Hewan Parazoa : Apa itu Parazoa ?
Apa itu Parazoa ?
Parazoa adalah kelompok hewan yang tubuhnya belum terdiferensiasi membentuk jaringan sejati.
Contoh parazoa adalah hewan dalam filum porifera misalnya spons. Spons memiliki tubuh yang berongga dan sebagian besar hidup di laut, walaupun ada yang hidup di air tawar.
Bagian tubuh porifera adalah sebagai berikut.
Oskulum : adalah lubang besar saluran keluarnya air.
Epidermis : adalah lapisan sel terluar porifera yang memiliki struktur rapat.
Mesohil : adalah bahan tengah di sebelah dalam epidermis.
Porosit : adalah sel yang membentuk pori-pori saluran masuknya air.
Spongosel : adalah rongga utama di dalam tubuh porifera.
Koanosit : adalah sel berflagela yang akan menangkap dan mencerna makanan.
Amoebosit : adalah sel yang akan bergerak dan mengangkut nutrien ke sel-sel lain dalam tubuh.
Spikula : adalah rangka dari porifera.
Karang memiliki pori banyak,struktur tubuhnya keras, berwarna putih atau bahkan ada yang berwarna merah, coklat dan sebagainya. Bentuknya ada yang seperti batang berongga dan ada juga bentuk lain yang seperti mangkuk atau kipas. Organisme tersebut bernama Porifera atau hewan berpori. Meskipun tampak seperti bebatuan yang tidak hidup, tetapi organisme ini termasuk Kingdom Animalia. Ukuranya biasanya kecil tetapi juga dapat ditemukan ukuran yang besar yang biasanya hidup di laut dalam.
Dari semua hewan yang akan kita bahas, spons (di cabang parazoa pada pohon filogenetik) mewakili garis keturunan terdekat dengan garis organisme multiseluler (protista) yang menjadi kingdom hewan. Lapisan-lapisan sel spons merupakan gabungan sel-sel yang terususun longgar, bukan merupakan jaringan sejati karena sel-sel itu secara relatif belum terspesialisasi. Spons adalah hewan yang sesil (menempel) yang tampak sangat diam bagi mata manusia sehingga orang Yunani kuno meyakini mereka sebagai tumbuhan. Spons tidak memiliki saraf atau otot, tetapi masing-masing sel dapat mengindera dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan.
Tinggi spons berkisar dari 1 cm sampai 2 cm. Dari kurang lebih 9000 spesies spons, hanya sekitar 100 yang hidup dalam air tawar; sisanya adalah organisme laut. Tubuh spons sederhana, mirip dengan suatu kantung yang berpori atau berlubang-lubang (Porifera berarti “mengandung pori”). Air akan melewati pori-pori menuju rongga tengah atau spongosel (spongocoel), yang kemudian akan mengalir keluar spons itu melalui suatu lubang yang lebih besar yang disebut oskulum. Spons yang lebih kompleks memiliki dinding tubuh yang melipat, dan banyak diantaranya mengandung saluran air bercabang dan beberapa oskula. Pada kondisi tertentu, sel-sel yang berada di sekitar pori dan oskulum berkontraksi, dan menutup pembukaan atau lubang itu. Perhatikan gambar berikut agar Anda lebih memahami struktur tubuh Porifera.
Gambar . Struktur tubuh Porifera
(Longman, 1999)
Hampir semua spons adalah pemakan suspensi (yang juga dikenal sebagai makan dengan cara memfilter), yaitu hewan yang mengumpulkan partikel makanan dari air yang lewat melalui beberapa jenis perkakas penjerat makanan. Spons menjerat makanan dari air yang bersirkulasi melalui tubuh yang berpori tersebut. Melapisi bagian dalam spongosel atau ruangan air internal adalah koanosit (coanocyte) berflagela, atau sel-sel colar (untuk menamai kerah bermembran di sekeliling dasar flagela itu). Flagela tersebut akan membangkitkan suatu arus aliran air, colar akan menjerat partikel makanan, dan koanosit akan memfagositosisnya.
Kemiripan diantara koanosit dengan sel-sel koanoflagelata (protista berkoloni) mendukung hipotesis bahwa spons memiliki suatu nenek moyang bersama dengan koanoflagelata. Berdasarkan sistem saluran, berapa banyak tipe yang dimiliki oleh Porifera
Tubuh suatu spons terdiri atas dua lapisan sel-sel yang dipisahkan oleh suatu daerah bergelatin yang disebut mesohil. Didalam mesohil tersebut terdapat sel-sel yang disebut amoebosit(amoebocyte), yang dinamai berdasarkan penggunaan pseudopodianya (kaki semu-nya). Amoebosit memiliki banyak fungsi. Mereka mengambil makanan dari air dan dari koanosit, mencernanya, dan membawa nutrien ke sel lain. Amoebosit juga membentuk serat rangka yang keras di dalam mesohil tersebut. Pada beberapa kelompok spons, serat-serat itu merupakan spikula atau duri tajam yang terbuat dari kalsium karbonat atau silika; spons lain menghasilkan serat yang lebih fleksibel yang terdiri atas kolagen yang disebut spongin.
Berdasarkan sifat spikulanya, Filum Porifera dibagi menjadi 3 kelas, yaitu:
1) Kelas Calcarea
Anggota kelas ini mempunyai rangka yang tersusun dari zat kapur (kalsium karbonat) dengan tipe monoakson, triakson, atau tetrakson. Koanositnya besar dan biasa hidup di lautan dangkal. Tipe saluran airnya bermacam-macam. Hidup soliter atau berkoloni. Mereka memiliki ciri khusus berupa spikula yang terbuat dari kalsium karbonat dalam bentuk kalsit atau aragonit. Beberapa spesies memiliki tiga ujung spikula, sedangkan pada beberapa spesies lainnya memiliki 2 atau empat spikula.
Contoh anggota kelas ini adalah Leucosolenia sp., Scypha sp., Cerantia sp., dan Sycon gelatinosum.
2) Kelas Hexatinellida
Pada anggota Kelas Hexatinellida, spikula tubuh yang tersusun dari zat kersik dengan 6 cabang. Kelas ini sering disebut sponge gelas atau porifera kaca (Hyalospongiae), karena bentuknya yang seperti tabung atau gelas piala. Tubuh berbentuk silinder atau corong, tidak memiliki permukaan epitel. Contohnya adalah Hyalonema sp., Pheronema sp., dan Euplectella suberea.
3) Kelas Demospongia
Kelas ini memiliki tubuh yang terdiri atas serabut atau benang spongin tanpa skeleton. Kadang-kadang dengan spikula dari bahan zat kersik. Tipe aliran airnya adalah leukon. Demospongia merupakan kelas dari Porifera yang memiliki jumlah anggota terbesar. Sebagian besar anggota Desmospongia berwarna cerah, karena mengandung banyak pigmen granula dibagian sel amoebositnya.
Contoh kelas ini antara lain Suberit sp., Cliona sp., Microciona sp., Spongilla lacustris, Chondrilla sp., dan Callyspongia sp.
Sebagian besar spons adalah hermafrodit (hermaphrodite) (Bahasa Yunani Hermes, seorang dewa, dan Aprodite, seorang dewi), yang berarti bahwa masing- masing individu berfungsi sebagai jantan dan betina dalam reproduksi seksual dengan cara menghasilkan sel-sel sperma dantelur. Gamet muncul dari koanosit atau amoebosit. Telur tinggal dalam mesohil, tetapi sel sperma dibawa oleh spons melalui arus air. Pembuahan silang terjadi akibat beberapa sperma yang tertarik masuk ke dalam individu yang berdekatan. Pembuahan terjadi dalam mesohil, dimana zigot akan berkembang menjadi larva berflagela dan mampu berenang, yang akan menyebar dari induknya. Setelah menempel pada suatu substrat yang cocok, larva akan berkembang menjadi spons dewasa yang menempel diam dan memiliki koanosit internal. Spons mampu melakukan regenerasi ekstensif, yaitu pergantian bagian-bagian tubuh yang hilang. Mereka menggunakan regenerasi bukan hanya untuk perbaikan tetapi juga untuk bereproduksi secara aseksual dari fragmen yang terpotong dari spons induk.
sumber: modul belajar mandiri pppk ipa biologi , Pembelajaran 2. Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Ekologi, Kemdikbud
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar