Sistem Saraf : Saraf pada Manusia, Alat Indera, dan Kelainan pada system saraf manusia



Semua input dari semua neuron sensorik yang dikirim ke sistem saraf pusat tiba dalam bentuk yang sama, karena potensi aksi diperkuat oleh neuron sensorik aferen (penghantar ke dalam). Neuron sensorik yang berbeda memproyeksikan ke daerah otak yang berbeda, dan berhubungan dengan modalitas sensorik yang berbeda. Intensitas sensasi tergantung pada frekuensi potensial aksi yang dilakukan oleh neuron sensorik. Matahari terbenam, simfoni, dan rasa sakit yang membakar dibedakan oleh otak hanya dalam hal identitas neuron sensorik yang membawa potensi aksi dan frekuensi impuls ini. Jadi, jika saraf pendengaran dirangsang secara artifisial, otak menganggap stimulasi sebagai suara. Tetapi jika saraf optik dirangsang secara artifisial dengan tepat dengan cara dan tingkat yang sama, otak merasakan kilatan cahaya.

Hydra, ubur-ubur, dan cnidaria lainnya adalah hewan paling sederhana dengan sistem saraf. Hewan-hewan ini memiliki tubuh simetris radial yang diorganisir di sekitar kompartemen pencernaan pusat, rongga gastrovaskular. Pada kebanyakan cnidaria, sel-sel saraf yang saling berhubungan membentuk jaring saraf  difus yang  mengontrol kontraksi dan  perluasan rongga gastrovaskular. Berbeda dengan sistem saraf hewan lain, jaring saraf cnidaria tidak memiliki kelompok neuron yang melakukan fungsi khusus.  

Pada hewan yang lebih kompleks, akson dari beberapa sel saraf sering dibundel bersama, membentuk saraf. Struktur berserat ini menyalurkan dan mengatur aliran informasi di sepanjang rute tertentu melalui sistem saraf. Sebagai contoh, bintang laut memiliki satu set saraf radial yang menghubungkan ke cincin saraf pusat. Dalam setiap lengan bintang laut, saraf radial terhubung ke jaring saraf yang darinya ia menerima input dan yang mengirimkan sinyal yang mengendalikan kontraksi otot. Hewan yang memanjang, tubuh simetris bilateral bahkan memiliki sistem saraf yang lebih khusus. Hewan-hewan tersebut menunjukkan sepalisasi (membentuk kepala).

a. Sistem Saraf pada Manusia

Semua yang dilakukan tubuh terhubung dengan saraf. Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ-organ sensorik, dan semua saraf yang menghubungkan organ-organ ini dengan seluruh tubuh. Sistem saraf bertugas mengoordinasikan setiap tindakan bagian tubuh dengan mengirimkan sinyal ke dan dari berbagai bagian tubuhnya. Bersama-sama, setiap organ ini bertanggung jawab untuk mengendalikan tubuh dan komunikasi di antara bagian-bagiannya. Contoh, saraf memberi tahu jantung untuk berdetak atau memberi tahu paru-paru untuk bernapas tanpa harus Anda sadari.

Sistem saraf manusia itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan saraf  tepi  Saraf  pusat terdiri dari  otak  dan  sumsum tulang belakang, sementara saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik dan otonom.

Gambar  . Sistem saraf Pusat dan system saraf tepi

Gambar  . Sistem saraf Pusat dan system saraf tepi
Sumber: Reece, J. B., & Campbell, N. A. (2011). Campbell biology.

Sistem saraf pusat berfungsi menerima informasi dari semua area tubuh dan kemudian mengkoordinasikan semua arus lalu lintas tersebut untuk menghasilkan  respons tubuh. Organ tubuh yang termasuk dalam sistem saraf pusat manusia meliputi:

Otak adalah mesin pengendali utama dari segala fungsi tubuh termasuk sensasi, pikiran, gerakan, kesadaran, dan memori atau ingatan. Sumsum tulang belakang langsung terhubung ke otak melalui batang otak dan kemudian mengalir sepanjang ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang berfungsi membawa informasi dari berbagai bagian tubuh ke otak dan sebaliknya.

Neuron adalah blok sel yang membangun sistem saraf pusat. Miliaran sel-sel saraf ini dapat ditemukan di seluruh tubuh dan berkomunikasi satu sama lain untuk menghasilkan respons dan tindakan fisik. Diperkirakan ada 86 miliar neuron yang ada di otak, belum lagi yang ada di seluruh tubuh. Saraf tepi fungsinya menghubungkan respon sistem saraf pusat ke organ tubuh dan bagian lainnya di tubuh Anda. Saraf ini meluas dari sistem saraf pusat ke area terluar tubuh sebagai jalur  penerimaan dan  pengiriman rangsangan dari  dan  ke  otak.  Saraf  yang membentuk sistem saraf tepi dinamakan sebagai akson. Dalam beberapa kasus, saraf ini sangat kecil tetapi beberapa ikatan saraf ada yang bentuknya besar dan dapat dilihat jelas oleh mata.

1) Sistem saraf somatik

Sistem ini terdiri dari serabut saraf perifer. Fungsi saraf ini mengambil informasi sensorik atau sensasi dari organ perifer seperti kulit, dan nantinya dibawa ke sistem saraf pusat. Pada saraf somatik juga terdiri serabut saraf motor yang keluar dari otak dan membawa pesan untuk menggerakkan tubuh yang dibantu oleh otot rangka. Misalnya saat menyentuh termos panas, saraf sensorik membawa informasi bahwa ini adalah sensasi panas ke otak. Saraf motorik memberi tahu otak untuk menggerakkan otot-otot tangan untuk segera menghindar, melepas, atau menarik tangan dari termos panas tersebut. Keseluruhan proses ini terjadi kurang lebih dalam waktu satu detik. 

2) Sistem saraf otonom

Ada dua bagian lagi dari saraf ini:

a) Sistem simpatik

Sistem ini mengatur respons perlawanan dari dalam tubuh ketika ada ancaman pada diri Anda. Sistem ini juga mempersiapkan tubuh untuk mengeluarkan energi dan menghadapi potensi ancaman di lingkungan.

Contoh, ketika Anda  sedang cemas atau takut saraf simpatik akan  memicu memicu respons dengan mempercepat detak jantung, meningkatkan laju pernapasan, meningkatkan aliran darah ke otot, mengaktifkan kelenjar produksi keringat, dan melebarkan pupil mata. Ini dapat membuat tubuh merespon dengan cepat dalam situasi gawat darurat.

b) Sistem parasimpatik

Sistem ini gunanya menjaga fungsi tubuh normal setelah ada sesuatu yang mengancam diri Anda. Setelah ancaman berlalu, sistem ini akan memperlambat detak jantung, memperlambat pernapasan, mengurangi aliran darah ke otot, dan menyempitkan pupil mata. Ini memungkinkan kita untuk mengembalikan tubuh ke kondisi rileks yang normal.

b. Alat-Alat Indera

Alat indera merupakan organ-organ pada tubuh manusia yang mampu untuk menerima rangsang dari luar dan mengolahnya di otak sebelum diterjemahkan menjadi kerja organ tersebut. Manusia mempunyai 5 alat indera meliputi mata, kulit, lidah, telinga, dan hidung. Alat indera ini hanya akan befungsi apabila tidak terjadi kelainan pada organnya, saraf penghubung antara ogan indera dan sistem saraf pusat, dan sistem saraf pusat manusia. Ke lima alat indera yang ada di tubuh manusia itu sendiri mempunyai fungsi masing-masing. Mata memiliki fungsi sebagai indera penglihatan, lidah memiliki fungsi sebagai indera perasa, kulit sebagai indera peraba, telinga sebagai indera pendengaran, dan hidung sebagai indera penghirup. 

Gambar  . Alat Indera pada Manusia
Gambar  . Alat Indera pada Manusia
Sumber: https://cdn.britannica.com

Bermula dari rangsangan dari dunia luar yang diterima oleh masing-masing alat indera ini, maka rangsangan tersebut akan diteruskan ke otak dalam bentuk impuls. Sesampai di otak, impuls tersebut akan diolah menjadi data-data sehingga selanjutnya akan diteruskan ke organ indera semula untuk memberikan tanggapan atas rangsangan yang diterima sebelumnya.

c. Gangguan dan Kelainan pada system saraf manusia

Sistem saraf manusia berfungsi sangat vital, tapi di sisi lain juga rentan mengalami masalah. ada banyak macam gangguan otak dan saraf yang bisa mengacaukan lalu lintas pengiriman dan pemrosesan sinyal neuron. Beberapa di antaranya adalah:

1)   Alzheimer

Alzheimer adalah penyakit yang menyerang sel-sel otak dan neurotransmitter (bahan kimia yang membawa pesan di antara sel-sel otak). Penyakit ini memengaruhi fungsi otak, memengaruhi ingatan Anda, dan cara Anda berperilaku. 

2)   Bell’s palsy

Bell’s palsy adalah kondisi lemah atau lumpuh tiba-tiba pada satu sisi wajah. Ini disebabkan karena adanya saraf di wajah Anda sedang meradang. Biasanya kondisi ini hanya sementara, bisa pulih dalam jangka waktu tertentu.

3)   Multiple sclerosis

Multiple sclerosis adalah penyakit kronis yang memengaruhi sistem saraf pusat. Ini 3 kali lebih umum menyerang wanita daripada pria. Kondisi ini ditandai dengan adanya kerusakan pada selubung pelindung (dikenal sebagai mielin) yang mengelilingi serabut saraf di otak dan sumsum tulang belakang.

4)   Epilepsi

Epilepsi adalah kelainan pada neuron di otak. Penderita epilepsi tidak dapat merespon  berbagai  rangsangan dalam  berbagai  bentuk.  Selain  itu,  otot-otot rangka juga berkontraksi secara tidak terkontrol.

5)   Amnesia

Amnesia adalah ketidakmampuan mengingat hal yang telah terjadi karena ada cedera pada otak. Amnesia sendiri ada yang bersifat permanen, ada pula yang bersifat sebagian.


sumber: modul belajar mandiri pppk ipa biologi , Pembelajaran 1. Sel, Organ, dan Kelangsungan Hidup, Kemdikbud
Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar