Pengembangan Berbagai Format Media BK


 

Konselor dapat mengembangkan berbagai format media untuk membantu ketercapaian tujuan layanan bimbingan dan konseling. Beberapa jenis format atau jenis media yang dapat dikembangkan oleh konselor adalah visual, multimedia dan hypermedia, serta simulasi dan game. Adapun penjelasan lebih lanjut dari masing- masing jenis atau format yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1)  Visual

Media visual tidak memerlukan peralatan atau perkakas khusus untuk menampilkannya. Jenis media ini mampu menjadikan gagasan atau informasi yang awalnya abstrak menjadi konkret. Suatu gagasan atau informasi yang semula hanya bisa dibayangkan secara imajinatif di dalam mental, menjadi sesuatu yang lebih nyata. Keuntungan media sosial bagi siswa adalah memberi kemudahan dalam memahami suatu gagasan atau objek tertentu dan sekaligus lebih akurat dalam membuat evaluasi atau penilaian tentang suatu objek. Lebih lanjut, media visual sangat bermanfaat bagi konselor yang layanannya memiliki tujuan agar siswa mengidentifikasi orang, benda, atau tempat, dan semua proses kognitif yang melibatkan gagasan atau informasi yang kompleks yang dapat digambarkan dengan diagram atau model.

Smaldino, Lowther, & Russel (2008) menjelaskan beberapa jenis atau format media visual mencakup gambar diam (termasuk sketsa dan diagram), bagan, grafik, poster, dan kartun. Paparan lebih lanjut untuk setiap jenis media visual diuraikan sebagai berikut.

a)  Gambar diam, 

yakni representasi foto-grafis (atau seperti foto) dari orang, tempat, atau benda. Gambar diam banyak ditemukan dalam buku- buku, majalah, koran, katalog, dan kalender. Gambar diam juga dapat berupa bahan cetakan belajar atau ilustrasi yang berukuran besar yang dicetak pada material tahan lama, misalnya seukuran X-banner. 

Beberapa foto yang dapat digunakan sebagai bahan media gambar diam di antaranya adalah foto yang diperoleh dari internet, hasil kunjungan ke objek-objek tertentu, foto bidikan dari kejadian atau fenomena tertentu. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang memanfaatkan gambar diam, konselor diharapkan dapat mendorong para siswa membaca gambar tersebut secara lebih seksama sehingga dapat memperdalam penghayatan dan pemahaman tentang suatu gagasan atau informasi yang sedang dibahas. 

Contoh penggunaan media visual jenis gambar diam adalah saat konselor membahas tentang pentingnya mempersiapkan karir semenjak sekolah. Guna memenuhi keperluan tersebut, konselor dapat menyajikan gambar diam tentang manusia sukses dan kurang sukses di masa tua, masa produktif, masa persiapan karir (awal dewasa awal), dan masa sekolah. Siswa, diminta untuk mencermati dan mengamati gambar tersebut beserta background- nya dan memberikan komentar serta evaluasi tentang kondisi mana yang layak diperjuangkan. 

b) Bagan (charts) atau diagram, 

adalah representasi visual dari hubungan antar konsep atau gagasan yang abstrak, seperti kronologis, kuantitas, dan hierarki. Penggunaan setiap bagan seharusnya dimanfaatkan untuk menyampaikan satu konsep atau konfigurasi konsep. Oleh karena itu, dalam pembuatan atau pemilihannya konselor dituntut untuk memastikan jumlah bahan visual yang disajikan dan informasi verbal atau kata-kata. Jumlah informasi visual dan verbal atau kata-kata yang terlalu banyak sangat berpotensi membingungkan siswa. Selain itu, pola pengorganisasian antara bahan visual dengan kata-kata juga berpengaruh terhadap keberhasilan atau ketercapaian tujuan layanan bimbingan dan konseling. Pengorganisasian yang berantakan atau tidak terpola  secara  sistematis  sangat  membingungkan bagi  siswa  untuk memaknai pesan utama dari bagan tersebut.

(1)  Bagan organisasi, yang menampilkan struktur suatu organisasi yang diikuti pola hubungan antar komponen organisasi beserta sistem komando atau instruksi.

(2)  Bagan klasifikasi, merupakan bagan yang sama seperti bagan organisasi tetapi  lebih  untuk  mengelompokkan atau  mengkategorisasikan benda, kejadian, spesies. Contoh bagan klasifikasi dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling dapat digunakan untuk menjelaskan pengelompokkan emosi

(3)  Time line, merupakan bagan yang menggambarkan hubungan kronologis antar kejadian secara berurutan atau hubungan orang dengan kejadian tersebut. Tegasnya, time line sangat bermanfaat untuk merangkum serangkaian kejadian. 

Bagan Time Line Perjuangan Kemerdekaan (Sumber: http://www.visualcerdasindonesia.com/designs/5)
Bagan Time Line Perjuangan Kemerdekaan
(Sumber: http://www.visualcerdasindonesia.com/designs/5)

(4)  Bagan tabular, merupakan bagan yang berupa tabel yang berisi informasi numerik atau data

(5)  Bagan alir (flowchart), merupakan bagan yang menggambarkan suatu urutan, alur suatu prosedur atau aliran suatu proses. Bagan alir memberi visualisasi tentang bagaimana suatu sub-proses saling terkait dengan sub- proses lainnya sehingga membentuk suatu prosedur 


Contoh Bagan Alir (Flowchart) Problem Solving

(Sumber: https://weredraggor.deviantart.com/art/Problem-Solving-Flowchart- 75323237)

b)  Grafik,

merupakan representasi visual dari data angka-angka. Grafik adalah hubungan antara unit-unit data  dan  bagaimana pola  kecenderungannya. Data  yang disajikan dalam bentuk grafik akan lebih cepat ditafsirkan dan dipahami dibandingkan dalam bentuk tabel. Ada empat jenis grafik, yakni garis, batang, lingkaran dan gambar.

c)  Poster

Poster merupakan media yang mengkombinasikan visual dari gambar, garis, warna dan kata untuk menarik dan mempertahankan perhatian audien yang cukup lama guna mengkomunikasikan pesan singkat, biasanya pesan yang bersifat persuasif. Penggunaan poster dalam layanan bimbingan dan konseling dapat digunakan untuk menstimulasi minat siswa tentang topik baru, mengembangkan kemampuan sosial, menyampaikan suatu kejadian khusus, memotivasi siswa, dan mendorong siswa untuk belajar lebih efektif. Keunggulan poster adalah pada kemampuannya menarik perhatian audien dan memberikan pesan yang singkat serta mudah dipahami. Sayangnya, kelemahan poster adalah cenderung mudah untuk diabaikan setelah sekali orang pernah melihat dan memahami maksudnya. Oleh karena itu, poster idealnya tidak dipajang dalam waktu yang lama. 
Media visual digunakan ketika: (a) berusaha menyederhanakan konsep- konsep yang kompleks, (b) menunjukkan hubungan antar variabel atau konsep, (c) menggambarkan suatu proses atau prosedur, (d) merangsang dan mengembangkan minat siswa untuk mengikuti bimbingan klasikal, (e) mendorong kreativitas siswa. Media visual non proyektif memiliki segenap kelebihan dan kekurangan. Berikut ini 

kelebihan media proyektif: 
(a) Tersedia dengan mudah  --  di  era  informasi ini  bahan-bahan media  visual  banyak tersedia baik secara cetak maupun digital yang diakses melalui internet; 
(b) Tidak mahal; 
(c) Tidak membutuhkan perlengkapan khusus; 
(d) Mudah digunakan; 
(e) Banyak konten media visual yang relevan dengan topik layanan bimbingan dan konseling; dan 
(f) penyederhanaan gagasan yang rumit.

Adapun kekurangan media visual adalah sebagai berikut: 
(a) Ketahanan, media visual versi cetak sangat rentan untuk rusak, sementara yang versi digital sangat rentan untuk hilang, entah karena kerusakan pada media penyimpanan ataukah virus dan faktor lainnya; 
(b) Penyimpanan, jumlah yang banyak dari media visual baik versi cetak maupun digital menjadi tantangan tersendiri. Penyimpanan yang tidak memadai menjadikan media visual rusak atau dimusnahkan; dan 
(c) Ukurannya sangat mungkin untuk terlalu kecil untuk dilihat sekelompok siswa.

2) Multimedia dan hypermedia


Multimedia dan hypermedia. Multimedia merupakan berbagai macam media (multiple media). Secara spesifik multimedia dapat didefinisikan sebagai kombinasi berbagai format media, mulai dari gambar, suara, dan animasi yang bertujuan untuk mengkomunikasikan suatu informasi (Mayer, 2001). Adapun hypermedia merupakan media yang terhubung. Secara khusus, hypermedia dapat didefinisikan sebagai berbagai format media (visual, suara, potensi animasi, dan lain-lain) yang saling terkoneksi melalui hypertext dalam membahas suatu topik (Jacobson, 2008). 

Saat ini banyak produk multimedia dan hypermedia yang dapat diaplikasikan untuk kegiatan pengajaran di berbagai bidang studi, seperti ensiklopedi digital Microsoft Encarta (Microsoft  Corporation, 1993-2009) yang dikembangkan dalam format hypermedia. Salah satu contoh multimedia yang dapat dimanfaatkan dalam layanan bimbingan dan konseling dapat diakses melalui laman berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=4_a5isAuV8Y

Terdapat dua  macam multimedia, yakni  multimedia linier  dan  multimedia interaktif/non-linear. Multimedia linier menyajikan konten-konten multimedia tanpa ada menu atau pilihan navigasi. Hal ini membuat penonton tidak memiliki kontrol apapun dan multimedia ditonton sama halnya seperti film. Jenis multimedia interaktif memberikan kontrol kepada penonton sehingga mereka memiliki kontrol untuk menentukan konten yang hendak diakses dari multimedia tersebut. Film, video, maupun televisi merupakan bentuk dari media linear, sedangkan hypermedia merupakan salah satu bentuk dari konten yang bersifat non-linier.

kelebihan dan kekurangan Multimedia dan hypermedia

Multimedia dan hypermedia memiliki beberapa kelebihan yang berupa: 
a) meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, 
b) memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk belajar karena siswa dapat mengakses topik-topik hypermedia sesuai dengan kebutuhannya, 
c) mengembangkan keterampilan berpikir kritis, metakognitif, dan kreatif. 

Namun kelemahan multimedia dan hypermedia adalah: 
a) Hak cipta, konselor dan siswa perlu mengeluarkan dana untuk dapat mengakses produk multimedia atau hypermedia yang profesional, 
b) ekspektasi konselor dan siswa yang terlalu tinggi dari penggunaan multimedia dan hypermedia, misalnya dengan menggunakan multimedia belajar jadi mudah dan tidak perlu banyak usaha, 
c) kompleksitas produk multimedia menuntut siswa memiliki pengetahuan dasar dalam penggunaan multimedia, dan 
d) kurang terstruktur (terutama untuk multimedia non-linier) yang membuat siswa menjadi bingung (learning disorientation) dalam mengikuti navigasi atau mempelajari produk multimedia.

3)  Simulasi dan game


Media simulasi dan permainan (game) merupakan bentuk lain dari multimedia yang disajikan secara non-linear atau interaktif. Hal ini dikarenakan dalam game dan simulasi berbasis game mengkombinasikan antara format visual, audio, verbal, dan lain-lain. Sebagaimana multimedia dan hypermedia, sampai saat ini masih terbatas aplikasi game yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

Namun, oleh karena penelitian dan pengembangan tentang multimedia, game, dan hypermedia, maka konselor perlu mengenal jenis media ini. Harapannya, ketika ada produk multimedia yang dapat diaplikasikan konselor, maka konselor melihat adanya peluang kontribusinya terhadap layanan bimbingan dan konseling. Beberapa contoh  game  yang  memuat nilai  edukasi dan  dapat dikaitkan atau direfleksi sebagai bahan layanan bimbingan dan konseling di antaranya: (1) Pizza Frenzy yang dapat dikaitkan dengan topik hardiness dan manajemen waktu; (2) Tahu Bulat dapat dikaitkan dengan materi entrepreneurship. 

Prinsip penggunaan game dan simulasi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling adalah: 
(a) siswa  dipastikan memahami tujuan belajar dari penggunaan game, 
(b) siswa memahami aturan dan prosedur dalam memainkan game, termasuk hukuman atas pelanggarannya, 
(c) pastikan penggunaan game telah terpadu dengan keseluruhan tahapan layanan bimbingan dan konseling sehingga siswa terlibat dalam game secara adaptif, dan 
(d) berikan penjelasan atau diskusi singkat tentang kesimpulan dari penggunaan game. 

Heinich, dkk., (1993) menjelaskan beberapa kriteria pemilihan game yang baik untuk diaplikasikan dalam layanan bimbingan dan konseling, yakni: 
(a) navigasinya mudah, 
(b) konten dan materi dalam game didasari  pengetahuan yang  jelas,  
(c)  artistik  dan  estetik,  
(d)  media  yang terintegrasi dengan keterampilan dan pengetahuan yang menjadi tujuan layanan bimbingan dan konseling, dan 
(e) game memenuhi kebutuhan siswa untuk belajar. 

Akhirnya, penggunaan game dalam layanan bimbingan dan konseling memiliki keunggulan sebagai berikut: 
(a) Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konten atau topik yang dibahas layanan bimbingan dan konseling 
(b) Mampu menjelaskan konsep atau objek yang abstrak menjadi konkret; 
(c) Membantu konselor untuk membuat siswa lebih mudah memahami konten atau materi layanan bimbingan dan konseling; 
(d) Mendorong siswa lebih berpartisipasi dalam layanan bimbingan dan konseling dan memberikan kesan yang mendalam terhadap meteri yang dipelajari; 
(e) Memberikan lingkungan belajar yang kondusif karena siswa berinteraksi dalam lingkungan belajar yang mendekati nyata; dan 
(e) Mengembangkan sikap, afeksi, kognisi dan psikomotorik siswa sekaligus.

Kecenderungan penggunaan media dan bahan pembelajaran saat ini dan di masa mendatang akan semakin terdigitalisir dalam sistem elektronik. Hal ini sesuai dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih dan semua aspek kehidupan memanfaatkan teknologi digital. Keunggulan utama dari penggunaan teknologi digital dalam pengembangan media adalah interkoneksi. Artinya, suatu media yang disusun akan mudah untuk dikaitkan dan dihubungkan dengan media yang lain. Selain itu, tingkat kepraktisan hingga berkembangnya berbagai aplikasi pengembangan media digital membuat digitalisasi media tidak bisa dielakkan. Situasi ini memungkinkan konselor untuk mampu menciptakan media layanan bimbingan dan konseling yang semakin kreatif. 




Sunawan, Ph.D. 2019. Modul 2 Materi Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling. Kementerian Pendidikan dan kebudayaan.

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar