anda mengikuti kaidah bahasa tulis. Sebuah kalimat pada dasarnya terdiri dari subyek, predikat, obyek, dan keterangan. Kerancuan sering terjadi karena penulis tidak memperhatikan struktur kalimat.

c. Pengembangan paragraf

Paragraf merupakan ungkapan satu kesatuan ide, gagasan, atau pikiran yang padu. Ungkapan ini dapat terdiri dari satu sampai beberapa kalimat

tergantung dari luas sempatnya ide, gagasan, atau pikiran yang diungkapkan. Paragraf bukan kumpulan kalimat, tetapi susunan Kâtimat yang sangat padu yang masing-masing mempunyai peran atau fungsi dalam membentuk keutuhan ide, gagasan atau pikiran yang diungkapkan. Jika salah satu kalimat dihilangkan, pada keutuhan gagasan, ide, atau pikiran akan terganggu. 


d. Ejaan

Ejaan yang disempurnakan (EYD) sudah diperkenalkan lebih dari 30 tahun. Namun, Anda pasti dapat melihat bahwa belum semua penulis menerapkannya secara benar. Masih banyak kesalahan ejaan yang dapat kita temui dalam berbagai tulisan, termasuk dalam karya ilmiah. Oleh karena itu, ketika menulis laporan PTK, seyogianya Anda memperhatikan/menerapkan dengan cermat EYD, sehingga kualitas laporan Anda menjadi lebih berbobot.


3. Ketentuan Teknis

Di samping mengikuti kedua ketentuan di atas, dalam menulis laporan, Anda juga harus mengikuti berbagai ketentuan teknis, yang akan membuat laporan tersebut menjadi semakin cantik dan menarik untuk dibaca, serta mudah dipahami. Ketentuan teknis tersebut tentu banyak sekali, namun dalam hal ini kita hanya akan membahas tiga hal, yaitu: penomoran, cara mengutip, serta huruf, margin, dan spasi.


a. Sistematika penomoran

Satu tulisan atau pemaparan akan lebih mudah kita cerna jika jelas urutannya atau alurnya. Hubungan atau alur ini dapat digambarkan dengan berbagai cara seperti dengan menggunakan subtopik, kata penghubung, atau kalimat pengantar. Semua penanda ini akan menjadi efektif jika tulisan tersebut tidak terlampau panjang. Jika tulisan ini cukup panjang, lebih-lebih jika berupa sebuah buku, kita memerlukan satu cara yang dapat membantu pembaca untuk memahami hubungan atau kaitan bagian yang satu dengan bagian yang lain. Hubungan atau kaitan ini biasanya digambarkan dengan penomoran. Agar penomoran ini mudah dipahami, biasanya disusun dalam bentuk sistem, sehingga disebut sebagai sistematika penomoran.


b. Teknik pengutipan

Jika kita mencantumkan pendapat orang dalam laporan, maka sumber kutipan haruslah dicantumkan secara jelas dengan cara yang tepat. Teknik penulisan sumber kutipan disesuaikan dengan jenis kutipan.


C. Huruf, margin, dan spasi

 Jenis dan besar huruf serta spasi, demikian pula jarak (margin) kiri kanan sangat berpengaruh terhadap penampilan satu tulisan. Oleh karena itu, sebaiknya kita gunakan aturan standar. Huruf yang biasa digunakan adalah Times New Roman atau Arial dengan font size sebesar 12. Jarak dari pinggir kertas (margin) yaitu: margin kiri sekitar 4 cm, margin kanan 3 cm, margin atas 4 cm, dan margin bawah 3 cm; sedangkan spasi yang digunakan adalah 1,5.

Dengan mencermati dan menerapkan ketentuan-ketentuan teknis di atas, laporan Anda akan menjadi lebih menarik untuk dibaca.



sumber : IGAK Wardhani dan kuswaya wihardit, penelitian tindakan kelas, 2011, cet 11, universitas terbuka, hal...6.25

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar