Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Para Ahli


Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Menurut Para Ahli


Pertanyaan penting berikutnya adalah: "Apa tujuan melakukan penelitian tindakan kelas?" Mengacu pada pembahasan sebelumnya, maka jawaban yang paling inti adalah untuk peningkatan dan perbaikan praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Perkembangan masyarakat dewasa ini sangat cepat dan sangat kompleks sehingga tuntutan terhadap layanan pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru juga meningkat. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk meningkatkan atau memperbaiki layanan pembelajaran tersebut.

Tujuan ini dapat dicapai dengan cara melakukan berbagai tindakan untuk memecahkan berbagai permasalahan pembelajaran di kelas yang selama ini dihadapi, baik disadari atau mungkin tidak disadari. Oleh karena itu, fokus penelitian tindakan kelas adalah terletak kepada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh guru, kemudian dicobakan, dan dievaluasi untuk mengetahui efektivitas tindakan-tindakan alternatif itu dalam memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru.

Jika perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran dapat terwujud dengan baik berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, menurut Suyanto (1999) ada tujuan penyerta yang juga dapat dicapai sekaligus dalam kegiatan penelitian itu. Tujuan penyerta yang dapat dicapai adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan oleh guru selama proses penelitian tindakan kelas dilakukan. Ini dapat terjadi karena tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran. Artinya, dengan penelitian tindakan kelas itu guru sekaligus banyak berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif yang telah dipilihnya sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pembelajaran. Di sini guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik pembelajaran secara reflektif daripada ilmu baru dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan itu. Dalam konteks pengalaman latihan guru ini, Borg (1996) menegaskan bahwa tujuan utama penelitian tindakan adalah untuk pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru di kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Menurut Suhardjono 

Dalam konteks tujuan penelitian tindakan kelas ini, secara rinci Suhardjono (2007:61) mengemukal sebagai berikut:

1. meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah;

2. membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas;

3. meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan; 

4. menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).  

Mengacu kepada tujuan penelitian tindakan kelas tersebut, maka luaran atau hasil yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas mencakup:

1. perbaikan dan peningkatan kualitas kinerja belajar siswa, 

2. perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas;

3. perbaikan dan peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, alat peraga, dan sumber belajar lainnya;

4. perbaikan dan peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses pembelajaran dan hasil siswa;

5. perbaikan dan peningkatan kualitas upaya-uapaya pemecahan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah. 

6. perbaikan dan peningkatan kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa.

Pertanyaan berikutnya adalah: "Mengapa guru dipandang tepat untuk melakukan penelitian tindakan kelas?" Setidaknya ada beberapa alasan sehingga guru dipandang sebagai pihak yang tepat untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna memperbaiki proses pembelajaran.

1. Guru adalah orang yang paling dekat dan paling akrab dengan kelas. Paling akrab karena gurulah yang setiap hari melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

2. Guru memiliki otonomi untuk menilai kinerjanya sendiri. Meskipun secara formal ada kepala sekolah dan pengawas sekolah, tetapi guru sesungguhnya bisa menilai kinerja yang dilakukannya sendiri setiap hari. 

3. Interaksi guru dengan siswa berlangsung secara unik. Dikatakan unik karena ketika siswa berinteraksi dengan guru tidak akan sama jika dibandingkan dengan ketika berinteraksi dengan personal sekolah lainnya. Bahkan bagi anak SD tidak jarang lebih percaya terhadap apa yang dibicarakan oleh guru daripada orang tuanya sendiri. Oleh karena itu, kalau sampai melakukan sesuatu yang salah dan tidak disadari sampai bertahun-tahun akan berakibat fatal terhadap perkembangan siswanya.

4. Temuan-temuan penelitian yang bukan penelitian tindakan kelas tidak jarang sulit bisa langsung diterapkan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Kadang-kadang temuan penelitian itu terlalu teoritis atau terlalu rumit sehingga guru harus belajar lebih dahulu atau bahkan harus dilatih dulu untuk bisa menerapkannya dalam proses pembelajaran di kelas. 

5. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan penelitian tindakan kelas.



Src: Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, 2016, wacana prima.


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar