Komposisi Penduduk


Pengertian Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas dasar kriteria tertentu dan untuk tujuan tertentu pula. Misalnya pengelompokan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Mengetahui komposisi penduduk diperlukan untuk merencanakan kegiatan pada masa mendatang. Komposisi penduduk yang paling penting untuk diketahui adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Hal ini untuk mengetahui berapa banyak penduduk dengan umur produktif, berapa angka ketergantungannya, bagaimana perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dan seterusnya. Pada akhirnya semua itu digunakan untuk merencanakan dan menentukan prioritas pembangunan.

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin juga dapat digambarkan dalam bentuk priramida, untuk mengetahui secara terperinci bagaimana karakteristik penduduk di suatu wilayah atau negara. 


Gambar  Jenis-Jenis Piramida

Bentuk piramida penduduk dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

a. Bentuk Limas (Expansive), menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih banyak dari  pada  usia  dewasa  maupun  tua,  sehingga  pertumbuhan penduduk sangat tinggi,contohnya: Indonesia, Filipina, Mesir, Nigeria, Brazil.
b. Bentuk Granat (Stationer), menunjukkan jumlah usia muda hampir sama denganusia dewasa, sehingga pertumbuhan penduduk kecil sekali, contohnya: Amerika Serikat, Belanda, Norwegia, Finlandia.
c. Bentuk Batu Nisan (Constructive), menunjukkan jumlah penduduk usia tua lebihbesar dari pada usia muda, jumlah penduduk mengalami penurunan, contohnya:negara-negara yang baru dilanda perang. Negara-negara berkembang pada umumnya memiliki piramida penduduk berbentuk limas,sedangkan negara-negara maju umumnya berbentuk granat atau batu nisan.

Penggambaran laiinya juga sering dilakukan seperti gambar berikut. 


Gambar  Bentuk Piramida Penduduk

Ciri-ciri struktur penduduk pada tiap bentuk piramida :

a. Piramida Penduduk Expansif memiliki ciri-ciri :

1) Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
2) Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
3) Tingkat kelahiran bayi tinggi
4) Pertumbuhan penduduk tinggi

b. Piramida Penduduk Stasioner memiliki ciri-ciri :

1) Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
2)Tingkat kelahiran rendah
3) Tingkat kematian rendah
4) Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lamba

c. Piramida Penduduk Constructive memiliki ciri-ciri :

1) Sebagian besar penduduk berada kelompok usiadewasa atau tua
2) Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit
3) Tingkat kelahiran lebih rendah dibandingdengan tingkat kematian
4) Pertumbuhan penduduk terus berkurang 

Selanjutnya komposisi penduduk menurut umur, digunakan untuk mengelompokkan penduduk suatu negara atau daerah berdasarkan rentang usia tertentu. Pengelompokan ini biasanya ditunjukkan untuk menentukan jumlah penduduk dalam usia produktif dan usia non produktif.dan menentukan besarnya angka ketergantungan (dependency ratio) atau disingkat DP. Rumus untuk perhitungan angka ketergantungan adalah:

dependency ratio = Jml pendududuk usia Non Produktif / Jml pendududuk usia Produktif X 100 
Angka beban ketergantungan merupakan angka yang menyatakan perbandingan antara jumlah penduduk yang produktif (usia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun) dengan banyaknya penduduk usia produktif (15-64 tahun). Lewat komposisi penduduk dan piramida penduduk, kamu bisa lebih mudah menghitung angka beban ketergantungan.

Angka beban ketergantungan ini berguna untuk mengidentifikasi apakah suatu daerah memiliki ketergantungan ekonomi yang tinggi atau tidak. Kalau daerah tersebut memiliki ketergantungan yang tinggi, maka potensi pertumbuhan ekonominya tidak terlalu tinggi. Contoh: Di Kota Depok diketahui jumlah penduduk usia 0-14 tahun adalah 10.000 jiwa, penduduk usia 15-64 tahun adalah 20.000 jiwa dan penduduk diatas 64 tahun 5.000 jiwa. Berapakah angka ketergantungannya?

10.000 + 5.000 x 100 = 75
20.000

Jadi setiap 100 orang penduduk produktif menanggung 75 orang penduduk non produktif. 

Sedangkan komposisi penduduk menurut jenis kelamin digunakan untuk menentukan perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan (sex ratio) atau disingkat SR. Berdasarkan SP 2010 SR Indonesia adalah 101 dan pada hasil SP
2020 SR-nya adalah 102. Artinya dalam 100 perempuan terdapat 102 laki-laki. Rumus perhitungannya adalah:

sex ratio = jumlah laki-laki/ jumlah perempuan X 100

Contoh:

Di Kabupaten Malang jumlah penduduk laki-laki berjumlah 500.000 jiwa sementara jumlah penduduk perempuan 400.000 jiwa. Berapakah Sex Ratio di daerah tersebut?


500.000 x 100 = 125, artinya ada 125 laki-laki per 100 perempuan.
400.000

source : modul belajar mandiri pppk IPS Geografi, Pembelajaran 3. Dinamika Penduduk Indonesia , Kemdikbud

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar