Prinsip-Prinsip Pembelajaran Istima’


Prinsip-Prinsip Pembelajaran Istima’


Dalam hubungannya dengan latihan mendengarkan untuk pemahaman ini perlu diperhatikan hal-hal berikut:

1.      Pendengar menerima informasi melalui rangkaian bunyi bahasa dengan susunan nada dan tekanan penempatan persendian (juncture). Perubahan susunan unsur bunyi dapat mengubah hubungan antarbagian kalimat atau arti kalimat secara keseluruhan. Kita sering menjumpai kalimat tanya yang bentuk dan susuman katanya sama dengan kalimat berita, namun berbeda karena lagu kalimat yang dipakai Dalam pelajaran menyimak henclaknya dipupuk kemampuan siswa untuk menafsirkan makna kalimat melalui unsur-unsur bunyi.

2.      Dalam tutur pembicaraan atau dalam teks yang dilisankan, biasanya terdapat gagasan pokok dan gagasan penunjang. Siswa hendaknya dilatih untuk dapat membedakan gagasan pokok dari gagasan sampingan, contoh dan ilustrasi. Misalnya dengan mengamati ungkapan petunjuk peralihan, seperti dalam bahasa Arab:لأن, لذلك, رغم أن, لأنه dan sebagainya.

3.      Dalam memilih teks lisan hendaknya guru memperhatikan hal- hal berikut:

• usia dan minat siswa

• kosakata yang dimiliki siswa

• tingkat kematangan dan kecepatan siswa dalam mengikuti teks lisan.

Prinsip pengajaran: dari yang mudah ke yang sulit, dari yang pendek ke yang panjang, dari yang kongkrit ke yang abstrak, sebaiknya dipakai dalam hubungan ini.

4.      Kecepatan yang wajar tentu merupakan tujuan akhir pelajaran menyimak ini, tetapi untuk tahap-tahap permulaan tidak ada salahnya kalau ucapan diperlambat sedikit. Yang diperlambat bukan ucapan kata-katanya, tapi jedahnya yang diperpanjang. Penyajian teks lisan untuk tingkat-tingkat permulaan perlu diulang, kalau perlu sampai tiga kali.

5.      Penggunaan alat peraga banyak sekali manfatnya dan dapat membantu mempercepat pengertian. Tapi ada kalanya alat peraga ini dengan sengaja tidak dipakai agar siswa tidak terlalu banyak menggantungkan diri pada isyarat yang diperolehnya dari alat peraga ini. Dengan kata lain, para siswa diharapkan memahami teks-teks lisan hanya dari isyarat yang diterimanya melalui gerbang telinga saja.

6.      Untuk tingkat lanjut, situasi perlu dibuat mendekati situasi sehari-hari. Gangguan-gangguan seperti background musik atau suara orang lain yang sedang bercakap-cakap, perlu dengan sengaja dimasukkan dalam rekaman. Hal ini tentu memersulit usaha meinahami teks lisan yatig sedang disajikan, tapi itulah realitas dalam kehidupan sehari-hari.

7.      Guru sebaiknya menuliskan kata-kata kunci sebelum pelajaran dimulai dan menjelaskan maknanya. Tentu saja tidak semua kata baru dapat dikatakan sebagai kata kunci dan dijelaskan kepada siswa, karena kesempatan untuk menerka arti kata dari hubungan kalimat perlu juga diberikan kepada mereka.

8.      Guru hendaknya menyampaikan kepada siswa dengan jelas apa yang harus mereka kerjakan. Petunjuk yang jelas akan merangsang para siswa dan menambah semangat mereka untuk berusaha memahami teks lisan yang disajikan guru.

9.      Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap apa yang didengarkannya, maka setiap materi yang disajikan hendaknya dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan. Sistematika pertanyaan untuk pelajaran menyimak ini akan diuraikan kemudian.

10.  Respon atau jawaban para siswa bisa bervariasi. Untuk tingkat-tingkat permulaan, jawaban bisa berupa: gambar-gambar, jawaban lisan dengan bahasa Indonesia. Untuk siswa tingkat menengah atau lanjutan, jawaban dalam bentuk lisan atau tulisan dengan bahasa Arab. Tapi perlu digarisbawahi bahwa tujuan utama bukan hakekat jawaban itu sendiri, tetapi pengertian yang ditunjukkan siswa terhadap teks lisan yang disajikan.




Mustofa, Syaiful. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Hal: 126-127

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar