Angket / kuesioner (Pengertian , Kegunaan , Tahap Penyusunan , Kelebihan dan Kelemahan Angket)
(1) Pengertian Angket
(2) Kegunaan Angket
(3) Tahap-tahap Penyusunan Item Angket
Diagram di atas dijelaskan secara singkat berikut ini:
1) Justifikasi
Sebelum melangkah lebih jauh, peneliti perlu mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan teknik yang hendak digunakan, sebab tidak ada teknik pengumpulan data yang paling sempurna, yang ada adalah sesuai atau tidak sesuai dengan variable, subyek, dan kondisi lingkungannya.
2) Menetapkan tujuan
Pada tahap ini, peneliti menetapkan tujuan khusus yang ingin dicapai melalui kuesioner tersebut. Tujuan tersebut hendaknya mendasarkan pada problem riset atau pertanyaan-pertanyaan yang hendak dijawab melalui penelitan.
3) Menulis pertanyaan atau pernyataan
Setelah peneliti menetapkan tujuan, hal yang segera dilakukan adalah menyusun pertanyaan atau pernyataan. Agar peneliti bisa menyusun pertanyaan atau pernyataan yang efektif, Millan (2001: 258) menunjukkan rambu-rambu yang perlu diperhatikan berikut:
a) Tulislah item dengan jelas; item dinilai jelas bila semua responden memiliki interpretasi yang sama.
b) Hindari penggunaan pertanyaan atau pernyataan yang memiliki makna ganda (double –barreled question), yaitu pertanyaan atau pernyataan yang memiliki dua makna atau lebih.
c) Responden harus mengetahui jawaban dan memeiliki kewenangan (competent) untuk menjawab; hal ini dipandang penting agar responden memberikan jawaban yang benar-benar sesuai kemampuannya.
d) Pertanyaan harus relevan. Jika responden harus memberi respon terhadap pertanyaan atau pernyataan yang tidak penting bagi mereka, atau tentang suatu pemikiran yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan atau tugas mereka, maka mereka akan menjawab dengan sembarangan (carelessly) dan hasilnya bisa menyesatkan.
e) Item yang pendek dan simpel adalah yang terbaik. Item- item yang terlalu panjang dan kompleks harus dihindari, sebab ia lebih sulit difahami, atau bisa jadi responden tidak ingin mencoba memahaminya.
f) Hendaknya dihindari item negatif, sebab hal itu bisa menyebabkan salah tafsir.
g) Hindari penggunaan item-item atau istilah-istilah yang maknanya bisa menyimpang atau bias.
4) Melihat kembali (review) item-item yang telah disusun.
Setelah peneliti menyusun item yaitu menyusun pertanyaan atau pernyataan, sebaiknya dilihat kembali apakah susunan kalimatnya sudah benar, bisa difahami responden, dan cetakannya sudah benar atau belum. Pada tahap ini Millan (2001: 260) menyarankan agar peneliti bertanya kepada teman, kolega, dan orang-orang ahli untuk melihat kembali item- item yang telah disusun dan problem yang mungkin muncul.
5) Menyusun format keseluruhan.
Secara keseluruhan, kuesioner pada umumnya terdiri dari (1) pengantar, (2) identitas responden, (3) petunjuk cara memberikan respon terhadap item- item yang tersedia, dan (4) beberapa petunjuk teknis yang lain.
6) Setelah semua bagian tersusun dengan baik, sebelum kuesioner dikirim kepada responden yang sesungguhnya, sebaiknya peneliti melakukan pretes atau tryout preliminer.
7) Atas dasar hasil tryout itu kemudian dilakukan perbaikan- perbaikan (revisi), dan jika masih dipandang perlu tryout ulang hingga mencapai bentuk final. Format akhir inilah yang nantinya akan dikirim kepada responden yang sebenarnya.
(4) Kelebihan dan Kelemahan Angket
Menurut Komalasari (2016: 86-87) Kelebihan dan kelemahan angket adalah sebagai berikut:
kelebihan:
(1) angket merupakan metode praktis karena dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data kepada sejumlah responden dalam jumlah yang banyak dan waktu yang singkat,
(2) merupakan metode yang ekonomis dari segi tenaga yang dibutuhkan antara lain tidak membutuhkan kehadiran konselor,
(3) setiap responden menerima sejumlah pertanyaan yang sama,
(4) pada angket tertutup memudahkan tabulasi hasil bagi konselor,
(5) pada angket terbuka responden mempunyai kebebasan untuk memberikan keterangan,
(6) responden mempunyai waktu cukup untuk menjawab pertanyaan,
(7) pengaruh subjektif dapat dihindarkan,
(8) pengisian angket dapat dibuatkan anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.
kekurangan dari angket antara lain:
(1) responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi untuk diberikan kembali kepada responden,
(2) sulit untuk mendapat jaminan bahwa responden akan memberikan jawaban yang tepat,
(3) penggunaannya terbatas hanya pada responden yang bisa membaca dan menulis,
(4) pertanyaan atau pernyataan dalam angket dapat saja ditafsirkan salah oleh responden, dan
(5) sulit mendapatkan jaminan bahwa semua responden akan mengembalikan semua angket yang diberikan.
sumber :
Isrofin, Binti. 2019. Modul 1 Asesmen Kebutuhan Peserta Didik dan Sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
jangan lupa menyelipkan link web ini juga :)
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar