Pelaku dalam Pasar Valuta Asing


Pelaku dalam Pasar Valuta Asing


Perdagangan valuta asing di dunia merupakan sebuah rangkaian sistem yang dilakukan oleh para pelaku yang ada di dalamnya. Pelaku dalam pasar valas sangat beragam karena tidak hanya dalam skala atau ukuran kegiatan, tetapi juga tujuan dan cara-cara memanfaatkan pasar tersebut. Pelaku dalam pasar valas dapat digolongkan sebagai berikut.

1. Individu

Pelaku individu yang bermain di pasar valas umum nya didorong oleh keinginan untuk melakukan investasi dan memenuhi kebutuhan pribadinya. Kebutuhan pribadi tersebut, misalnya seseorang akan mengirim sejumlah uang kepada keluarganya di luar negeri. Kebutuhan bisnis muncul jika seseorang terlibat dalam bisnis internasional, misalnya importir individu.

2. Perusahaan

Perusahaan yang banyak melakukan kegiatan di pasar valuta asing adalah perusahaan ekspor, impor, dan institusi keuangan yang mempunyai investasi internasional yang meliputi dana pensiun, perusahaan asuransi, mutual fund, dan bank investasi. Perusahaan melakukan impor untuk mengeksplorasi berbagai sumber daya baru yang lebih murah. Perusahaan melakukan ekspor untuk memperluas pasar dan jaringan distribusi produk perusahaan tersebut dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan dalam mata uang lain. Kegiatan impor dan ekspor inilah yang menyebabkan perusahaan memerlukan mata uang negara lain.

3. Perbankan

Perbankan merupakan pelaku pasar valas yang terbesar dan paling aktif. Perbankan beroperasi dalam pasar valas melalui para pedagangnya. Istilah teknis untuk menyebut para pedagang ini adalah exchange dealer atau exchange trader.

Bank-bank di Indonesia yang diizinkan melakukan kegiatan di pasar valuta asing disebut bank devisa. Tujuan utama kegiatan bank devisa adalah untuk memberikan layanan kepada nasabahnya. Bentuk-bentuk layanan bank devisa, antara lain menyediakan informasi tentang nilai kurs, menyediakan deposito dalam berbagai mata uang asing, menerima jasa pertukaran uang, memberikan kredit dalam mata uang asing, dan memfasilitasi perdagangan internasional.

Selain untuk melayani nasabah, bank devisa ber tujuan memperoleh keuntungan dari transaksi valuta asing. Keuntungan bank devisa berasal dari selisih jual beli dana, fee atau imbalan, dan mark up. Mark up adalah sejumlah nilai dalam persen yang ditambahkan pada harga pokok penjualan dana untuk menutup macam-macam biaya.

4. Bank Sentral

Bank sentral adalah lembaga independen yang bertugas mengendalikan jumlah uang beredar, tingkat suku bunga, memelihara ketersediaan kredit, dan menjaga nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya. Bank sentral hampir dimiliki setiap negara. Contohnya, Bank Indonesia di Indonesia, Federal Bank (The Fed) di Amerika Serikat, Bank of England di Inggris, dan Banque de France di Prancis. Bank sentral memasuki pasar valas bukan untuk memperoleh laba atau menghindari risiko dari operasi valas yang dilakukannya, melainkan untuk memengaruhi nilai mata uang negara dan nilai mata uang penting lain agar bergerak sesuai dengan kepentingan ekonomi negara. Bank sentral melakukan jual beli valuta asing (mengintervensi pasar) untuk menstabilkan nilai tukar mata uangnya.

Bank-bank sentral menggunakan pasar uang untuk memperoleh cadangan devisa dan memengaruhi harga di mana mata uang negaranya diperdagangkan. Bank sentral membeli atau menjual valuta asing untuk mendukung atau mendongkrak nilai mata uangnya sendiri.

5. Pialang Pasar Valas

Berbeda dengan spekulan atau arbitraser yang melakukan kegiatan untuk diri mereka sendiri, pialang valas melakukan transaksi untuk melayani klien. Pialang pasar valas merupakan perantara yang menghubungkan antara pihak yang membutuhkan dan menawarkan valas di pasar valas. Pialang menetapkan biaya atas jasa perantaranya yang telah disepakati yang disebut brokerage. Salah satu modal dasar pialang adalah penguasaannya terhadap informasi pasar.

6. Spekulan dan Arbitraser

Spekulan dan arbitraser adalah orang yang melakukan transaksi di pasar valuta asing untuk memperoleh keuntungan. Mereka memanfaatkan perbedaan kurs antarvalas, yaitu dengan membeli valas di pusat keuangan yang satu dan menjualnya di pusat keuangan lain. Mereka justru menuai laba dari fluktuasi yang terjadi di pasar valas. Mereka tidak mempunyai transaksi komersial yang perlu dilindungi di pasar valas. Kegiatan spekulasi ini dilakukan dengan memanfaatkan kemudahan transfer menggunakan alat-alat elektronik. 

Seorang spekulan justru menantang risiko kurs atau menciptakan posisi terbuka dalam rangka menciptakan keuntungan seketika. Keuntungan tersebut dapat tercipta jika antisipasi terhadap perubahan perubahan kurs yang akan terjadi adalah benar. Namun, apabila antisipasi yang dilakukan keliru, tentu saja spekulan dapat mengalami kerugian. Salah satu spekulan yang berpengaruh di dunia adalah George Soros. Soros percaya bahwa pasar uang yang naik turun tersebut akan saling merefleksi dan membentuk pola berulang sehingga dapat diprediksi. Namun di sisi lain, dia juga percaya pada ketidakpastian (uncertainty). Oleh karena itu, seorang fund manager harus menguasai informasi agar dapat memprediksi pasar, meskipun tidak ada yang dapat membuat kepastian. Keyakinan akan teori tersebut membuat Soros sukses memupuk uangnya. Pasar uang adalah bisnis dengan high risk high return.


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar