Tambora : Wisata Pendakian yang Syarat dengan Sejarah


 Ada beberapa tempat yang memiliki potensi pariwisata sejuk dan indah di kabupaten Dompu Sumbawa, tempat wisata tersebut bisa menjadi referensi bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam Dompu apalagi selesai lebaran idul fitri tahun ini

Calabai: Tambora

GUNUNG TAMBORA CALABAI
Tambora


Siapa yang tidak kenal dengan Tambora, Tambora juga merupakan salah satu tempat wisata yang terletak di calabai, keindahan kesejukan alam calabai yang masih asri bisa dijadikan salah satu destinasi wisata

calabai merupakan kota kecil penghasil kayu yang terletak diujung utara semenanjung Gunung Tambora. Gunung Tambora seperti yang telah diketahui merupakan pusat dari letusan terdahsat yang pernah ada dalam sejarah, gunung Tambora mendominasi semenanjung utara Pulau Sumbawa, dengan ketinggian 2.851 meter diatas permukaan laut, berwarna coklat dan diselimuti oleh hutan lindung yang lebat, suatu perbedaan yang kontras dengan alam sekitarnya. Untuk mendaki Gunung Tambora yang besar dapat dimulai dari Desa Pancasila yang terletak di kaki Gunung Tambora.

udara di kaki gunung tambora sangatlah sejuk nan segar, disertai dengan pepohonan yang tumbuh tinggi menjadikan daerah calabai termasuk yang hijau dibandingkan dengan daerah lainnya di kabupaten dompu maupun bima. berada di tengah hamparan savana yang luas dengan berbagai satwa yang hidup tentu akan menambah keindahan alamiah tersendiri.

Searah Meletusnya Tambora

Gunung Tambora yang meletus pada 10-11 April 1815, dalam catatan sejarah Dompu, Letusan Tambora mengakibatkan tiga kerajaan kecil (Pekat, Tambora, dan Sanggar) yang terletak di sekitar Tambora tersebut musnah. Ketiga wilayah kerajaan kecil itu pun kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Dompu dan sebagian (Sanggar) masuk wilayah Bima. 

Pertambahan wilayah Kesultanan Dompu tersebut dinilai merupakan suatu pertanda kelahiran baru bagi Dompu Baru, yakni pergantian antara Dompu Lama ke Dompu Baru. Peristiwa tersebut menggambarkan kelahiran wilayah Dompu yang bertambah luas wilayahnya. Letusan Tambora yang paling dahsyat yakni letusan pada tanggal 11 April 1815 yang mengakibatkan beberapa Kerajaan kecil yang terletak di sekitar Tambora menjadi sasaran empuk musibah tersebut sehingga 3 Kerajaan kecil tersebut musnah. Pralaya (Malapetaka) tersebut tampaknya di satu sisi berdampak positif bagi perkembangan sejarah Kerajaan Dompu, sebab setelah sekian tahun lamanya dalam perkembangan wilayah Kerajaan (Kesultanan) Dompu justru bertambah luas wilayahnya karena bekas 3 Kerajaan kecil yang musnah akibat letusan Tambora tersebut akhirnya masuk kedalam wilayah Kerajaan (Kesultanan) Dompu hingga sekarang ini. Dengan bertambahnya wilayah Kesultanan Dompu tersebut (Pekat, Tambora dan sebagian wilayah Kerajaan Sanggar) maka moment tersebut dinilai merupakan suatu pertanda kelahiran baru bagi DOMPU BOU (Dompu Baru), yakni pergantian antara Dompu Lama dan Dompu Baru.

Peristiwa tersebut menggambarkan kelahiran wilayah Dompu yang bertambah luas wilayahnya. Pada 11 April 1815 Tambora meletus dengan dahsyatnya, akibat letusan Tambora wilayah Dompu dikemudian hari bertambah luasnya meliputi bekas Kerajaan Pekat, dan Kerajaan Tambora. DOMPU YANG BARU pun akhirnya lahir. Peristiwa 11 April 1815 tersebut akhirnya di jadikan patokan dan dasar yang kuat sehingga 11 April 1815 di jadikan sebagai hari lahir atau hari jadi DOMPU. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah (Perda) No.18 tanggal 19 Bulan Juni 2004 ditetapkan bahwa tanggal 11 April 1815 sebagai hari lahir/hari jadi kabupaten Dompu. 

Pendakian ke Gunung Tambora diperlukan 3 hari 2 malam melalui hutan lindung. Untuk mengurangi resiko selama pendakian. disarankan untuk menyiapkan diri selama pendakian oleh karena banyaknya lintah di dalam hutan lindung. Kawah Gunung Tambora merupakan salah satu kawah dengan panorama yang spetakuler yang ada di Indonesia. Perjalanan menuju Calabai dapat ditempuh dalam waktu 8 jam dari Sumbawa Besar, 5 Jam dari Dompu dan 6 jam dari Bima.

lokasi tempat wisata tambora dompu pada map:



Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar