konsep, dan prosedur berbagai jenis pola gerak dasar dalam pembelajaran PJOK.


 

konsep, dan prosedur berbagai jenis pola gerak dasar dalam pembelajaran PJOK.

a. Konsep Pola Gerak Dasar Lokomotor, Non Lokomotor, dan Manipulatif 

perkembangan  keterampilan  gerak  bagi  peserta  didik  Sekolah  Dasar  (SD), diartikan sebagai perkembangan dan penghalusan aneka keterampilan gerak dasar dan keterampilan gerak yang berkaitan dengan olahraga. Gerak dasar pada anak membentuk dasar untuk gerak. Keterampilan gerak dasar didukung oleh pola gerak.  Pola  gerak  merupakan  serangkaian  gerak  terkait  yang  terorganisir. Misalnya sebuah pola gerak berupa mengangkat tangan ke samping atau ke atas. Berdasarkan pola gerak inilah terbentuk gerak dasar.

Gerak dasar merupakan dasar macam-macam keterampilan yang memerlukan bimbingan, latihan, dan pengembangan agar anak dapat melaksanakan dengan tugas gerak yang diberikan dengan lancar. Bagi anak-anak kebanyakan keterampilan dan kematangannya selalu berkaitan dengan gerak dasar. 

Jenis dan bentuk pola gerak dasar terdiri dari:

1) Keterampilan    Lokomotor    (Locomotor    Skills).    

Keterampilan    lokomotor didefinisikan sebagai keterampilan berpindahnya individu dari satu empat ke tempat yang lain. Sebagian besar keterampilan lokomotor berkembang dari hasil tingkat kematangan tertentu, namun latihan dan pengalaman juga penting untuk mencapai kecakapan yang matang.

2) Keterampilan  Non  lokomotor  (Non  Locomotor  Skills).  

Keterampilan  non lokomotor disebut juga keterampilan stabilitas (stability skills), didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan dengan gerakan yang memerlukan dasar-dasar penyangga yang minimal atau tidak memerlukan penyangga sama sekali atau gerak tidak berpindah tempat, misalnya gerakan berbelok-belok, menekuk, mengayun, bergoyang. Kemampuan melaksanakan keterampilan ini parallel dengan penguasaan keterampilan lokomotor.

3) Keterampilan   Manipulaif   (Manipulative   Skills).   

Keterampilan   manipulatif didefinisikan sebagai keterampilan yang melibatkan pengendalian atau kontrol terhadap objek tertentu, terutama dengan menggunakan tangan atau kaki. Ada dua klasifikasi keterampilan manipulatif, yaitu (1) keterampilan reseptif (receptive skil); dan (2) keterampilan propulsif (propulsive skill). Keterampilan reseptif melibatkan gerakan menerima objek, misalnya menangkap, menjerat, sedangkan keterampilan propulsif bercirikan dengan suatu kegiatan yang membutuhkan gaya atau tenaga pada objek tertentu, misalnya melempar, memukul, menendang.

Seperti sudah disampaikan sebelumnya, bahwa pola gerak merupakan serangkaian gerak terkait yang terorganisir. Pola gerak terbentuk dari gerak dasar yang merupakan dasar dari macam-macam keterampilan yang perlu dikembangkan agar anak dapat melaksanakan tugas gerak yang diberikan oleh guru. Berikut merupakan pola Gerak dasar yang perlu dikenalkan kepada peserta didik SD beserta pengembangannya, antara lain adalah:

1)   Gerak Lokomotor,

a) Berjalan, adalah gerakan kaki secara bergantian, dengan salah satu kaki selalu kontak dengan lantai. Berat tubuh dipindahkan dari tumit kearah bola kaki kemudian  ke  jari-jari  untuk  mendapatkan  dorongan.  Gerakan  berjalan  ini dengan berbagai variasi.

b) Berlari,  adalah  gerakan  kaki  yang  cepat  secara  bergantian,  kedua  kaki meninggalkan tanah sebelum salah satu kaki bertumpu kembali. Gerakan lari ini dengan berbagai variasi.

2)   Gerak Non lokomotor

a)  Goyangan, dilakukan oleh salah satu bagian tubuh.

b)  Ayunan, gerakan ayunan keseluruhan maksudnya tidak hanya menggerakkan salah satu bagian tubuh saja, melainkan seluruh tubuh terlibat.

c)  Mengkerut/menekuk dan meregang/meluruskan. Mengkerut adalah gerakan mengontraksikan otot yang menyebabkan bagian badan melipat ke arah dalam atau membulat, menekuk, membengkok, sedangkan meregang adalah kontraksi otot yang menyebabkan badan atau bagian bagiannya membuka, melebar ke arah luar.

d)  Putaran, adalah berputar di tempat dengan bertumpu pada stu poros dengan satu atau dua kaki, satu atau dua lutut, pantat, punggung maupun perut.

3)   Keterampilan Manipulatif.

a)  Melempar, adalah keterampilan satu atau dua tangan yang digunakan untuk melontarkan suatu objek menjauhi tubuh ke ruang tertentu.

b)  Menangkap, adalah gerakan yang melibatkan penghentian momentum suatu objek dan menambahkan kontrol terhadap objek tersebut dengan menggunakan satu atau dua tangan.

Gerak dasar dapat dilakukan tanpa menggunakan alat maupun dengan menggunakan alat. Alat yang dipergunakan dalam gerakan itu banyak manfaatnya, seperti dikemukakan oleh Sumanto dan Sukiyo (1991) bahwa fungsi alat yang dipergunakan dalam latihan adalah untuk meningkatkan taraf kesukaran, keindahan, kevariasian, dan kegairahan melakukannya.

Terkait dengan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992) menyatakan bahwa program pembelajaran Pendidikan Jasmani melalui aktivitas pengembangan kemampuan gerak dasar yang diajarkan di SD terdiri dari: 

1) Aktivitas pengembangan kemampuan daya gerak anak yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, seperti: berjalan, berlari, melompat, meloncat, berjingkat, melangkah, meluncur, mengangkat, dan berguling (Iokomosi);

2) Aktivitas pengembangan kemampuan daya gerak anak  yang  dilakukan di tempat, seperti: membungkuk, memutar, membalik, menekuk, meregang, megulur, memilin, dan mengelak (non lokomosi); dan

3) Aktivitas  pengembangan kemampuan  untuk  bertindak  melakukan  sesuatu bentuk gerakan anggota badannya secara lebih terampil, misalnya: melempar, menangkap, menendang, menggiring, mengangkat, memukul, menarik, dan mendorong (manipulasi).

Aktivitas pengembangan kemampuan berguna untuk mempertahankan dan menyempurnakan bentuk-bentuk dan corak dari gerakan dasar yang telah pelajari agar menjadi lebih mantap. Selain itu aktivitas pengembangan kemampuan juga merupakan bagian permulaan bagi aktivitas jasmani peserta didik.

Untuk memperoleh bentuk-bentuk gerakan baru dari situasi yang baru (stabilisasi). Aktivitas pengembangan kemampuan gerak stabilitas pada dasarnya adalah suatu bentuk kegiatan yang diajarkan kepada peserta didik kelas awal di SD, agar mereka memiliki kemampuan untuk mempertahankan keseimbangannya, misalnya: berjalan di atas balok keseimbangan, bertumpu pada satu kaki, sikap kayang dan sebagainya. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka betapa pentingnya bentuk-bentuk keterampilan dasar bagi peserta didik SD. Oleh karena itu, hendaknya program pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan SD dapat mengembangkan berbagai bentuk keterampilan gerak dasar.

Menurut Yudha M Saputra (2001), perkembangan gerak dasar anak SD, dibagi menjadi tiga periode, yaitu:

1) Fase perkembangan gerak dasar, usia 2 - 7 tahun;

2) Fase transisi, usia 7-10 tahun; dan

(3) Fase spesifikasi usia 10-13 tahun.

Pada fase perkembangan gerak dasar usia 2 - 7 tahun, anak mulai belajar berjalan dan melakukan bentuk-bentuk gerak lokomotor yang lain.  Anak usia 2 - 7 tahun 

pada dasarnya sedang menjalani masa pertumbuhan, bertambah pengalaman geraknya, dan mereka bergantung pada instruksi serta meniru yang lain. Dimungkinkan pada usia ini, mereka menjadi lebih terampil dalam menguasai keterampilan gerak dasar. Pada fase ini anak sudah siap untuk menerima informasi dari guru. Guru sudah dapat memberikan keterampilan persepsi motorik, keterampilan gerak dasar, keterampilan multilateral dan keterampilan terpadu.

Pada fase transisi usia 7 - 10 tahun, anak secara individu mulai dapat mengkombinasikan dan menerapkan gerak dasar yang terkait dengan penampilan dalam aktivitas jasmani. Gerakan yang dilakukan berisikan unsur-unsur yang sama, seperti gerak dasar, tetapi dalam pelaksanaannya lebih akurat dan terkendali. Selama periode ini anak terlibat secara aktif dalam pencarian dan pengkombinasian berbagai macam pola gerak dan keterampilan. Pada umumnya kemampuan mereka akan sangat cepat meningkat.

Pada fase spesifikasi usia 10 - 13 tahun, anak sudah dapat menentukan pilihannya akan cabang olahraga yang disukainya, secara umum mereka sudah memiliki kemampuan dalam koordinasi dan kelincahan yang jauh lebih baik. Pada fase ini mereka memilih untuk mengkhususkan pada salah satu cabang olahraga yang dianggap mampu untuk dilakukan. Mereka juga sudah mulai bisa menilai kelebihan dan kekurangan yang dimiliknya. Anak mulai mencari atau menghindari aktivitas yang tidak disukainya.

Dari ketiga fase perkembangan gerak dasar yang terjadi pada usia SD ini, perlu adanya upaya dari guru pendidikan jasmani dalam mengembangkan kemampuan gerak dasar anak sesuai dengan tingkatannya.

b. Melakukan Pola Gerak Dasar dalam pembelajaran PJOK

1)   Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Lari

Lari adalah lanjutan dari keterampilan berjalan. Saat berlari, ada saat tubuh melayang ketika kaki tidak lagi menyentuh tanah dan merupakan lawan dari jalan dimana satu kaki selalu menyentuh tanah. Karakteristik dari gerakan lari yang baik adalah kaki diangkat ke depan, ditolakkan dengan kuat, mengangkat lutut atau paha, mengayunkan lengan untuk menjaga keseimbangan dan dorongan ke depan. Gerak dasar lari harus diperhatikan oleh guru dalam proses pembelajaran, sehingga pola gerak dasar tersebut dimasa yang akan datang dapat menjadi bekal untuk mempelajari gerakan yang lebih kompleks.

Beberapa model pengembangan keterampilan gerak dasar lari untuk peserta didik SD menurut Yudha M Saputra (2001) dapat dilakukan dengan pendekatan bermain untuk peserta didik kelas I dan II antara lain:

a)   lari sambil bergandengan tangan;

b)   lari lurus;

c)   lari berkelok-kelok;

d)   lari menirukan binatang;

e)   lari mengejar teman yang ada di depannya;

f)    lari mengelilingi gambar yang berbentuk bintang;

g)   lari mengelilingi balok-balok yang sudah disediakan;

h)   lari zig-zag.

Sedangkan model pengembangan keterampilan gerak dasar lari untuk peserta didik kelas III dan IV antara lain:

a)  lari sambil berpapasan antara peserta didik;

b)  lari melewati bangku-bangku yang telah disediakan;

c)  lari-Iari maju, mundur, kanan, dan kiri;

d)  lari mengikuti gambar yang peserta didik buat;

e)  kombinasi gerak jalan dan lari; dan 

f)   bermain melalui gerak estafet.

Dan model pengembangan keterampilan gerak dasar lari untuk peserta didik kelas V dan VI antara lain:

a) lari melewati simpai;

b) lari melewati tiga pos berbentuk segitiga;

c) lari sambung bolak-balik dengan memindahkan bata;

d) lari melewati balok setinggi 50 cm;

e) lari cepat 20 m bolak-balik;

f)  lari mengelilingi lapangan 3 putaran;

g) lari kejar mengejar teman yang ada di depannya; 

h) lari zig-zag;

i)  lari bolak-balik melewati bendera sebanyak 10 buah dengan jarak 20 meter;dan

j)  lari bergantian yang dimulai dari lari perlahan dilanjutkan dengan lari cepat berulang-ulang sebanyak 3 kali.

2)   Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Lompat

Melompat berarti menolak dengan satu kaki, sedangkan meloncat menolak dengan dua kaki. Aktivitas melompat dan meloncat adalah membawa badan ke atas. Pengembangan keterampilan gerak dasar melompat di SD, selain unrtuk memberikan pengalaman bagaimana cara jatuh atau mendarat dengan benar, juga menanamkan keberanian peserta didik.

Latihan melompat atau meloncat pada anak-anak selain melatih otot tungkai juga membentuk daya lenting (power). Hal ini tersebut akan lebih sempurna apabila ditunjang dengan pembentukan keadaan fisik, baik kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan tendo pada sendi, gaya dan teknik yang baik.

Model pengembangan keterampilan gerak dasar lompat untuk peserta didik kelas I dan II dapat dilakukan dengan pendekatan bermain (Yudha M Saputra, 2001), seperti:

a) Lompat parit yang ada di sekeliling sekolah, misalnya mulai dari parit yang lebarnya 50 cm sampai dengan 70 cm;

b) lompat tali;

c) lompat ke matras dari ketinggian 50 cm;

d) lompat katak;

e) melompati garis yang ada di depan temannya yang berjarak 50 - 75 cm;

f)  melompati ban bekas sepeda;

g) lompat karet; dan

h) variasi lompat dan lari bergantian

Model pengembangan keterampilan gerak dasar lompat untuk anak kelas III dan IV antara lain: 

a) melompati temannya yang berada dalam posisi jongkok;

b) lompat kardus;

c) variasi lari dan lompat kardus;

d) lompat karet dibentangkan oleh temannya;

e) lompat-lompat tali;

f)  melompat dari ketinggian 1 meter;

g) melompati teman-teman yang ada di depannya dalam posisi telungkup; dan h) variasi lari dan lompat

Sedangkan model pengembangan keterampilan gerak dasar lompat untuk anak kelas V dan VI antara lain:

a) lompat dua kaki;

b) lompat satu kaki;

c) lompat-Iompat tali;

d) lompat kardus;

e) variasi lompat dan lari;

f)  lompat tinggi;

g) lompat jauh;

h) variasi lari dan lompat jauh; dan 

i)  variasi lari dan lompat tinggi

3)   Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Melempar

Melempar pada prinsipnya adalah kemampuan memindahkan suatu objek (peluru atau sejenisnya) melalui udara dengan menggunakan tangan. Gerakan lempar banyak melibatkan otot-otot lengan dan bahu. Kekuatan otot seperti otot lengan, otot bahu perlu ditingkatkan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar peserta didik.

Macam macam, bentuk peningkatan keterampilan gerak dasar lempar adalah:

a) Lari beberapa langkah (3 - 5 langkah) sambil membawa bola kasti, pada batas yang ditentukan lemparkan bola sejauh-jauhnya keatas kedepan

b) Lari  secepat-cepatnya  sambil  membawa  bola  kasti,  pada  batas  yang ditentukan lemparkan bola sejauh-jauhnya. 


Sumber. Warsito, Sugito Adi., Zulkarnaen, Imam., Setiawati, Dewi., 2019. Pengembangan Materi Bola Besar/Kecil, Beladiri, dan PKJ 1., Filosofi Penjas 1., Pengembangan Materi PHS, Aktivitas Air, dan Senam., Filosofi Penjas 2 dan Gerak Berirama., Kelompok Kompetensi A, B, dan C, Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Kemdikbud

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar