3 Tahapan Pengolahan Data kualitatif


3 Tahapan Pengolahan Data kualitatif

Pengolahan Data kualitatif 

Menurut Silalahi (2009: 339), analisis data kualitatif digunakan apabila data empiris yang diperoleh adalah data kualitatif berupa kata-kata dan bukan rangkaian   angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori/struktur klasifikasi. Data kualitatif mungkin dikumpulkan melalui berbegai metode seperti indepth  interview,  observasi,  dan dokumentasi. Dalam  analisis  data  kualitatif tidak menggunakan perhitungan matematis dan uji statistik sebagai alat bantu analisis. 

Menurut Miles dan Huberman (1992: 35), kegiatan analisis terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Kegiatan reduksi data, penyajian data, dan  penarikan  kesimpulan/verifikasi  merupakan  kegiatan  yang  jalin  menjalin pada sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data.

1.  Reduksi data

Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Menurut Miles dan  Huberman (1992: 16; Silalahi, 2009: 339  -340)), reduksi data  adalah  proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dam transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan ini berlangsung   secara   terus  menerus  selama   kegiatan   pengumpukan   data. Kegiatan reduksi data ini meliputi membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, dan menulis memo. Pilihan- pilihan peneliti tentang bagian mana yang dikode, mana yang dibuang, p ola-pola mana yang meringkas sejumlah bagian yang tersebar, cerita-cerita apa yang sedang berkembang, semuanya merupakan pilihan-pilihan analisis.

2.  Penyajian Data

Menurut Miles dan Huberman (1992: 17; Emzir, 2011: 131 - 132), penyajian data sebagai  sekumpulan  informasi  tersusun  yang memberi  kemungkinan  adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui data yang disajikan, peneliti melihat dan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus  dilakukan  berdasarkan  atas  pemahaman  yang  didapat  dari  penyajian- penyajian tersebut. Penyajian data  dalam penelitian kualitatif sekarang ini dapat dilakukan dalam berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Hal itu dirancang untuk menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih (Miles dan Huberman, 1992; 17-18; Emzir, 2011: 131 - 132).

3.  Penarikan kesimpulan

Menurut Miles dan Huberman (1992: 18-19), langkah ketiga dari kegiatan analisis data adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Pada saat pengumpulan data, seorang peneliti mencari makna sesuatu, mencata keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi- konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi-proposisi. Mula-mula kesimpulan belum jelas, namun lambat laun kian meningkat lebih terperinci. Kesimpulan-kesimpukan akhir mungkin tidak muncul hingga pengumpulan data berakhir, bergantung pada pada besarnya kumpulan - kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, dan kecakapan peneliti. Kesimpulan kemudian diverifikasi dengan melakukan tinjauan ulang pada  catatan-catatan  lapangan, atau mungkin merupakan peninjauan kembali untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif (Miles dam Huberman, 1992: 18). 

Penelitian  dengan  menggunakan metode  kualitatif  untuk mengukur keabsahan data menurut Moleong (2005: 53) menggunakan istilah kredibilitas dan keteralihan (kontras validitas), kebergantungan (kontras reliabilitas) dan kepastian (objektif). Kredibilitas pada penelitian dengan metode kualititatif maksudnya bahwa peneliti kualitatif berperan sebagai instrumen itu sendiri. Menurut Moleong (2005: 55), kredibilitas pada penelitian dengan metode kualititatif mencakup beberapa aspek, antara lain:

1.      Keikutsertaan

Keikutsertaan berarti bahwa peneliti harus terjun ke lapangan sampai peneliti menemui kejenuhan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membatasi gangguan dari dampak peneliti pada sebuah konteks. Artinya bahwa peneliti harus memahami konteks kultural subjek. Selain itu juga bertujuan untuk membatasi bias peneliti dan mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat.

2.      Pengamatan

Pengamatan berarti peneliti harus secara konsisten melakukan interpretasi dengan  berbagai  cara  dalam  kaitan  dengan  proses  analisis  yang  konstan. Dengan kata lain bahwa perpanjangan keikutsertaan peneliti dalam proses pengamatan mengakibatkan kedalaman data. Hal ini berarti bahwa peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.

3.      Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sumber   atau   metode   yang   lain   sebagai   pembanding.   Denzin   (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.

a.      Triangulasi dengan sumber

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini dapat dicapai dengan jalan (Patton, 1987: 331):

(1)  Membandingkan   data   hasil   pengamatan   dengan   data   hasil wawancara.

(2)  Membandingkan  apa  yang  dikatakan  orang  di  depan  umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

(3)  Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

(4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang, seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang  yang berada atau orang pemerintahan.

(5)  Membandingkan  hasil  wawancara  dengan  isi  suatu  dokumen yang berkaitan.

b.      Triangulasi dengan metode

Triangulasi dengan metode (Patton, 1987: 329) terdapat dua strategi, yaitu:

(1) Pengecekan  derajat  kepercayaan  penemuan  hasil  penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data.

(2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

c.      Triangulasi dengan penyidik

Triangulasi dengan penyidik berarti memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data.

d.      Triangulasi dengan teori

Triangulasi  dengan  teori menurut  Lincoln  dan Guba  (1981: 307), berdasarkan anggapan bahwa fakta  tidak dapat  diperiksa  derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.

(1)Pengecekan sejawat; Teknik ini dilakukan dengan cara menampilkan hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang tema atau permasalahan yang diteliti.

(2)Kecukupan     refensial;     Teknik     ini     dilakukan     dengan     cara mengumpulkan data-data atau informasi di lapangan lainnya yang dapat digunakan sebagai pembanding.

(3)Kajian kasus negatif; Teknik analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola  dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

(4)Pengecekan anggota; Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data  sangat  penting  dalam  pemeriksaan  derajat kepercayaan. Pengecekan anggota meliputi keterlibatan anggota dalam pengumpulan data, kategori analitis, penafsiran dan  kesimpulan. Para anggota yang terlibat yang mewakili rekan-rekan mereka dimanfaatkan untuk memberikan reaksi dari segi pandangan dan situasi mereka sendiri terhadap data yang telah diorgasnisasikan oleh peneliti.

Kriteria terakhir dalam pemeriksaan keabsahan data adalah menyangkut faktor kepastian. Artinya, bahwa data yang diperoleh apakah bersifat objektif atau subjektif   tergantung   pada   persetujuan   beberapa   orang.   Pada   penelitian kuantitatif, kepastian menekankan pada aspek sampel yang terpilih, sedangkan penelitian kualitatif kepastian menekankan pada aspek data yang diperoleh. Beberapa permasalahan yang muncul dari aspek kepastian data, antara lain:

(1) Apakah hasil penelitian tersebut benar-benar berasal dari data. Hal ini dapat dilacak melalui catatan lapangan (field note).

(2) Apakah  kesimpulan  penelitian  ditarik  dari  data.  Hal  ini  dapat  dilacak melalui teknik analisis, kategori dan penafsiran.

(3) Apakah konseptual yang disusun berasal dari teori atau hanya sekedar apriori (konstruksi peneliti sendiri). 




sumber : Modul Belajar Mandiri PPPK ips Sosiologi, Pembelajaran 6. Metode Penelitian Sosial, kemdikbud

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar