Fitur perangkat lunak pembelajaran kolaboratif daring


 Komunikasi dalam jaringan atau yang  dikenal dengan komunikasi daring adalah komunikasi menggunakan teknologi digital dengan sarana Internet.

a.  Jenis Komunikasi Daring

Penggunaan  jenis  sarana  komunikasi  akan  memengaruhi  keserempakan waktu komunikasi. Terdapat dua jenis komunikasi daring.

1)   Komunikasi Daring Sinkron (Serempak)

Komunikasi daring serempak atau komunikasi daring sinkron adalah komunikasi menggunakan perangkat seperti komputer, smartphone, dan sejenisnya yang terkoneksi dengan internet sebagai media, yang terjadi secara serempak, waktu nyata (real time). Contoh komunikasi sinkron antara lain sebagai berikut text chat dan video chat

Salah satu contoh dari komunikasi langsung adalah text chat, video chat, video conference, dan lainnya. Layanan text chat memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi menggunakan teks dengan pengguna lainnya.

Video conference merupakan layanan video chat yang dilakukan oleh 3 orang atau lebih (multipoint) dengan beberapa layanan tambahan seperti berbagi layar, papan tulis, dll. Beberapa layanan video chat juga dapat digunakan untuk video conference, antara lain Google Hangout, Skype, Bigbluebutton, Cisco webex, dll.

2)   Komunikasi Daring Asinkron

Komunikasi daring asinkron atau komunikasi tidak serempak adalah komunikasi yang dilakukan menggunakan jaringan internet dan dilakukan secara tunda. Jenis komunikasi asinkron antara lain e-mail, forum, blog, jejaring sosial (social network) dan website. 

b.  Kelas Maya

Pembelajaran dengan memanfaatkan kelas maya (cyber class) merupakan sebuah upaya untuk mendorong pembelajaran yang dilaksanakan kapan saja dan dimana saja.

Lingkungan belajar yang mewadahi peran teknologi informasi untuk mendukung proses pembelajaran inilah yang disebut dengan e-learning. Derek Stockley (2003) mendefinisikan e-learning sebagai penyampaian program pembelajaran, pelatihan, atau pendidikan dengan menggunakan sarana elektronik. Senada dengan Stockley, dalam Bahan Ajarnya E-Learning – A Guidebook of Principles, Procedures, and Practices, Som Naidu (2006) mendefinisikan e-learning sebagai penggunaan secara sengaja jaringan TIK dalam proses belajar mengajar. Selain e-learning, beberapa istilah juga digunakan untuk mendefinisikan model belajar mengajar tersebut yaitu online learning,  virtual  learning,  maupun  network  atau  web-based  learning. E- learning dapat diselenggarakan dengan berbagai model, yaitu:

1)  Model Adjunct, dalam model ini e-learning digunakan untuk menunjang sistem pembelajaran tatap muka di kelas

2)  Model  Mixed/Blended, model  ini  menempatkan e-learning menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembelajaran. Akan tetapi, Bersin (2004) berpendapat bahwa model blended learning merupakan gabungan dari model adjunct dan mixed, sehingga sedikit atau banyak porsi dari e- learning, dalam pembelajaran tatap muka, seluruh proses tersebut merupakan blended learning.

3)  Model   Daring   Penuh/Fully   Online,   dalam   model   ini   e-learning digunakan untuk seluruh proses pembelajaran mulai dari penyampaian bahan belajar, interaksi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Dengan kata lain, e-learning dapat berfungsi sebagai:

a)  Tambahan/pengayaan pembelajaran (supplement);

b)  Pengganti sebagian pembelajaran (complement); atau c)  Pengganti seluruh pembelajaran (replacement).

Dalam rangka mendukung kelas maya dimanfaatkanlah berbagai perangkat lunak/aplikasi/sistem  yang  pada  umumnya  berbasis  web.  Secara  umum dikenal dua jenis aplikasi yaitu aplikasi Learning Management System (LMS). Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, seiring meluasnya pemanfaatan Social Network (SN) khususnya Facebook, muncullah aplikasi Social Learning Network (SLN) sebagai salah satu alternatif bentuk kelas maya.

Learning Management System (LMS) menurut Courts dan Tucker (2012), LMS adalah aplikasi yang digunakan untuk mengelola pembelajaran, mengirimkan konten (content delivery system), dan melacak aktivitas daring seperti memastikan kehadiran dalam kelas maya, memastikan waktu pengumpulan tugas, dan melacak hasil pencapaian siswa. Contoh dari LMS antara lain; Moodle, Dokeos, aTutor.

Social Learning Network/s (SLN/SLNs) LMS dan LCMS merupakan perangkat lunak yang telah banyak digunakan dan terbukti handal dalam penerapan sistem e-learning. Akan tetapi sistem ini juga memiliki beberapa kelemahan. Salah  satu  kelemahannya adalah  sebagian besar  dari  sistem  ini  kurang memperhatikan daya (adaptability), fleksibilitas, dan hubungan sosial.

Berikut beberapa contoh SLN:

1) Einztein (www.einztein.com) merupakan SLN yang ditujukan bagi pembelajar dewasa (pendidikan tinggi) dan pembelajar seumur hidup; b) Sophia (www.sophia.org) merupakan SLN yang menyediakan ribuan tutorial akademik yang diajarkan oleh guru dengan berbagai model instruksional, dan dapat diikuti oleh pembelajar dengan berbagai model belajar;

2)  Remix Learning (www.remixlearning.com) yang juga didukung oleh The Bill & Melinda Gates Foundation menyediakan sebuah SLN yang dapat diatur sesuai selera oleh sekolah, perpustakaan, museum, dan institusi lainnya yang membutuhkan;

3)  Schoology (www.schoology.com) merupakan LMS  yang  dilengkapi dengan SLNs.

4)  Edmodo adalah  sebuah media  untuk  melaksanakan pembelajaran secara daring. Edmodo menggabungkan sebagian fitur dari Learning Management System (LMS) dan sebagian fitur dari Jejaring Sosial (Social Network), menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik dan mudah digunakan, kemudian lebih dikenal dengan Jejaring Sosial Pembelajaran (Social Learning Networks)


source: modul 1 pembelajaran pppk informatika kemdikbud

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar