Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli


 Ada beberapa macam pengertian media pembelajaran menurut para ahli yang bisa kita pelajari.

Berikut adalah beberapa pengertian media pembelajaran menurut para ahli: 

1.      Pengertian Media Pembelajaran 

A. KBBI

Kata ”media” berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Menurut KBBI, media dapat diartikan sebagai perantara, penghubung; alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk, yang terletak diantara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya). Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.

B. Azhar Arsyad

Menurut Azhar Arsyad dalam bukunya mengatakan : “Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu  perantara  atau  pengantar  sumber  pesan dengan penerima pesan“[2]

C. Menurut Gagne

Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

D. Menurut Dede Rosyada

Menurut Dede Rosyada, media berasal dari bahasa latin yakni medius secara harafiah diartikan tengah, pengantar atau perantara berarti berada di dua posisi antara guru dan bahasanya.[3]

E. Menurut Heinich dan Molenda dkk

Menurut Heinich dan Molenda, dkk. (1996), media diartikan sebagai alat komunikasi yang membawa pesan dari sumber ke penerima; alat komunikasi berisi pesan, yang memungkinkan peserta didik dapat berinteraksi dengan pesan secara langsung.[4]

Heinich, Molenda, dan Russel menyatakan bahwa : “A medium (plural media) is a channel of communication, example include film, Television, diagaram, printed materials, computers, and instructors. (media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi, diagram, materi tercetak, komputer, dan instruktur) batasan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan memberikan pesan atau informasi. 

F. Menurut NEA (National Education Assosiation)

NEA (National Education Assosiation) memberikan batasan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta peralatannya.[5]

Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam mengajar, panca indra dan seluruh kesanggupan seorang perlu dirangsang, digunakan dan dilibatkan sehingga ia tak hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indra yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah mendengar. Melalui mendengar anak mengikuti peristiwa demi peristiwa dan ikut merasakan seolah-olah anak melihat sesuatu dari apa yang diceritakan. Namun menurut ilmu pendidikan berpendapat bahwa hanya 20% dari apa yang didengar yang dapat diingat kemudian hari. Kesan yang lebih dalam dapat dihasilkan jikalau apa yang diceritakan “dilihat” melalui sebuah gambar, model atau benda. Dengan demikian melalui mendengar dan melihat akan diperoleh kesan yang lebih dalam.

G. Menurut Asnawir

 Menurut Asnawir “Media pembelajaran (alat peraga) seperti :gambar, peta, papan tulis, box pasir, dan lain-lain dapat menolong anak untuk mengingat dengan lebih baik, yaitu mampu mengingat sampai 50% dari apa yang didengar dan dilihatnya”.[6]

H. Menurut Jhon D. Lutheru

Jhon D. Lutheru,  menyatakan bahwa “Sebelum kata media atau istilah media yang menjadi popular dalam dunia pendidikan dewasa ini khususnya dalam interaksi belajar-mengajar, maka istilah yang cenderung memiliki pengertian yang mula-mula dikenal orang dengan istilah (Audio Visual Aids / Alat Pandang Dengar)” selanjutnya disebut Intructional Material, dan kini yang lazim digunakan dalam dunia Pendidikan Nasional adalah Media Pendidikan atau Media Pembelajaran (Instructional Media)[7].

I. Menurut E. De Corte

Menurut E. De Corte media pembelajaran sebagai suatu sarana non personal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan dalam proses belajar-mengajar untuk mencapai tujuan instruksional.[8]

J. Menurut Sri Anitah dan Noorhadi

Sri Anitah dan Noorhadi mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.[9]

K. Menurut Benson H. Clarence

Benson H. Clarence mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang membantu pengajar untuk menyampaikan kepada pelajar menegani fakta-fakta, keterampilan,sikap, pengatahuan, pengertian dan penghargaan.[10]

L. Menurut Oemar Hamalik

Oemar Hamalik,  menyatakan bahwa “ Media Pemebalajaran adalah alat Metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengekfektifan komunikasi dan interaksi antara guru dan murid dalam proses Pendidikan dan Pengajaran Sekolah[11].

M. Menurut Sudjarwa

Selanjutnya Sudjarwa, mengemukakan bahwa “Media Instruksional” adalah segala wujud yang dapat dipakai sumber belajar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan murid, sehingga mendorong terjadinya proses belajar-mengajar ke tingkat yang lebih efektif sebagai berikut :

a.       “Media adalah alat yang dapat membantu interaksi belajar-mengajar yang berfungsi menjelaskan makna pesan yang ditampilkan sehingga pengajaran dapat tercapai dengan sempurna”.

b.      Media Pembelajaran dapat digunakan dalam rangka hubungan (Interkasi) dalam pengajaran antara guru dan murid.

c.       Media berperan sebagai alat perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga murid tidak mudah bosan dalam mengikuti proses belajar-mengajar”. [12]

N. Menurut Miarso

Menurut Miarso media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan  untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.[13]

O. Menurut Gerlach

Menurut Gerlach mengemukakan secara umum bahwa media pembelajaran itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa, atau untuk menambah keterampilan.[14]

P. Blattner Doris

Blattner Doris mengemukakan bahwa media pembelajaran atau sering disebut dengan alat peraga sangat penting untuk dipakai dalam tiap pelajaran, sebab siswa dapat mengingat 50% dari bahan pelajaran yang kelihatan, tetapi kira-kira hanya 10% dari bahan pelajaran lisan. Media pembelajaran yang biasanya digunakan untuk siswa adalah: gambar, papan tulis, benda alam, bagan, papan flannel, peta dan temple.[15]

Q. Menurut Ibrahim dan Nana Syahodiah

Menurut Ibrahim dan Nana Syahodiah defenisi media pembelajaran sebagai berikut: “Media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar”.[16]

R. Menurut Gerlach & Ely

Menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), “bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”.[17] Dalam pengertian ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara cenderung diartikan untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal”.

Menurut Hamalik (1994) “bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal”. [18]

Menurut National Education Association NEA (dalam Sadiman, dkk., 1990), “media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak maupun audio visual beserta peralatannya[19].

Media merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar.  Arief  S. Sardiman mengatakan: “Istilah media berasal dari Bahasa Latin yakni Medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantara.”[20]

Menurut Flemming yang dikutip oleh Arif S. Sardiman, mengatakan: “Media yang sering diganti dengan kata mediator di samping sebagai sistim penyampai atau pengantar juga sebagai penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak utama dalam proses belajar mengajar siswa.

Selanjutnya Santoso S. Hamidjojo yang dikutip oleh Latuheru, mengatakan: “Media pembelajaran adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.”[21]

Menurut Buckminster Fuller dalam Haney & Ulmer, media adalah orang tua ketiga (guru adalah orang tua kedua).[22]








Referensi: 

[1] Arif S.Sadiman. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2006), h.6

[2] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (PT. Raja Grafindo Persada,  2007)  h.3

[3] Dede Rosyada, Media Pembelajaran,( Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h.7

[4] Bambang Warsita,  Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 121-125.

[5] Aect (Assosiation of Education and Communication Technology, 1977)

[6] H.Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Delia Citra Utama, J, 2002), h. 68-70

[7] Jhon.D.Lutheru , Pengertian Media Pembelajaran. 1999,  h. 15

[8] W. S. Winkel,  Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2005), h. 318-319.

[9] Udin Saripudin, Modul: Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Dirjen Bimas dan UT, 1996), h. 186.

[10] Benson H.,Clerence,Teknik Mengajar , ( Jakarta, Gandum Mas, 2000 ), h. 44

[11] Oemar Hamalik ,  Proses Belajar Mengajar.  (Bandung : Bumi Aksara 2008 ), h. 200

[12] Sudjarwa , Media Instruksional. (Jakarta : KBK 1992 ), h.258

[13] Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 122.

[14] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 163.

[15] Blattner. Doris, Metode Mengajar Anak-anak Sekolah Minggu (Lembaga Literatur Baptis, 2006) h. 143

[16] Ibrahim R. dan Nana Syaodiah S, (Jakarta: Perencanaan Pengajaran, 2003), h. 112

[17] Arsyad A. (Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 23

[18]Hamalik, O. (Media Pendidikan, cetakan ke-7, Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 1994)

[19]Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahadjito (Media Pendidikan: Pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, edisi 1, Jakarta: penerbit CV. Rajawali, 1990)

[20] Arief S Sardiman. Media Pembelajaran,  (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1969), h. 6

[21] Latuheru. Media Pembelajaran Dalam  Proses Belajar Mengajar Masa kini, (Jakarta; Depdiknas, 1988), h. 14

[22] Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Bandung: Imperial Bhakti Utama, 2007), h. 208.

Source: koreshinfo.blogspot.com


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar