Sejarah Masuknya Ajaran Hindu di Dompu


Sebelum Hindu dan Islam masuk ke wilayah Kerajaan Dompu, masyarakat Dompu kuno saat itu masih menganut budaya Animisme. Hal itu di perkuat dengan ditemukannya beberapa peninggalan arkeologi berupa situs batu kubur, batu gong dan situs batu kadera serta situs nangasia di wilayah kecamatan Hu'u Dompu. Selain itu tim arkeologi juga menemukan beberapa peninggalan kuno seperti kerangka manusia beserta perlengkapan peralatan rumah tangga zaman dulu dan lain sebagainya. Konon di Dompu juga berkembang kebudayaan megalit (kebudayaan batu besar). Hal itu dibuktikan dengan adanya temuan situs gunung Doro peti di wilayah kecamatan Pekat Dompu. 

Hasil penelitian oleh tim arkeologi menyimpulkan bahwa jauh sebelum peradaban manusia moderen, di wilayah Hu u Dompu sudah bermukim beberapa kelompok kehidupan manusia.

Sekitar abad ke 14-15, pengaruh kebudayaan Hindhu mulai masuk ke wilayah Dompu. Bukti adanya pengaruh Hindhu masuk Dompu dibuktikan dengan ditemukannya beberapa peninggalan arkeologi misalnya situs Waru kali, Situs Candi Sambi Tangga dan komplek situs Doro Bata di Kelurahan Kandai I Kecamatan Dompu Menurut hasil penelitian oleh tim arkeologi disebutkan bahwa, situs Waro Kali diduga merupakan sebuah bangunan candi Agama Hindu yang memiliki hubungan erat dengan situs Doro Bata dan situs candi Sambi Tangga yang kemingkinan merupakan pengaruh Majapahit.

Adanya temuan temuan-temuan keramik pada beberapa lokasi disekitar kelurahan Kandai I Dompu seperti di situs Doro Mpana, Waru kali dan Sambi Tangga memberikan asumsi bahwa pada masa lalu komunitas di wilayah tersebut cukup padat sekali serta aktifitas yang dugunakan cukup luas, terbukti dengan adanya banyak bangunan atau tempat pemujaan dan tersebarnya temuan-temuan keramik dan tembikar yang diduga untuk keperluan hidup masyarakat pada masa tersebut.

Sekitar tahun 1331 - 1357, Majapahit dibawah pemerintahan Hayam Wuruk dengan maha patih Gajah Mada mulai melakukan ekspedisi penaklukkan wilayah di hampir seluruh Nusantara termasuk wilayah pulau Lombok dan pulau Sumbawa. Tahun 1357, Majapahit menyerang kerajaan Dompu yang konon menurut sejarah di Dompu, pertama kali Majapahit masuk ke wilayah kerajaan Dompu melalui Hu'u sebagai pintu masuk. Selain menguasai wilayah, majapahit juga mempunyai misi yakni penyebaran Ajaran Hindu. Menurut cerita masyarakat Dompu, bukti adanya pengaruh Majapahit masuk ke wilayah Dompu yakni dengan adanya beberapa nama desa/kampung di wilayah Kecamatan Hu'u yang namanya sama dengan nama Kerajaan di daerah Jawa Timur dimana kerajaan tersebut merupakan daerah atau wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit seperti nama Desa Adu, dan Desa Dahu. Adu dan Daha adalah dua kerajaan besar dibawah kekuasaan Majapahit. 

Dalam buku babat tanah jawa disebutkan bahwa, sepeninggal Majapahit dari kerajaan Dompu, dibawah komando panglima perang Majapahit yakni Panglima Nala dan panglima Saka (Soko), sebagian pasukan kerajaan Majapahit konon ada yang tinggal dan menetap di wilayah kerajaan Dompu (di Hu'u). Mereka menetap dan menikah dengan penduduk asli Hu'u/Dompu hingga mempunyai keturunan. Bisa disimpulkan bahwa, masyarakat Hu'u sebagian merupakan keturunan dari Majapahit. Dalam catatan sejarah juga disebutkan bahwa, pada saat Kerajaan Majapahit menyerang Dompu, pasukan perang yang di bawa ke Dompu merupakan pasukan perang yang berasal dari Kerajaan Bali, Kerajaan Daha dan Kerajaan Adu. Ekspedisi tersebut di bawah kendali Mahapatih Gajah Mada dengan dua orang panglima perang andalan Majapahit yakni panglima Nala dan panglima Saka.



Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar