Pembagian Klasifikasi Iklim di Indonesia dan Penjelasannya


Unsur  cuaca dan iklim  seperti  suhu udara,  kelembaban  udara, curah  hujan, tekanan udara, angin, durasi sinar matahari dan beberapa unsur iklim sehingga dapat membedakan iklim di suatu tempat dengan iklim di tempat lain disebut kendali iklim. Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut.

Iklim dapat diklasikasikan berdasarkan berbagai dasar seperti yang dituliskan oleh para ahli. Thornthwaite (1933) menyatakan bahwa tujuan klasifikasi iklim adalah menetapkan pemerian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang benar-benar aktif,  terutama air  dan panas.  Unsur  lain  seperti  angin,  sinar  matahari  atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur aktif untuk tujuan khusus. Pemahaman yang lebih baru tentang klasifikasi iklim  adalah dengan melihat hubungan sistematik antara unsur iklim dan pola tanaman.

Untuk lebih jelasnya tipe iklim sebagai berikut:

a.  Iklim Matahari

Pembagian iklim matahari didasrkan pada banyak sedikitnya sinar matahari atau berdasarkan letak dan kedudukan matahari terhadap permukaan bumi. Kedudukan matahari dlam setahun sebagai berikut:

1)   Matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0o) tanggal 21 Maret.

2)   Matahari beredar pada garis balik utara (23½o LU) tanggal 21 Juni.

3)   Matahari  beredar  pada  garis  khatulistiwa  (garis  lintang  0o)  tanggal  23 September.

4)   Matahari beredar pada garis balik utara (23½o LS) tanggal 22 Desember.

Berdasarkan peredaran matahari serta kedudukan matahari dalam  satu tahun maka daerah iklim di muka bumi dibagi menjadi 4 daerah iklim yaitu:

1)   Iklim tropis terletak antara 23½o LU - 23½o  LS, bercirikan temperatur selalu tinggi dan curah hujan tinggi.

2) Iklim subtropis terletak antara 23½o  LU – 35o  LU dan 23½o  LS - 35o  LS, bercirikan tekanan udara tinggi dan kering serta banyak dijumpai gurun pasir.

3) Iklim sedang terletak antara 35o  LU – 66½o  LU dan 35o  LS – 66½o  LS, bercirikan adanya musim semi, panas, gugur dan dingin. 

4) Iklim kutub terletak antara 66½o LU – 90o LU dan 66½o LS – 90o LS, bercirikan temperature rendah


Sumber: https://www.kompas.com/skola/image/2020/03/31/180000369/pembagian- iklim-menurut-junghuhn-kppen-schmidt-ferguson-dan-oldman?page=1
Gambar  . Iklim Matahari

b.  Iklim Koppen

Wladimir Koppen membagi iklim berdasarkan rata-rata curah hujan dan temperatur baik bulanan dan tahunan. Berdasarkan hal tersebut Koppen membagi permukaan bumi menjadi 5 golongan iklim:

1)  Iklim A : Iklim hutan tropis, terik dalam seluruh musim

Daerah yang tergolong iklim ini mempunyai temperatur bulan terdingin lebih besar  dari 18oC  (64oF). Golongan  iklim  ini dikelompokkan  menjadi tiga bagian:
(a). Iklim hutan hujan tropis (Af), yaitu dengan ciri terik, hujan dalam seluruh musim, pada bulan terkeringnya mempunyai curah hujan rata-rata lebih besar dari 60 mm.
(b). Iklim muson tropis (Am), dengan ciri terik, hujan berlebihan secara musiman, jumlah curah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering sehingga pada daerah ini masih terdapat hutan yang sangat lebat.
c). Iklim savanna tropis (Aw), dengan ciri terik, kering secara musiman, biasanya dalam musim dingin. Jumlah curah hujan pada bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan  kering sehingga  yang ada hanyalah padang rumput dengan pohon-pohon yang jarang.

2) Iklim B atau iklim kering

Jumlah curah hujan sedikit, sedangkan penguapan tinggi. Iklim ini dibagi menjadi 4 bagian:

(a)  Iklim stepa tropis (Bsh) agak kering, terik.
(b)  Iklim stepa lintang tengah (Bsk) agak kering, dingin atau sangat dingin. 
(c)  Iklim gurun tropis (Bwh) kering, terik.
(d)  Iklim gurun lintang tengah (Bwk) kering, dingin atau sangat dingin.

3) Iklim C atau iklim hujan sedang, panas, musim dingin yang sejuk

Daerah yang tergolong iklim ini rata-rata bulan terdingin mempunyai temperatur lebih besar -3oC tetapi lebih kecil dari 18oC (64oF) serta rata-rata temperatur bulan terpanas lebih besar 10oC (50oF). golongan iklim ini terbagi menjadi 7 bagian:

(a)  Iklim subtropis lembab (Cfa) musim dingin yang sejuk, lembab dalam seluruh musim, musim panas yang panjang dan terik.
(b)  Iklim marin (Cfb) musim dingin yang sejuk, lembab dalam seluruh musim, musim panas yang panjang.
(c)  Iklim marin (Cfc) musim dingin yang sejuk, lembab dalam seluruh musim, musim panas yang pendek dan dingin.
(d)  Iklim mediteranean pedalaman (Csa) musim dingin yang sejuk, musim panas yang kering dan terik.
(e)  Iklim mediteranean pantai (Csb) musim dingin yang sejuk, musim panas yang kering, pendek dan panas.
(f)   Iklim monsoon subtropics (Cwa) musim dingin yang sejuk dan kering, musim panas yang terik.
(g) Iklim tanah tinggi tropis (Cwb) musim dingin yang sejuk dan kering, musim panas yang pendek dan panas.

4) Iklim D atau iklim hutan salju, musim dingin yang sangat dingin

Daerah yang tergolong iklim ini mempunyai temperatur rata-rata bulan terdingin kurang dari -3oC (27oF) dan rata-rata bulan terpanas tidak lebih dari 10oC (50oF). Iklim ini terbagi menjadi 8 bagian: 

(a) Iklim daratan lembab (Dfa) musim dingin yang sangat dingin, lembab dalam semua musim, musim panas yang panjang dan terik.
(b) Iklim daratan lembab (Dfb) musim dingin yang sangat dingin, lembab dalam semua musim, musim panas yang pendek dan panas.
(c) Iklim subartik (Dfc) musim dingin yang sangat dingin, lembab dalam semua musim, musim panas yang pendek dan dingin.
(d) Iklim subartik (Dfd) musim dingin yang sangat dingin, lembab dalam semua musim, musim panas yang pendek.
(e) Iklim daratan lembab (Dwa) musim dingin yang sangat dingin dan kering, musim panas yang panjang dan terik.
(f)  Iklim daratan lembab (Dwb) musim dingin yang sangat dingin dan kering, musim panas yang panas.
(g) Iklim subartik (Dwc) musim dingin yang sangat dingin dan kering, musim panas yang pendek dan dingin.

5) Iklim E atau iklim kutub

Daerah  yang  tergolong  iklim  ini  mempunyai  temperatur  rata-rata  bulan terpanas kurang dari 10oC (50oF). Golongan iklim ini dibagi menjadi 2 bagian:
(a) Iklim tundra (ET) musim panas yang sangat pendek.
(b) Iklim es kekal atau iklim salju (EF).
Berdasarkan  klasifikasi  iklim  dari  Koppen  ini  maka  wilayah  Indonesia memiliki tipe aiklim yang sangat bervariasi.

c. Iklim Schmidt-Ferguson

Schmidt-Ferguson menghitung jumlah bulan kering dan bulan basah dari tiap-tiap tahun kemudian diambil rata-ratanya. Untuk menentukan jenis iklimnya Schmidt- Ferguson menggunakan nilai perbandingan Q yang dengan rumus sebagai berikut:

Q =  rata −rata  bulan  kering : rata −rata bulan basah  = 100%

Bulan basah curah hujan > 100 mm

Bulan lembab curah hujan 60 – 100 mm

Bulan kering curah hujan < 100 mm

Tiap tahun pengamatan, dihitung jumlah bulan kering dan bulan basah, kemudian di rata-rata selama periode pengamatan. Dari harga Q yang ditentukan kemudian Schmidt-Ferguson menentukan jenis iklimnya yang ditandai dengan iklim A sampai H sebagai berikut:

1)  Iklim A sangat basah     Q = 0 – 0,143

2)  Iklim B basah                 Q = 0,143 – 0,333

3)  Iklim C agak sedang      Q = 0,333 – 0,600

4)  Iklim D sedang               Q = 0,600 – 1,000

5)  Iklim E agak kering        Q = 1,000 – 1,670

6)  Iklim F kering                 Q = 1,670 – 3,000

7)  Iklim G    sangat kering Q = 3,000 – 7,000

8)  Iklim H luar biasa kering Q = >7,000

Gambar  Iklim Schmidt dan Ferguson


Gambar  Iklim Schmidt dan Ferguson

Sumber: https://www.kompas.com/skola/image/2020/03/31/180000369/pembagian-iklim-menurut- junghuhn-kppen-schmidt-ferguson-dan-oldman?page=4

Berdasarkan klasifikasi iklim dari Schmidt-Ferguson ini maka wilayah Indonesia memiliki tipe aiklim yang sangat bervariasi.

d. Iklim Oldeman

Klasifikasi iklim Oldeman hanya memakai unsur hujan atau didasarkan atas kebutuhanair dan hubungannya dengan tanaman pertanian. Jumlah curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk membudidayakan padi sawah, sedangkan untuk sebagian besar palawija maka jumlah curah hujan minimal yang diperlukan adalah 100 mm tiap bulan.

Bulan basah curah hujan > 200 mm

Bulan Lembab curah hujan 100 – 200 mm

Bulan kering curah hujan < 100 mm

Dalam  metode ini bulan basah didefinisikan sebagai bulan  yang  mempunyai jumlah curah hujan sekurang-kurangnya 200 mm. meskipun lamanya periode pertumbuhan padi terutama ditentukan oleh jenis yang digunakan, periode 5 bulan basah berurutan dalam satu tahun dipandang optimal untuk satu kali tanam. Jika lebih dari 9 bulan basah maka petani dapat menanam padi sebanyak 2 kali masa tanam, jika kurang dari 3 bulan basah berurutan maka tidak dapat membudidayakan padi tanpa irigasi tambahan.

Klasifikasi iklim Oldeman membagi 5 daerah agroklimat utama yaitu:

1)  Iklim A bulan basah > 9 bulan berurutan

2)  Iklim B bulan basah 7 – 9 bulan berurutan

3)  Iklim C bulan basah 5 – 6 bulan berurutan

4)  Iklim D bulan basah 3 – 4 bulan berurutan

5)  Iklim E bulan basah < 3 bulan berurutan

e. Iklim Junghuhn

Friedrich Franz Wilhelm Junghuhn, ahli tanaman asal Jerman membagi iklim berdasarkan  ketinggian  tempat.  Pembagian  ini  merupakan  hasil  temuannya terhadap jenis-jenis vegetasi yang tumbuh di wilayah dengan ketinggian berbeda- beda. Junghuhn membagi iklim di Indonesia berdasarkan atas ketinggian tempat dan jenis tumbuh-tumbuhan. Pembagian iklim menurut Junghuhn adalah sebagai berikut:

1)  Zona panas terletak pada ketinggian 0 – 700 meter dengan temperature 26,3oC – 22oC, pada zona ini tanaman yang cocok adalah padi, jagung, tebu, kelapa, karet, kopi.

2)  Zona  sedang  terletak  pada  ketinggian  700  –  1.500  meter  dengan temperatur antara 22oC – 17,1oC, pada zona ini tanaman yang cocok adalah teh, kina, bunga-bungaan dan sayuran.

3)  Zona sejuk terletak pada ketinggian 1.500 – 2.500 meter dengan temperatur antara 17,1oC – 11,1oC, pada zona ini tanaman yang cocok adalah teh, kopi dan kina.

4) Zona dingin terletak pada ketinggian lebih dari 2.500 meter dengan temperatur kurang dari 11,1o, pada zona ini tanaman yang ada hanyalah lumut.


Gambar   Zona Iklim Junghuhn
Sumber: https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/31/180000369/pembagian-iklim-menurut- junghuhn-kppen-schmidt-ferguson-dan-oldman?page=all


modul belajar mandiri pppk IPS geografi, Pembelajaran 2. Kondisi Alam Indonesia. Kemdikbud

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar