Perbedaan Penelitian Dasar dan Penelitian Terapan
Penelitian Dasar (Pure Research) dan Penelitian Terapan (Applied Research)
Apabila kita membanding penelitian-penelitian yang dilakukan baik di bidang pendidikan maupun bidang lainnya, maka berdasarkan tujuannya, secara garis besar kita akan dapat membedakan antara penelitian dasar (pure research) dengan penelitian terapan (applied research). .
Penelitian Dasar (Pure Research)
Apabila sebuah penelitian bersifat murni dan mempunyai tujuan untuk menemukan suatu generalisasi atau teori atau prinsip tertentu, maka kita dapat menggolongkannya ke dalam penelitian dasar.
Penelitian dasar sama sekali tidak mementingkan segi praktis (aplikasi) di lapangan. Penelitian dasar hanya mengutamakan untuk mencapai tujuan “menemukan sesuatu”. Landasan yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dasar adalah murni karena rasa ingin tahu tentang sesuatu yang bersifat mendasar.
Di dalam melakukan penelitiannya, para peneliti di bidang inimelaksanakannya pada suasana “laboratoris”, di mana berbagai eksperimen dilakukan di laboratorium (atau suasana laboratorium) alih-alih kondisi nyata di lapangan.
Para peneliti dalam melaksanakan penelitian dasar (pure research) memperhatikan setiap aktivitasnya secara ketat. Mereka akan mengontrol semua variabel yang akan mungkin mempengaru hasil penelitian, sehingga nantinya apa yang mereka peroleh akan benar-benar valid dan tidak bias, sebagaimana dapat dilihat secara nyata.
Beberapa peneliti yang terkenal telah melakukan penelitian dasar di bidang pendidikan. Sebut saja nama Edward L. Thorndike (1871 – 1949) telah melakukan sebuah riset yang sangat populer tentang prinsip belajar “trial and error”. Tahukah anda bagaimana Edward L. Thorndike melakukan penelitiannya? Bukan menggunakan manusia, ia justru menggunakan kucing sebagai objek eksperimennya. Ia memasukkan seekor kucing ke dalam kand ng yang telah diatur sedemikian rupa. Ia beranggapan apa yang dilakukan binatang seperti kucing juga dilakukan oleh manusia dalam belajar. Prinsip belajar trial and error yang disusun oleh Thorndike selanjutnya berkembang menjadi Hukum Kesiapan (Law of Readiness). Melalui berbagai eksperimen lainnya (yang merupakan bentuk dari penelitian dasar (pure research), Thorndike juga merumuskan Hukum Latihan (Law of Excercice), Hukum Digunakan (Law of Use), Hukum Tidak Digunakan (Law of Disuse), dan Konsep Transfer Latihan (Transfer of Training).
Peneliti di bidang penelitian dasar (pure research) pada bidang pendidikan lainnya adalah Burrhus Frederic Skinner atau biasa dikenal sebagai B.F. Skinner. Sama seperti Thorndike, B.F. Skinner juga melakukan penelitian dengan binatang sebagai objeknya. Ia menggunakan anjing dan sebuah kotak yang dirancangnya secara khusus yang terkenal dengan sebutan Kotak Skinner (Skinner Box). Dari penelitian dasarnya ini ia mengembangkan konsep-konsep seperti Behaviorisme Radikal (Radical Behaviorism), Perilaku Responden (Respondent Behavior), Perilaku Operan (Operant Behavior), Pengkondisian Responden (Respondent Conditioning), Pengkondisian Operan (Operant Conditioning), Stimulus, Respon, dan Penguatan (Reinforcement).
Banyak lagi tokoh lain dalam psikologi pendidikan yang menhasilkan generalisasi, konsep, prinsip, dan teori-teori cemerlang yang berpengaruh pada dunia pendidikan seperti Kurt Lewin, Koffka, dan Jean Piaget.
Penelitian Terapan (Applied Research)
Apabila sebuah penelitian dalam tujuannya lebih mengutamakan segi praktis (penerapan di lapangan), maka penelitian tersebut dapat kita golongkan ke dalam penelitian terapan (applied research). Semua penelitian terapan adalah bentuk aplikasi dari penelitian dasar (pure research).
penelitian tentang model-model pembelajaran seperti ini termasuk ke dalam golongan penelitian terapan (applied research). Bruce dan Weil (1975) adalah tokoh-tokoh yang banyak bergelut dengan penelitian tentang model-model pembelajaran.
Tokoh lain di bidang penelitian terapan (applied research) misalnya Scriven, Stake, dan lainnya yang bergelut dengan penelitian tentang evaluasi penerapan kurikulum.
Penelitian terapan dilakukan langsung di lapangan dalam situasi dan kondisi riil, bukan dalam suasana laboratoris sebagaimana penelitian dasar. Karenanya, metodologi yang digunakan juga berbeda dengan penelitian dasar yang lebih bersifat eksperimental.
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar