Teknik Pengembangan Eksposisi Menurut Keraf


Teknik Pengembangan Eksposisi Menurut Keraf


Menurut Keraf (1981) ada beberapa teknik pengembangan eksposisi yang dapat digunakan: 

(1) teknik identifikasi, 

(2) teknik perbandingan, 

(3) teknik ilustrasi, 

(4) teknik klasifikasi, 

(5) teknik definisi, dan 

(6) teknik analisis

1. Teknik Identifikasi

Teknik identifikasi adalah sebuah teknik pengembangan eksposisi yang menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur yang membentuk suatu hal atau objek sehingga dapat mengenal objek itu dengan tepat dan jelas. Sesuatu yang diidentifikasi dapat bersifat fisik atau konkret, dapat pula bersifat nonfisik atau abstrak Untuk menggunakan teknik ini, harus mengenal dan melacak ciri-ciri objek yang akan dipaparkan, baik yang konkret maupun yang abstrak. 

2. Teknik Perbandingan

Perbandingan adalah suatu cara untuk menunjukkan kesamaan dan perbedaan antara dua objek atau lebih dengan mempergunakan dasar-dasar tertentu. (Keraf, 1981:16). Hal lain, yang digunakan sebagai bandingan tentunya adalah hal yang telah diketahui pembaca Dengan mengetahui kondisi pembaca, dapat memperkirakan hal-hal yang sudah diketahui pembaca, dan hal-hal yang belum diketahui pembaca. Di sinilah, pentingnya mengetahui kondisi pembaca. Dengan membandingkan sesuatu yang baru dengan sesuatu yang telah diketahui oleh pembaca dapat diharapkan pembaca diharapkan pembaca lebih mudah memahami hal baru yang disampaikan

Penggunaan teknik perbandingan untuk mengembangkan karangan eksposisi harus diperhatikan tujuan penggunaannya. Ada beberapa tujuan yang dapat dicapai dengan memakai teknik perbandingan sebagai berikut. 

a. memperkenalkan sesuatu yang baru dan belum diketahui pembaca. dengan cara membandingkannya dengan sesuatu yang sudah diketahuinya:

b. memperkenalkan beberapa hal dengan menghubungkannya dengan prinsip-prinsip umum yang berlaku secara bersama. Prinsip umum ini dipakai sebagai landasan untuk membandingkan hal-hal yang dianggap belum diketahui pembaca:

c. menggunakan prinsip-prinsip umum atau gagasan umum dengan membandingkan hal-hal yang sudah diketahui pembaca.

Ada tiga teknik perbandingan yang dapat digunakan, yakni 

(1) perbandingan langsung, 

(2) analogi, 

Dalam analogi yang ditekankan adalah unsur persamaan. Untuk menggunakan teknik ini dengan baik, harus mampu melihat persamaan-persamaan antara hal yang dijelaskan dengan hal lain itu dari berbagai segi. Oleh karena itu, kemampuan mengobservasi sesuatu dengan cermat menguntungkan didalam menggunakan teknik analogi ini. 

(3) perbandingan kemungkinan

Pengembangan karangan eksposisi menggunakan teknik perbandingan Kemungkinan, melakukannya dengan mengemukakan bahwa sesuatu bisa mungkin terjadi dengan melihat sesuatu yang lain yang berkaitan dengannya bisa terjadi. Kemungkinan terjadinya itu besar sekali karena berdasarkan logika memang bisa terjadi. Misalnya, seseorang mampu menghentikan kebiasaan mengemil 'makan cemilan yang telah bertahun tahun dilakukannya maka kemungkinan besar, dia dapat pula menghentikan kebiasaan buruk lainnya. Alasannya, yaitu sesuatu yang menjadi kebiasaan yang besar, berat, luas, memerlukan pengerahan tenaga yang kuat dapat dikerjakan, tentunya untuk kebiasaan-kebiasaan yang ringan, lebih kecil, enteng, tidak memerlukan pengerahan tenaga yang kuat akan lebih mudah dikerjakan

 (Suparno, 2004:5.10)

3. Teknik Ilustrasi atau Eksemplifikasi, 

teknik ilustrasi sering digunakan dalam karangan eksposisi untuk menunjukkan contoh-contoh nyata dan konkret, baik contoh-contoh untuk pengertian yang konkret maupun contoh-contoh untuk menggambarkan yang abstrak. Contoh-contoh yang dikemukakan itu harus bersifat meyakinkan dan menambah efektivitas eksposisi. Misalnya, penulis ingin memaparkan tentang binatang menyusui. Langkah awal, penulis akan menguraikan tentang ciri-ciri binatang menyusui. Untuk mengonkretkannya, penulis mengemukakan contoh-contoh langsung, misalnya kucing, singa, anjing, kerbau, dan lain-lain. Contoh-contoh langsung ini akan menambah pemahaman tentang binatang menyusui. Contoh-contoh yang dikemukakan itu harus bersifat meyakinkan. contoh itu yang disebut ilustrasi atau eksemplifikasi. Jadi, dalam metode ini, contoh-contoh yang dikemukakan harus bersifat langsung. Artinya, ada hubungan langsung antara prinsip umum dengan contohnya (Keraf, 1982).

4. Teknik Klasifikasi

Klasifikasi merupakan suatu teknik menempatkan barang-barang atau mengelompokkan bermacam-macam subjek dalam satu kelas. Kelas merupakan suatu konsep mengenai ciri-ciri yang serupa, yang harus dimiliki oleh barang-barang atau sekelompok subjek tertentu. Barang-barang atau bermacam-macam subjek yang dikelompokkan ke dalam satu subjek, harus mempunyai pertalian yang jelas dan logis. Hubungan yang jelas dan logis ini dapat dilihat ke bawah, ke atas, dan ke samping. Misalnya, istilah membaca sering dipakai, bukan saja dalam kaitannya dengan kajian disiplin ilmu melainkan juga dipakai oleh orang kebanyakan, seperti dalam ungkapan membaca alam, membaca hati, membaca mimik muka, dan lain-lain. Dengan memadukan kedua sudut pandang itu, hakikat membaca dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok pandangan, yakni 

(a) sebagai interpretasi pengalaman, 

(b) interpretasi lambang grafis, dan 

(c) paduan dari interpretasi pengalaman dan lambang grafis.

Apa manfaat menggunakan teknik klasifikasi dalam eksposisi? Dengan pengembangan eksposisi, klasifikasi dapat menunjang kejelasan pokok masalah. Klasifikasi juga dapat dipakai sebagai kerangka karangan dan dapat menampilkan struktur uraian karena struktur uraian merupakan landasan hubungan antara topik dengan unsur yang lebih tinggi, ke samping, atau dengan unsur-unsur ke bawahnya. Selain itu, klasifikasi juga bermanfaat untuk menyiapkan penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan eksposisi (Keraf, 1981).

Beberapa prinsip penggunaan teknik klasifikasi adalah harus:

a. terdapat ciri yang menonjol yang dapat merangkum semua objek yang diklasifikasikan,

b. logis dan konsisten;

c. bersifat menyeluruh;

d. selektif (Akhadiah, 2001:8.16-8.17).

Dari prinsip-prinsip dasar di atas, jelaslah bahwa penerapan teknik klasifikasi pada prinsipnya adalah menonjolkan ciri-ciri yang penting dari suatu objek, walaupun sering kali ciri-ciri penting ini bersifat subjektif, artinya  dapat memilih salah satu ciri pokok sebuah objek sesuai dengan kepentingan yang dibutuhkan. Misalnya tadi klasifikasi ayam, mungkin ada klasifikasi berdasarkan keturunan biologis, jenis kelamin, kegunaan, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

5. Teknik Definisi

Definisi adalah penjelasan tentang makna atau pengertian suatu kata, frase, atau kalimat. Semakin jelas pembatasan arti itu, baik bagi penulis maupun bagi pembaca, maka semakin jelas pula komunikasi gagasan atau ide dalam pikiran penulis kepada pembaca. Oleh karena itu, definisi banyak digunakan untuk mengembangkan karangan eksposisi. Ada beberapa macam definisi yang bisa digunakan untuk menjelaskan sesuatu, yakni sinonim, definisi formal, dan definisi luas.

a. Sinonim

Sinonim disebut juga definisi nominal. Dalam komunikasi pemakai bahasa biasanya selalu membatasi ragam arti kata-kata dalam bahasanya. Untuk menjelaskan suatu konsep yang telah tertuang dalam suatu kata, cara yang paling mudah adalah mencari sinonim kata tersebut. Misalnya, perempuan = wanita, bisa dapat, riwayat hidup = biodata, biografi = curriculum vitae, keterangan = penjelasan dan sebagainya. Sinonim suatu kata dapat ditemukan dalam kamus atau buku khusus yang memuat sinonim yang disebut thesaurus.

b. Definisi formal

Definisi formal digunakan untuk menjelaskan sesuatu secara singkat. Definisi ini disusun dalam satu kalimat dengan meletakkan suatu hal yang didefinisikan pada kelas yang umum (genus) dan kemudian dibedakan dengan anggota yang lain dari kelas tersebut (differentiation). Misalnya, sanggar adalah tempat pertemuan (genus) untuk melangsungkan suatu kegiatan (differentiation). Kegiatan itu dapat berupa aktivitas seni, dapat juga dalam bentuk kegiatan ilmiah atau penggabungan dari keduanya (Yoyo dkk.. 1998:1).

c. Definisi luas

Untuk menjelaskan suatu hal dengan definisi formal kadang-kadang belum cukup. Untuk itu, dapat menggunakan definisi luas, yaitu definisi formal yang diperluas. Definisi formal biasanya dirumuskan dalam satu kalimat, sedangkan definisi luas dirumuskan dalam beberapa kalimat. Satu definisi luas mungkin bisa berupa satu paragraf atau beberapa paragraf 

6. Teknik Analisis

Seperti diketahui bahwa dalam karangan eksposisi menjelaskan sesuatu, memberi keterangan tentang sesuatu, atau mengembangkan sebuah gagasan. berupaya dengan berbagai cara agar karangan eksposisi yang disusun jelas dan dengan mudah dipahami pembaca. Salah satunya adalah dengan teknik analisis, yakni dengan cara memecahkan suatu pokok masalah Suatu pokok masalah dipecah menjadi bagian-bagian yang logis. Adapun caranya bermacam-macam pula sesuai dengan penglihatan dan penalaran antara lain, analisis proses, analisis sebab akibat, analisis bagian dan analisis fungsional (Suparno, dkk. 2004:5.19).

a Analisis proses

memaparkan proses berarti memberi penjelasan tentang bagaimana membuat dan mengerjakan sesuatu, bagaimana bekerjanya sesuatu, bagaimana terjadinya sesuatu. Misalnya, bagaimana membuat sup ayam yang dapat melonggarkan hidung tersumbat, bagaimana cara membuka internet untuk memperoleh berbagai informasi, bagaimana terjadinya gelombang Tsunami di Aceh, dan sebagainya.

b. Analisis sebab- akibat

Sebuah topik karangan eksposisi dapat dianalisis dengan memecahkan menjadi beberapa peristiwa. Tiap-tiap peristiwa dihubungkan satu dengan yang lainnya, untuk menelusuri sebab akibatnya. Mengapa peristiwa itu terjadi. Apa penyebabnya dan apa akibatnya.

c. Analisis bagian

Analisis bagian adalah analisis yang membagi suatu pokok masalah yang tunggal menjadi bagian-bagian berdasarkan aspek yang berbeda. Hubungan antara bagian-bagian yang besar dan yang kecil, yang umum dan yang khusus merupakan hubungan antara bagian-bagian yang bersifat struktural. Artinya, hubungan antara bagian-bagian yang teratur membentuk suatu kesatuan yang lebih besar.

Wujud dan struktur sesuatu yang akan dianalisis tidak mutlak hanya menghasilkan satu hasil analisis, tetapi juga dapat menghasilkan lebih dari satu analisis, sesuai dengan sudut pandang dan penekanan (Suparno dkk, 2004:5.23). Misalnya, sebuah cerpen dapat dianalisis berdasarkan unsur intrinsiknya dan berdasarkan kesatuan lingualnya. Berdasarkan unsur intrinsik analisis difokuskan pada tema, plot, penokohan, perwatakan, latar/ setting, dan amanat, sedangkan analisis berdasarkan satuan lingual meliputi rangkaian morfologi, sintaksis, dan wacana.

d. Analisis fungsional

Analisis fungsional adalah lanjutan dari analisis bagian. Analisis bagian berusaha memecah-m pokok masalah ke dalam bagian-bagian yang saling berhubungan hingga membentuk suatu objek. Analisis fungsional mengaitkan bagian-bagian itu dengan fungsinya terhadap keseluruhan pokok masalah. Misalnya, cerpen terdiri atas tema, alur/plot, penokohan, perwatakan, latar, dan amanat. Kemudian, lanjutkan pada fungsi unsur cerpen tersebut.










Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar