Kronologis Peristiwa Kemerdekaan Indonesia


Pada tanggal 7 September 1944 Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Janji dikemukakan di depan Parlemen Jepang, dengan tujuan untuk menarik simpati Indonesia. Sebagai pembuktiannya, ia mengijinkan pengibaran bendera  merah  putih  di  kantor-kantor,  tetapi  harus  berdampingan  dengan bendera Jepang. Kondisi Jepang yang semakin terdesak oleh Sekutu justru menguntungkan bangsa Indonesia. Jepang akhirnya memberikan kesempatan bangsa Indonesia mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. berikut ini adalah kronologi yang meliputi beberapa peristiwa yang terjadi hingga proklamasi Indonesia terjadi :

a.      Pembentukan   Badan   Penyelidik   Usaha   Persiapan   Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)

Pada tanggal 28 Mei 1945 BPUPKI diresmikan digedung Cuo Sangi In, Jakarta. Pada upacara ini setelah dikibarkan bendera Hinomaru dikibarkan pula bendera Merah Putih. Pada tanggal 29 Mei 1945 dimulailah sidang pertama BPUPKI untuk merumuskan dasar negara. Pandangan tentang dasar negara diserahkan kepada tiga anggotanya yaitu Mr. Moh. Yamin, Prof. Dr. Supomo, dan Ir. Soekarno. Rumusan dasar negara ini menghasilkan Lima dasar negara yang lebih dikenal dengan Pancasila. Ide Pancasila ini pertama kali dicetuskan oleh Mr. Moh. Yamin. Azas Dasar Negara Republik Indonesia  ini adalah  sebagai berikut: (1) Peri Kebangsaan; (2) Peri Kemanusiaan;(3) Peri Ke-Tuhanan; (4)Peri Kerakyatan; (5) Kesejahteraan Rakyat.

Hasil dari sidang pertama dan kedua BPUPKI menghasilkan  rumusan otentik Undang-Undang Dasar dan Dasar Negara. Undang-Undang Dasar terdiri atas:

1)  Pernyataan Indonesia Merdeka;

2)  Pembukaan Undang-Undang Dasar; dan

3)  Batang Tubuh (Undang-Undang Dasar itu sendiri).

Sedangkan rumusan Otentik Dasar Negara (Pancasila), meliputi:

1)  Ketuhanan Yang Maha Esa;

2)  Kemanusiaan yang adil dan beradab;

3)  Persatuan Indonesia;

4)  Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusya- waratan/perwakilan; dan

5)  Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b.      Pembentukan PPKI

Pada tanggal 7 Agustus 1945 diumumkan pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan   Indonesia   (Dokuritsu   Junbi   Linkai)   berdasarkan   keputusan Jenderal Besar Terauci (Panglima Tentara Umum Selatan). Dengan diumumkan - nya  pembentukan  PPKI,  maka  BPUPKI  dianggap  telah  bubar.  Pemerintah Jepang mengisyaratkan bahwa dengan pembentukan PPKI bangsa Indonesia bebas berpendapat dan melakukan kegiatannya sesuai dengan kesanggupan - nya.  Akan  tetapi  pemerintah  Jepang  tetap  mengajukan  syarat-syarat,  yang antara lain:

1) Untuk mencapai kemerdekaan harus menyelesaikan perang yang dihadapi bangsa  Indonesia, dengan  turut membantu  perjuangan  bangsa  Jepang memperoleh kemenangan akhir dalam Perang Asia Timur Raya.

2) Negara Indonesia yang merupakan anggota Lingkungan Kesemakmuran Bersama Asia Timur Raya, harus mempunyai cita-cita yang sama dengan pemerintah Jepang sesuai semangat Hakko-Iciu. 

Dalam keanggotaannya PPKI dipilih oleh Jenderal Besar Terauci, untuk itu dipanggillah   tiga   tokoh pergerakan nasional,   yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Radjiman Widyodiningrat. Pada tanggal 12 Agustus 1945 diadakan pertemuan di  Dalat (Vietnam  Selatan). Dalam  pertemuan  itu  Jenderal Besar Terauci menyampaikan bahwa pemerintah Jepang telah memberikan kemerdeka- an bagi bangsa Indonesia dan untuk pelaksanaannya maka dibentuklah PPKI sambil menunggu persiapan selesai. Adapun wilayah Indonesia setelah kemerdeka- an meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda. PPKI terdiri atas 21 anggota yang terpilih dari seluruh Indonesia. Sebagai ketua PPKI adalah Ir. Soe karno dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya. Yang menarik di sini adalah seluruh anggota PPKI sama sekali tidak ada yang melibatkan Jepang.Pada tanggal 14 Agustus

1945 Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Radjiman Wediodiningrat telah kembali ke Jakarta. Sementara itu Golongan Pemuda telah mendengar bahwa Sekutu telah memberikan ultimatum kepada Jepang untuk menyerah tanpa syarat atau “Uncondional Surrender”. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang mematuhi ultimatum tersebut dan menyerah tanpa syarat. Walaupun kekalahan tersebut sangat dirahasiakan, namun berkat ketangkasan para pemuda maka sampailah berita itu.

c.      Peristiwa Rengasdengklok

Perdebatan antara golongan tua dan muda dalam menentukan kemerdekaan Indonesia begitu pelik. Golongan tua memilih lebihberhati-hati untuk menghindari terjadinya  pertumpahan  darah.  Para  pemuda  mendesak  agar  Soekarno  dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan secepatnya. Mereka beralasan bahwa saat itu Indonesia sedang mengalami kekosongan kekuasaan (vacum of power). 

Pertentangan pendapat antara golongan tua dan golongan muda  inilah yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Sikap  golongan  muda diputuskan dalam rapat di Pegangsaan Timur Jakarta padavtangal 15 Agustus 1945. Rapat ini dihadiri oleh Chairul Saleh, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Armansyah,dan Wikana. Rapat yang dipimpin Chairul Saleh ini memutuskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan masalah rakyat Indonesia sendiri, bukan menggantungkan kepada pihak lain.

Golongan   muda   mendesak   mereka    untuk   memaklumatkan   Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 1945. Namun, Soekarno tetap bersikap keras pada pendiriannya bahwa proklamasi harus dilaksanakan melalui PPKI. Oleh karena itu, PPKI harus segera menyelenggarakan rapat. Golongan muda memutuskan membawa Soekarno dan Hatta ke luar Jakarta dengan tujuan untuk menjauhkan Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang. Golongan muda memilih Shodanco Singgih untuk melaksanakan pengamanan terhadap Soekarno dan Hatta. Soekarno dan Hatta kemudian dibawa ke Rengasdengklok yang ada di sebelah Timur Jakarta. Di Jakarta terjadi dialog antara golongan muda yang diwakili  oleh  Wikana  dan  golongan  tua  Ahmad  Subardjo.  

Dialog  tersebut mencapai kata sepakat bahwa Proklamasi Kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta, dan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Ahmad Subardjo ke Rengasdengklok   dalam   rangka   menjemput   Soekarno   dan   Hatta   setelah terjadinya dialog tersebut. Kepada para golongan muda, Ahmad Subardjo memberi  jaminan  bahwa  Proklamasi  Kemerdekaan  akan  diumumkan  pada tanggal 17 Agustus 1945, dan selambat-lambatnya pukul 12.00. Adanya jaminan tersebut yang kemudian membuat golongan mudamelunak dan membebaskan Soekarno dan Hatta untuk kembali ke Jakarta.

Saudara  dapat  menyaksikan  video  mengenai  peristiwa  Rengasdengklok  di bawah ini :

https://www.youtube.com/watch?v=4JwruATFkFI Video peristiwa Rengasdengklok

d.      Perumusan Teks Proklamasi

Soekarno dan Hatta akhirnya menyetujui Proklamasi Kemerdekaan segera dikumandangkan. Soekarno dan Hatta tiba di Jakarta pada pukul 23.00, lalu menuju rumah kediaman Laksamada Maeda. Pertemuan di rumah Laksamana Maeda  dianggap  tempat  yang  aman  dari  ancaman  tindakan  militer  Jepang, karena  Maeda adalah  Kepala  Kantor  Penghubung  Angkatan  Laut  di  daerah kekuasaan Angkatan Darat. Di kediaman Maeda itulah rumusan teks proklamasi disusun. Sukarni, Sayuti Melik, BM. Diah, dan Soediro dari golongan muda hadir dalam  pertemuan  itu  untuk  menyaksikan  perumusan  teks proklamasi.Berdasarkan pembicaraan antara Soekarno, Hatta, dan Ahmad Subardjo, diperoleh rumusan teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno. 

Teks naskah Proklamasi yang telah mengalami perubahan,yang dikenal dengan sebutan naskah "Proklamasi Otentik" merupakan hasil ketikan oleh Sayuti Melik (seorang tokoh pemuda yang ikut didalam persiapan Proklamasi).

Kronologis Peristiwa Kemerdekaan Indonesia

Gambar Perbedaan teks proklamasi yang ditulis dengan ketik

e.      Detik-detik Proklamasi


Setelah selesai merumuskan dan mengesahkan teks proklamasi, pagi harinya pada17Agustus  1945  para  pemimpin  nasional dan  para  pemuda  kembali  ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan penyelenggaraan pembacaan teks proklamasi. Rakyat dan tentara Jepang menyangka pembacaan proklamasi akan dilaksanakan   di   Lapangan   Ikada   sehingga   tentara   Jepang   memblokade Lapangan Ikada. Pemimpin Barisan Pelopor Sudiro juga datang ke Lapangan Ikada dan melihat pasukan Jepang dengan senjata lengkap menjaga ketat lapangan itu. Sudiro kemudian melaporkan keadaan itu kepada Muwardi, Kepala Keamanan Soekarno. Oleh karena itu,disepakati bahwa proklamasi akan di ikrarkan  dirumah  Soekarno  Jalan  Pegangsaan  Timur  56  Jakarta.  Upacara dipimpin oleh Latief Hendra ningrat dan tanpa protokol.

Sebelum membacakan teks proklamasi, Soekarno membacakan pidato singkat yang  intinya  berisi:  (a)  Perjuangan melawan  colonial telah cukup panjang dan memerlukan keteguhan hati, (b) Cita-cita perjuangan itu adalah kemerdekaan Indonesia, (c) Indonesia yang berdaulat harus mampu menentukan arah dan kebijakannya sendiri, menjadi negara yang diakui oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Setelah itu, Soekarno membacakan teks proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik. 

Setelah Soekarno membacakan teks Proklamasi dilakukan pengibaran bendara Merah Putih yang dijahit oleh istri Soekarno, ibu Fatmawati. Pengibaran bendera dilakukan oleh Latief Hendraningrat dan Suhud. Bendera merah putih dinaikkan dengan diiringi  lagu  “Indonesia  Raya”  ciptaan W.R.  Supratman  yang  secara spontan dinyanyikan oleh para hadirin.  Dengan demikian, selesailah upacara proklamasi kemerdekaan yang menjadi tonggak berdirinya negara Republik Indonesia.



source : modul belajar mandiri pppk Pembelajaran 3. Kehidupan Bangsa Indonesia pada masa Kolonial, Pergerakan Nasional, Penjajahan Jepang hingga Kemerdekaan, kemdikbud

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar