Tanda dan Karakteristik Al-Amru dan Fiil Nahi


Tanda dan Karakteristik  Al-Amru

❖  Karakter fiil amar

Fiil amar merupakan bentuk dasar dalam membentuk kalimat perintah. Fiil amar  memiliki  karakter pokok yaitu  mabni, artinya meskipun fiil  amar diletakkan dalam posisi dimanapun dalam stuktur kalimat, harakatnya tetap pada harakat aslinya dan tidak mengikuti  i’rab  sesuai tuntutan posisi kalimat  (mauqi’u  al-i’rab).  Musthafa  Al-Ghalayaini  (1971, juz  2,  112) menjelaskan bahwa fiil amar itu memiliki beberapa tanda sebagai identitas ketetapannya dalam i’rab (mabniy), karakter yang dimiliki fiil amar yaitu:

1)  Fiil amar harakatnya tetap dalam kondisi sukun ( mabni ala as-sukun)

Harakat fiil amar yang asli adalah mabni ala as-suk un, selalu berharakat sukun. Fiil amar selalu berharakat sukun ketika bersambung dengan huruf nun yang fungsinya menunjukkan perempuan

2)  Fiil amar ditetapkan dengan membuang huruf akhirnya ( mabni ‟ala hadfi ak hirihi)

Fiil amar ditetapkan dalam kondisi membuang huruf akhirnya ketika kata yang dibentuk fiil amar merupakan fiil yang mu’tal ak hir. Kata kerja mu’tal ak hir (fi’lu mu’tal ak hir) adalah kata kerja yang berakhiran huruf illat (ya, wawu, dan alif). 

 Tanda dan Karakterteroistik  Fiil Nahi

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada kegiatan belajar sebelumnya, fiil nahi terbentuk dari fiil mudhari yang bersambung dengan “la annahiyah”. Secara makna “la annahiyah” berfungsi sebagai larangan yang berarti “jangan”. Namun secara lafdzi, la annahiyah adalah huruf yang menjazmkan fiil mudhari. Laa nahii yang bersambung dengan fiil mudhari hanya tertuju pada orang kedua (mitra tutur) dan tidak bisa digunakan untuk orang ketika. Karena antara fiil mudhari dan fiil amar secara genetis memiliki hubungan, maka keduanya sangat mirip. Perbedaannya hanya terdapat pada adanya huruf mudharaah yang ada di awal kata setiap fiil nahi. Untuk  lebih jelasnya  marilah  kita  lih at ciri-ciri fiil  mudhari yang bersambung dengan laa annahiyah dalam bagan berikut ini:

Secara praktik berbahasa, fiil nahi banyak ditujukan kepada mitra tutur orang kedua, kemunculannya fiil nahi banyak terjadi pada komunikasi lisan dan pada komunikasi tulis. Meskipun begitu fiil nahi juga bisa digunakan untuk orang ketiga, dengan larangan kepada orang ketiga





>>> Lihat kumpulan Materi PPG guru Bahasa Arab lain

Sumber: Modul Pendidikan Profesi Guru Modul 5. Adab Arabi (Sastra Arab) Penulis: Ibnu Samsul Huda, S.S., M.A


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar