Rangkuman 9 Kerajaan Bercorak Islam di Indonesia
Masuknya pengaruh Islam ke Indonesia berdampak pada tumbuh dan berkembangnya kerajaan-kerajaan di Indonesia yang bercorak Islam. Kerajaan- kerajaan yang bercorak Islam tersebut antara lain:
a. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai berdiri pada abad ke 13. hal ini diketahui dari tulisan yang ada pada batu nisan makam Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun
635 H/ 1297 M. samudra Pasai adalah kerajaan pertama Islam di Indonesia dengan raja pertamanya Sultan Malik Saleh. Letak kerajaan tersebut di Lhokseumawe Aceh. Setelah S. Malik al Saleh wafat (1297, maka digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Malik aal Tahir. Sultan Malik al tahir wafat 1326 M. dan digantikan oleh Sultan Ahmad.
Faktor-faktor yang mendorong kerajaan Samaudra Pasai mengalami perkembangan pesat adalah:
1) Mundurnya Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan.
2) Letaknya strategis di tepi selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan internasional.
3) Lada merupakan komoditas andalan kerajaan Samudra Pasai.
b. Kerajaan Demak
Kerajaan demak berdiri tahun 1500 M. dengan raja pertamanya Raden Patah. Kerajaan Demak adalah kerajaan pertama di Jawa. Terletak di Demak Jawa Tengah. Kerajaan Demak dikenal sebagai penghasil beras dan lilin. Namun ketika tahun 1511M,, Malaka jatuh ke tangan Portugis, perdagangan Demak dengan Malaka terputus. Pada tahun 1513 M Raden Patah mengutus putranya yang bernama Pati Unus/ Pangeran Sabrang Lor untuk mengusir Portugis dari Malaka. Namun usahanya gagal karena kalah persenjataan. Setelah Raden Patah wafat digantikan oleh Pati Unus.
Sepeninggalan Pati Unus maka kedudukan Sultan Demak digantikan oleh adiknya yaitu Sultan Trenggono. Pada masa Sultan Trenggono inilah Demak mencapai puncak kejayaannya. Jasa-jasanya:
1) Membendung ekspansi portugis ke Indonesia bagian barat.
2) Melalui Faletehan dapat mendirikan Bandar saingan Malaka, yaitu Banten, Jayakarta, dan Cirebon.
3) Berhasil mempersatukan kota pesisir utara pulau Jawa.
4) Menyebarkan islam ke pedalaman: Pajang, Mataram, Pengging
Karena danya perang saudara/ perebutan kekuasaan dan struktur pemerintahan Demak ayang bersifat federasi, maka Demak mengalami kemunduran. Banyak Negara bagian yang melepaskan diri. Seorang menantu Sulta Trenggono bernama Joko Tingkir berhasil mengatasi keadaan kemudian Joko Tingkir memindahkan pusat kerajaan Demak ke Pajang.
c. Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang didirikan oleh Sultan Hadiwijaya/ Adiwijaya alias Jaka Tingkir. Atas jasa-jasanya maka Ki Ageng Pemanahan dan putranya yang bernama Sutawijaya mendapatkan hadiah dari S. Hadiwijaya sebidang tanah di daerah Ygyakarta dan menjadi bupati. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat, maka jabatan bupati digantikan oleh putranya yang bernama Sutowijaya.
Setelah S. Hadiwijaya wafat, maka digantikan oleh putranya yang bernama Pangeran Benowo. Pada masa ini ada pemberontakan yang dilakukan oleh Pangeran Aria Pangiri (Bupati Demak), namun dapat digagalkan atas jasa Sutowijaya. Karena merasa tidak sanggup, akhirnya P. Benowo menyerahkan tahta kerajaan pada Sutowiajaya. Oleh Suatowijaya Pajang dipindahkan ke Mataram.
d. Kerajaan Mataram Islam
Raja pertama kerajaan Mataram adalah Sutowijaya adengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Panatagama. Pengganti Sutowijaya adalah putranya yang bernama Mas jolang dengan gelas Anyokrowati. Dalam mempersatukan Mataram Mas Jolang gugur di daerah Krapyak sehingga mendapat sebutan pangeran Sedo Krapyak. Mas Jolang kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Mas Rangsang dengan gelar Sultan Agung. Pada masa inilah mencapai puncak kejayaannya. Sultan Agung pernah dua kali menyerbu Batavia 1628 dan 1629 namun gagal.
Setelah Sultan Agung wafat tahun 1645 dan dimakamkan di Imogiri, Mataram pecah menjadi dua, sebagaimana bunyi perjanjian Giayanti tahun 1755 yaitu :
1) Mataram Timur / Kasunanan Surakarta oleh Pakubiwono III
2) Mataram Barat / Kasunanan Yogyakarta oleh Mangkubumi Hamengkubuwono
e. Kerajaan Cirebon
Didirikan oleh Fatahillah / Faletehan. Dalam waktu singkat Cirebon berkembang menjadi kerajaan besar. Karena lebih menekuni agama, maka Fatahilah menyerahkan tahta kepada cucunya Panembahan Ratu. Fatahilah wafat tahun 1570 dan dimakamkan di desa Gunung Jati, sehingga sering dikenal Sunan Gunung Jati. Akhirnya Cirebon pecah menjadi dua yaitu Kerajaan Kasepuhan dan Kanoman.
f. Kerajaan Banten
Didirikan oleh Sultan Hasanuddin, putra Fatahilah. Sultan Hasanuddin wafat tahun 1570 dan digantikan oleh putranya bernama Sultan Yusuf.Sultan Yusuf berhasil menaklukkan Pajajaran tahun 1579. Sultan Yusuf wafat tahun 1580 dan digantikan oleh Maulan Muhammad. Pada saat mengadakan serangan ke Palembang M. Muhammad gugur dan digantikan oleh Abdul Mufakir. Pada masa Abdul Mufakir inilah Belanda untuk pertama kalinya mendarat di Banten tahun 1596. Dalam perkembangan selanjutnya kerajaan Banten mencapai kejayaannya pada masa Sultan Ageng Tirtayasa.
Faktor-faktor yang mendorong Banten berkembang sebagai pusat perdagangan :
1) Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
2) Letaknya yang strategis ( di tepi selat Sunda / teluk Banten dan mamiliki pelabuhan yang terlindungi oleh Pulau Panjang )
3) Lada adalah bahan eksport terpenting Banten
g. Kerajaan Makasar
Pada abad ke-16 di Sulawesi Selatan berdiri dua kerajaan yaitu Gowa dan Tallo. Kedua kerajaan bersatu menjadi nama Makasar. Raja pertamanya bernama Sultan Alaudin, dan beribukota di Samboapu. Makasar tumbuh menjadi Bandar yang sangat ramai karena letaknya di jalur pelayaran Maluku dan Malaka. Setelah Sultan Alaudin wafat maka digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Muhammad Said (1639 – 1653). Kemudian Makasar mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Hasanuddin (1653 – 1669).
h. Kerajaan Ternate
Letaknya di Maluku Utara / Sampalu dan berdiri pada abad ke-13. Pada masa ini Islam mulai berkembang, ini terbukti dari Raja Zainal Abidin sendiri yang belajar Agama islam sampai ke Jawa. Cengkih dan pala banyak dihasilkan di Maluku maka tumbuhlah persekutuan dagang seperti :
1) Uli Lima / persekutuan lima yang terdiri dari 5 pulau kecil : Obi, Bacan, Seram, Ambon dan Ternate sebagai ketuanya.
2) Uli Siwa / persekutuan sembilan yang terdiri dari 9 pulau : Mkian, Halmahera, Mare, Roti dan pulau kecil lainnya dengan Tidore sebagai ketuanya.
Pada masa pemerintahan Sultan Baabulah Ternate mencapai puncak kejayaanya, tahun 1570 – 1583. Karena Belanda mengadakan monopoli perdagangan dan ditambah terbunuhnya ayah Baabulah yang bernama Sultan Hairun maka Portugis diusir dari Ternate. Bahkan Ternate berhasil memprluas kekuasaanya sampai ke Filipina.
i. Kerajaan Tidore
Terletak disebelah selatan Ternate, Yaitu di Tidore. Pada tahun 1512 Portugis bersahabat dengan Ternate dan Tahun 1522 Spanyol bersahabat dengan Tidore, sehingga keduanya terjadi permusuhan. Namun untunglah perselisihan tersebut dapat diatasi dengan bersatunya Ternate dan Tidore. Tidore mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Nuku.
source: modul belajar mandiri pppk IPS Sejarah,Pembelajaran 2. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Kemdikbud
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar