Penerapan Teori Belajar Gerak dalam Pembelajaran PJOK


Pengertian istilah belajar motorik tak terlepas dari pengertian istilah belajar pada umumnya. Belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam perilaku terampil (Schmidt, 1982). Meskipun tekanan belajar motorik ialah penugasan keterampilan, tidaklah berarti aspek lain, seperti peranan domain kognitif diabaikan. Hal ini dapat kita ikuti dalam penjelasan Meinel (1976) yang menggambarkan analisis spesifik dari belajar dalam konteks olahraga. Menurut Meinel, belajar gerak itu terdiri dari tahap penguasaan, penghalusan, dan penstabilan gerak atau keterampilan teknik olahraga. Dia menekankan, integrasi keterampilan di dalam perkembangan total dari kepribadian seseorang. 

Karena itu, penguasaan keterampilan baru diperoleh melalui penerimaan dan pemilikan pengetahuan, perkembangan koordinasi dan kondisi fisik sebagaimana halnya kepercayaan, dan semangat juang. Belajar gerak dalam olahraga mencerminkan suatu kegiatan yang disadari dimana aktivitas belajar diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai pendukung analisis Meinel tersebut, Schnabel (1983) menjelaskan, karakteristik yang dominan dari belajar ialah kreativitas ketimbang hanya sekedar menerima di pihak siswa atau atlet yang belajar. Penjelasan tersebut, menegaskan pentingnya psiko-fisik sebagai suatu kesatuan untuk merealisasi peningkatan keterampilan.

Ada beberapa istilah yang sebelumnya sering digunakan pada studi tentang gerak manusia  (human  movement). Istilah  tersebut  adalah  ilmu  gerak,  kinesiologi, performance manusia, dan pendidikan jasmani. Istilah-istilah ini sering kita dengar apabila diperbincangkan dalam konteks gerak. Perilaku gerak (motor behavior) merupakan subdisiplin yang lebih menekankan pada investigasi atau penelitian mengenaio prinsip-prinsip perilaku gerak manusia. Secara lebih sepsifik Schmidt menjelaskan bahwa perilaku gerak itu lebih menekankan pada prinsip-prinsip keterampilan gerak manusia yang dihasilkan pada tahap perilaku analisis. Perilaku gerak dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu: 

(1) Teori gerak (motor control) 

(2) Belajar gerak (motor learning) 

(3) Perkembangan gerak (motor development). 

Untuk melihat perbedaan satu sama lain, kita perlu mengujinya dengan mencoba lebih memfokuskan pada bidang masing-masing. Belajar gerak merupakan studi tentang proses keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan keterampilan gerak sangat terkait dengan latihan dan pengalaman individu bersangkutan. Belajar gerak khusus dipengaruhi oleh berbagai bentuk latihan, pengalaman atau situasi belajar pada gerak manusia. Ada tiga tahapan dalam belajar gerak (motor learning) yaitu: 

a. Tahapan verbal kognitif maksudnya kognitif dan proses membuat keputusan lebih menonjol.

b. Tahapan gerak memiliki makna sebagai pola gerak yang dikembangkan sebaik mungkin agar peserta didik atau atlet lebih terampil. 

c. Tahapan otomatisasi artinya memperhalus gerakan agar performa peserta didik atau atlet menjadi lebih padu dalam melakukan gerakannya.

a)  Kategori Gerak/ Keterampilan (Berdasar Otot yang Digunakan, Pengaruh Lingkungan, dan Mulai-Akhir Gerak)

Pengklasifikasian keterampilan gerak dapat dibuat berdasarkan beberapa sudut pandang, berikut ini disajikan beberapa klasifikasi keterampilan gerak:

1)   Berdasarkan kecermatan gerak

2)   perbedaan titik awal dan titik akhir

3)   Stabilitas lingkungan 

Uraian mengenai tiap klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerakan

Ketererampilan gerak  dapat  dikaji  berdasarkan  kecermatan  pelaksanaannya. Kecermatan pelaksanaan gerakan dapat ditentukan antara lain oleh jenis otot-otot yang terlibat. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan jenis otot-otot halus. Berdasarkan kecermatan gerakan atau jenis totot-otot yang terlibat, keterampilan gerak dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu:

(a)  Keterampilan gerak agal (gross motor skills) 

(b)  Keterampilan gerak halus (fine motor skills)

Keterampilan gerak agal adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan, contohnya antara lain keterampilan gerak loncat tinggi dan lempar lembing. Keterampilan gerak halus adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan. Contohnya antara lain adalah keterampilan gerak menarik pelatuk senapan dan pelepasan busur dalam memanah. Pada keterampilan ngerak agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian tubuh secara keseluruhan, sedang pada keterampilan gerak halus hanya melibatkan sebagian dari anggota badan yang digerakan oleh otot-otot halus.

2)  Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan titik akhir

Apabila diperlukan, gerakan keterampilan ada yang dengan mudah dapat diketahui bagian awal dan bagian akhir dari gerakannya, tetapi ada juga yang susah diketahui. Dengan karakteristik seperti itu, keterampilan gerak dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:

(a)  Keterampilan gerak diskret (discrete motor skill) 

(b)  Keterampilan gerak serial (serial motor skill)

(c)  Keterampilan gerak kontinyu (continuous motor skill)

Keterampilan gerak diskret adalah keterampilan gerak di mana dalam pelaksanaannya dapat  dibedakan  secara  jelas  titik  awal  dan  titik  akhir  dari gerakan. Contohnya adalah gerakan berguling kedepan satu kali. titik awal gerakan adalah pada saat pelaku berjongkok dan meletakan kedua telapak tangan dan tengkuknya ke matras, sedangkan titik akhirnya adalah pada saat pelaku sudah dalam keadaan jongkok kembali. Keterampilan gerak serial adalah keterampilan gerak diskret yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut. Contohnya gerakan berguling ke depan beberapa kali. 

Keterampilan gerak kontinyu adalah keterampilan gerak yang tidak dapat dengan mudah ditandai titik awal dan akhir dari gerakannya. Contohnya adalah keterampilann gerak bermain tenis atau permainan olahraga lainnya. Di sini titik awal dan akhir tidak mudah untuk diketahui karena merupakan rangkaian dari bermacan-macam rangkaian gerakan. Pada keterampilan gerak kontinyu, untuk melaksanakannya lebih dipengaruhi oleh kemamuan si  pelaku dan stimulus eksternal. 

Dibandingkan dengan pengaruh bentuk gerakannya sendiri. Misalnya pada saat menggiring bola, yang menentukan adalah keadaan bola dan maunya si pelaku untuk menggiringnya, sedang bentuk gerakkannya sendiri dapat berubah-ubah atau tidak berpaku pada bentuk gerakan tertentu yang baku.

3)  Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan

Di dalam melakukan suatu gerakan keterampilan, ada kalanya pelaku menghadapi kondisi lingkunagn yang tidak berubah-ubah ada kalanya berubah-ubah. Berdasarkan keadaan kondisi lingkungan seperti itu, gerakan nketerampilan dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu:

(a)  Ketrampilan tertutup (clossed skill) 

(b)  Ketrampilan Terbuka (open skill)

Ketrampilan tertutup adalah keterampilan gerak dimana pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan mengguling pada senam lantai, dalam gerakanj ini pelaku memulainya setelah siap untuk melakukannya, adan bergerak berdasarkan apa yang direncanakannya.

Keterampilan terbuka adalah keterampilan gerak dimana dalam pelaksanaannya terjadai pada konsisi lingkungan yang berubah- ubah, dan pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya. Perubahan kondisi lingkungan dapat bersifat temporal dan bisa bersifat spesial. Contohnya 

adalah dalam melakukan gerakan memukul bola yang dilambungkan. Dalam gerakan ini pelaku memukul bola dengan menyesuaikan dengan kondisi bolanya agar pukulanya mengena. Pelaku dipaksa untuk mengamati kecepatan, arah, an jarak bola; kemudian menyesuaikan pukulanya.





Sumber. Hardiyanto., Suhardi., 2019. Perkembangan Gerak Anak dan Kompetensi Profesi., Ilmu Urai, Faal Tubuh, Sosiologi dan Belajar Gerak., Kelompok Kompetensi E dan G, Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Kemdikbud
Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar