Materi Fungsi Istifham (kalimat interogatif) Modul Pendidikan Profesi Guru Bahasa Arab


 

Materi Fungsi Istifham (kalimat interogatif) Modul Pendidikan Profesi Guru Bahasa Arab

❖  Fungsi istifham

Fungsi pertanyan dapat dilihat dari sisi semantis dan dari sisi pragmatis. Uraian mengenai pertanyaan dari sisi semantis (untuk meminta informasi) telah dijelaskan sebelumnya. Sementara itu, dari fungsi pragmatis pertanyaan memiliki fungsi yang beraneka ma cam sesuai dengan konteks yang melahirkan wacana. Kartomohardjo (1987) mengemukakan beberapa fungsi pertanyaan, yaitu (a) pertanyaan berfungsi untuk meminta penjelasan, (b) pertanyaan berfungsi untuk perintah, permohonan atau larangan, (c) pertanyaan berfungsi sebagai sanjungan atau cemoohan, (d) pertanyaan berfungsi sebagai keluhan, dan  (e) pertanyaan berfungsi sebagai salam atau sapaan

Dalam pandangan Searle (1975), pertanyaan yang dikemukakan oleh penutur tidak hanya sekedar untuk meminta informasi, tet api juga untuk permohonan. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Cooper  (1979) bahwa pertanyaan dapat digunakan untuk berbagai fungsi tergatung pada konteks. Misalnya “Would you pass the salt?” dapat digunakan untuk bertanya (meminta informasi), permohonan, permintaan, atau untuk perintah. Selanjutnya Green (1989) mengemukakan bahwa pertanyaan berfungsi untuk meminta informasi, klarifikasi, dan konformasi.

Dalam bahasa Arab, pertanyaan juga mempunyai berbagai fungsi. Menurut Nasif, et al (tanpa tahun) mengemukakan fungsi pertanyaan, yaitu untuk menafikan (al-nafyu), mengingkari (al-inkar), perintah (al-amru), melarang (al-nahyu), memberikan rangsangan (al-tasywiq), dan meremehkan (al- tahqir). AlJarim  dan Usman  (1961) mengemukakan fungsi pertanyaan selain   untuk  meminta   informasi,  yaitu   untuk  menafikan  ( al-nafyu), mengingkari  (al-ink ar), mempertegas  (al-taqrir),  mencela  (al-taubikh), menghormati (al-ta’dzim), meremehkan (al-tahqir), melemahkan semangat (al-istibtha’), menyatakan heran (al-ta’ajjub), menyamakan (al-taswiyah), mengharap sesuatu yang mustahil terjadi ( al-tamanni), dan memberikan stimuli atau rangsangan (al-tasywiq). 

Al-Hasyimi  (1960:94-95) secara lebih rinci  menegaskan bahwa  fungsi pertanyaan di samping dapat digunakan untuk meminta informasi, kadang juga dapat digunakan untuk fungsi lainnya berdasarkan konteks, misalnya digunakan untuk memerintah (al-amru), melarang (an-nahyu), menyamakan (at-taswiyah), menafikan (an-anfyu), mengingkari (al-inkaar), menstimuli atau memberikan rangsangan ( at-tasywiiq), menggugah (al- isti'naaf), mempertegas (at-taqriir), menakut-nakuti (at-tahwiil), menganggap mustahil (al-istib'aad), menghormati (at-ta'dziim), meremehkan (at-tahqiir), menyatakan heran (at-taʼajjub), mengolok-olok (at-tahakkum), mengancam (al-wa'iid), meminta kepastian (alistinbaath), memperingatkan (at-tanbiih) dan menyesali (at-tahassur).

Penelitian mengenai fungsi pertanyaan dalam Al-qur’an pernah dilakukan oleh Al-Mith'ani (1979). Penelitian ini difokuskan pada kajian kata tanya hamzah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertanyaan dalam Al-qur’an berfungsi  untuk  mengingkari,  menyangkal,  mencela,  menakut -nakuti, menyatakan heran, menolak, dan menyamakan.

Rofi'uddin (1994) dalam  kajiannya terhadap sistem pertanyaan dalam bahasa Indonesia menemukan bahwa ada empat jenis tindak dalam sistem pertanyaan bahasa Indonesia, yaitu (a) jenis tindak direktif yang meliputi: permintaan penjelasan, suruhan, pengujian, larangan, saran, dan permintaan izin, (b) jenis tindak ekspresif yang meliputi: rasa puas, rasa tidak puas, basa-basi, dan humor, (c) jenis tindak komisif yang meliputi: janji  dan  tawaran,  dan  (d)  jenis  tindak  representatif yang  meliputi: penyampaian informasi dan penegasan maksud. Berikut ini fungsi istifham.

Melarang (an-nahyu)

Melarang merupakan salah satu wujud  tindak direktif. Sebagai tindak direktif, penutur meminta petutur untuk meninggalkan sesuatu yang menjadi larangannya

Memberikan rangsangan (al-tasywiq)

Memberikan rangsangan atau menstimuli merupakan salah satu bentuk tindak direktif. Sebagai bentuk tindak direktif, penutur memberikan dorongan kepada petutur agar dia melakukan sesuatu 

Meminta kepastian (al-istinbaath)

Dalam meminta kepastian, penutur meminta petutur agar dia melakukan sesuatu berupa pemberian kepastian kepadanya mengenai sesuatu yang diinginkan

Memperingatkan (at-tanbiih)

Mengingatkan merupakan salah satu wujud tindak direktif. Sebagai tindak direktif, penutur meminta petutur untuk lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu

Mempertegas (al-taqrir)

Mepertegas atau  memberikan  penegasan kepada  petutur  merupakan salah satu wujud tindak asertif. Penegasan ini dimaksu dkan agar petutur semakin yakin akan kebenaran proposisi yang disampaikan oleh penutur 

Menafikan (al-nafyu)

Menafikan merupakan salah satu wujud tindak asertif. Sebagai tindak asertif, penutur menyatakan kepada petutur bahwa tidak ada sesuatu yang dapat melakukan tindakan apapun selain dirinya 

Menakut-nakuti (at-tahdid)

Menakut-nakuti merupakan salah satu wujud tindak ekspresif. Sebagai wujud tindak ekspresif, penutur mengungkapkan sikap kejiwaannya kepad petutur berupa suatu preposisi yang membuat  petutur  menjadi  takut 

Mengancam (al-wa'iid)

Mengancam merupakan suatu ungkapan sikap kejiwaan berupa ancaman terhadap petutur apabila dia melakukan sesuatu yang tidak diinginkan oleh penutur 

Menganggap mustahil (al-istib'aad)

Menganggap mustahil (al-istib’aad) itu adalah menyatakan bahwa apa yang dikatakan atau dijanjikan oleh petutur tidak akan terjadi atau mustahil terjad

Mengharap sesuatu yang mustahil terjadi ( at-tamanni)

Tamanni merupakan salah satu wujud tindak ekspresif. Sebagai tindak ekspresif, penutur mengungkapkan sikap kejiwaannya berupa keinginannya untuk mencapai sesuatu yang mustahil terjadi 

Menghormati/mengagungkan (at-ta’dzim)

Mengagungkan (at-ta‟dzim) merupakan salah satu wujud tindak asertif. 

Mengingkari (al-inkar)

Mengingkari merupakan salah satu wujud tindak asertif. Sebagai tindak asertif, penutur menyatakan kepada petutur bahwa dia mengingkari (tidak mengakui terhadap apa yang dinyatakan oleh petutur

Menyatakan heran (at-ta’ajjub)

Merasa heran atau kagum merupakan salah satu wujud tindak ekspresif. Sebagai tindak ekspresif, penutur mengungkapkan rasa kekagumannya terhadap peristiwa yang tidak diduga sebelumnya 

Menyesali (at-tahassur)

Menyesali merupakan salah satu wujud tindak ekspresif. Sebagai tindak ekspresif, penutur mengungkapkan sikap kejiwaannya berupa pennyesalan atas ketidakmampuannya (kebodohannya) dalam melakukan 

Meremehkan (al-tahqir)

Meremehkan merupakan salah sau wujud tindak ekspresif. Sebagai tindak ekspresif, penutur mengungkapkan sikap kejiwaannya yang tujuannya memandang rendah (meremehkan) petutur

Merintah (al-amru)

Memerintah merupakan salah satu wujud tindak direktif. Penutur meminta petutur atau pihak lain untuk melakukan isi perintahnya 

Menjelekkan (al-taubikh)

Mengecam atau menjelekkan merupakan salah satu wujud tindak ekspretif. Sebagai tindak ekspresif, penutur mengungkapkan perasaan ketidaksenangannya terhadap perilaku petutur

Makna Istifham

❖  Meminta Pengakuan

Kalimat  interogatif ini  adalah jenis kalimat tanya yang mengharapkan jawaban pengakuan dari lawan tutur. Kalimat interogatif meminta pengakuan biasanya sudah mengandung sebuah jawaban yang pasti dan terdiri dari pilihan atau penawaran. Kalimat jenis ini ditandai dengan kata tanya “apakah”.

❖  Meminta Jawaban Kata Tanya

Kalimat interogatif yang meminta  jawaban kata tanya ditandai dengan kalimat yang menggunakan apa; siapa; dimana; kapan; bagaimana; dan semacamnya.

❖  Jawaban Alasan

Kalimat interogatif dengan jawaban  alasan adalah kalimat tanya yang didahului dengan kata “mengapa” atau “kenapa”.

❖  Jawaban Pendapat

Kalimat interogatif jawaban pendapat adalah jenis kalimat interogatif yang biasanya menggunakan kata “bagaimana” di awal kalimat. 



Sumber: Modul Pendidikan Profesi Guru Modul 2.  Kalam (Berbicara)

Penulis: Dr. Mohammad Ahsanuddin, M.Pd. 

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar