Hewan Radiata : Apa Itu Hewan Radiata?


Apa Itu Hewan Radiata? 

Pernahkah Anda melihat hidra, ubur-ubur atau anemon laut? Bagaimana karakteristik dari hewan-hewan tersebut? Bagaimana tipe reproduksinya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan  kita  pelajari bersama pada  bagian  ini. Pernahkah Anda melihat langsung atau melihat di video tentang sekelompok ubur- ubur yang berenang dan mengeluarkan cahaya dari tubuhnya? Itu adalah salah satu bentuk keajaiban yang Tuhan ciptakan.

Radiata adalah kelompok hewan yang memiliki tubuh simetri radial atau tubuh yang melingkar. Contoh radiata adalah cnidaria (hidra, ubur-ubur, anemon, karang) dan ctenophora (ubur-ubur sisir).Hewan radiata saat perkembangan embrionya hanya memiliki dua lapis sel yaitu ektoderm dan endoderm. Ektoderm adalah lapisan sel luar sedangkan endoderm adalah lapisan sel dalam.

 Pigmen cahaya itu, di era modern saat ini dipakai oleh ahli bioteknologi untuk membuat rekayasa genetika agar tumbuhan atau hewan lain dapat bercahaya pada keadaan gelap. Hewan-hewan tersebut adalah termasuk hewan Cnidaria atau istilah lainnya yaitu Coelenterata

Gambar   Contoh hewan tipe Cnidaria
Gambar   Contoh hewan tipe Cnidaria
(https://ucmp.berkeley.edu, 2019) 

Mewakili garis keturunan lain yang bercabang sangat awal dalam sejarah hewan (eumetazoa), hewan radiata adalah hewan diploblastik (hanya memiliki ektoderm dan endoderm) dan memiliki simetri radial.

filum cabang radiata

 Kedua filum cabang radiata adalah Cnidaria dan Ctenophora. 

Cnidaria 

Hewan Cnidaria (hidra, ubur-ubur, anemon laut, dan karang), tidak  memiiki  mesoderm dan  memiliki  konstruksi tubuh  yang  relatif sederhana. Namun demikian, mereka adalah suatu kelompok yang beraneka ragam dengan lebih dari 10.000 spesies yang masih hidup dan sebagian besar di antaranya adalah spesies organisme laut. 
Gambar  . Filogeni Cnidaria

Gambar  . Filogeni Cnidaria
(https://ucmp.berkeley.edu, 2019)

Bangun dasar tubuh Cnidaria adalah suatu kantung dengan kompartemen tengah untuk pencernaan, yaitu rongga gastrovaskuler(gastrovascular cavity). Sebuah bukaan pada rongga ini berfungsi sekaligus sebagai mulut dan anus. Bangun dasar tubuh ini memiliki dua variasi: polip yang sesil dan medusa yang mengambang. Polipadalah bentuk-bentuk silindris yang menempel ke substrat melalui sisi aboral (berlawanan arah dengan mulut) tubuhnya dan menjulurkan tentakelnya, menunggu mangsa. Contoh-contoh bentuk polip adalah hidra dan anemon laut. 

Suatu medusa adalah suatu versi polip dengan mulut di bawah dan bentuk yang lebih rata. Medusa bergerak secara bebas dalam air dengan kombinasi pergeseran pasif saat terbawa arus air dan konstraksi tubuhnya yang berbentuk lonceng. Hewan yang umumnya kita sebut ubur-ubur adalah tahap medusa. Tentakel suatu ubur-ubur akan menjuntai dari permukaan mulut, dan menunjuk ke arah bawah. Beberapa hewan Cnidaria hanya ada sebagai polip, yang lain hanya ada sebagai medusa, dan masih ada juga yang melewati tahapan medusa dan tahapan polip dalam siklus hidupnya secara berurutan.

Cnidaria adalah karnivora yang menggunakan tentakel yang tersusun dalam suatu cincin disekitar mulut untuk menangkap mangsa dan mendorog makanan kedalam gastrovaskuler, tempat pencarnaan dimulai. Sisa-sisa makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui anus atau mulut. Tentael dipersenjatai dengan deretan cnidosit, sel-sel khas yang berfungsi dalam pertahanan dan penangkapan mangsa. Cnidosit mengandung cnidae, organel (kapsul) yang mampu membalik, yang menyebabkan filum tersebut dinamai Filum Cnidaria (Bahasa Yunani cnide, “sengat”).  

Cnidae  yang  disebut  nematosisa(nematocyst) adalah  kapsul  yang menyengat. Otot dan saraf terdapat dalam bentuk paling sederhana pada hewan Cnidaria. Sel- sel epdermis (lapisan paling luar) dan gastrodesmis (lapisan dalam) memiliki berkas filamen yang tersusun menjadi serat-serat kontraktil. Jaringan otot sejati berkembang dari mesoderm dan tidak terlihat pada hewan diploblastik. Rongga gastrovaskuler bertindak sebagai kerangka hidrostatik yang bekerja sama dengan sel-sel kontraktil. Ketika hewan itu menutup mulutnya, volume rongga itu akan tetap, dan kontraksi sel-sel tertentu akan menyebabkan hewan itu mengubah bentuknya. Pergerakan dikoordinasikan oleh suatu jaringan saraf.

 Hewan Cnidaria tidak memiliki otak, dan jaring saraf yang tidak terpusat itu dikaitkat dengan reseptor sensorik sederhana yang tersebar secara radial disekitar tubuh. Dengan demikian, hewan itu dapat mendeteksi dan memberikan respon terhadap rangsangan dengan merata dari segala arah. Filum Cnidaria dibagi kedalam tiga kelas utama: Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa. Berikut disajikan tabel tentang kelas-kelas pada filum Cnidaria.

Tabel   Kelas-kelas filum Cnidaria

Kelas daContoh

Karakteristik Utama

Contoh

Hydrozoa (Portuguese man-of- war,   hidra,   Obelia, beberapa karang)

Sebagian besar hidup di laut, hanya sedikit hidup di air tawar; baik tahapan polip dan medusa di temukan pada sebagiabesar spesies; tahapan polip sering kali membentuk koloni.


Hidra

Scyphozoa (ubur- ubur,  ubur-ubur kotak beracun, sea nettle)

Semuanya hidup di laut; tahapapolip tereduksi; bebas berenang; diameter medusa mencapai 2 m

 

Ubur-ubur

Anthozo(anemon laut, sebagian besar karang, karang berkoloni seperti kipas)

Semuanya hidup di laut; tahapan medusa sama sekali tidak ada; hidup sesil, dan banyak jenis membentuk koloni

 

 

Anemon laut

1)        Kelas Scypozoa

Medusa umumnya bertahan lebih lama dalam siklus hidup Kelas Scypozoa. Medusa dari sebagian besar spesies hidup diantara plankton sebagai ubur-ubur. Sebagian besar dari hewan Schypozoa yang hidup di pantai akan melalui tahapan polip kecil selama sisa hidupnya, tetapi ubur-ubur yang hidup di laut terbuka umumnya tidak melalui tahapan polip yang sesil. 

2)        Kelas Anthozoa

Anemon laut dan karang termasuk ke dalam Kelas Anthozoa (“hewan berbunga”). Mereka hanya ditemukan sebagai polip. Hewan karang hidup soliter atau dalam koloni dan mensekresikan kerangka eksternal yang keras dari kalsium karbonat. Setiap generasi polip mamanfaatkan sisa-sisa kerangka generasi sebelumnya untuk membangun “batu” dengan bentuk yang khas sesuai spesiesnya. Kerangka inilah yang disebut karang. 

3)        Kelas Hydrozoa

Sebagian besar hidrozoa melakukan pergiliran bentuk antara polip dan medusa, seperti pada siklus hidup Obelia. Tahapan polip, suatu koloni polip yang saling berhubungan pada kasus Obelia, lebih mudah ditemukan dibandingkan dengan tahap medusa. 

Gambar   Hewan kelas Hydrozoa

Gambar   Hewan kelas Hydrozoa
(http://coldwater.science/, 2003)

Hidra, salah satu dari beberapa hewan Cnidaria yang ditemukan hidup di air tawar, adalah anggota Kelas Hydrozoa yang unik karena mereka hanya ditemukan dalam bentuk polip. Ketika kondisi lingkungan memungkinkan, hidra akan bereproduksi secara aseksual denga cara pertunasan (budding), yaitu pembentukan suatu penonjolan yang kemudian melepaskan diri dari induk untuk hidup bebas. Ketika kondisi lingkungan buruk, hidra bereproduksi secara seksual, dan membantuk zigot resisten yang tetap dorman sampai kondisi membaik.

Ubur-ubur sisir  atau  hewan  Ctenophora, sangat  menyerupai medusa hewan Cnidaria. Akan tetapi, hubungan antara hewan Ctenophora dan hewan Cnidaria masih belum jelas. Hanya ada sekitar 100 spesies ubur-ubur sisir, dan semuanya adalah hewan laut. Hewan Ctenophora memiliki diameter yang berkisar dari 1 sampai 10 cm. Sebagian besar diantaranya berbentuk bulat atau oval, tetapi ada juga yang berbentuk memanjang dan seperti pita yang mencapai panjang 1 m. 

Ctenophora 

Ctenophora berarti “mengandung sisir”, dan hewan ini dinamai menurut kedelapan baris lempengan yang mirip sisir, yang terdiri atas silia yang menyatu. Mereka adalah hewan terbesar yang menggunakan silia untuk pergerakan. Suatu organ sensoris aboral (terletak berlawanan arah dari mulut) berfungsi dalam menentukan orientasi, dan syaraf yang merambat dari organ sensoris sampai ke sisir silia berfungsi untuk mengkoordinasikan pergerakan. Sebagian besar ubur-ubur sisir memiliki sepasang tentakel panjang dan dapat ditarik kembali. Tentakel tersebut mengandung struktur lengket yang disebut dengan koloblas(colloblast), yang juga disebut sel lasso. Ketika mangsa (sebagian besar adalah plankton kecil) menyentuh tentakel, koloblas akan membuka secara mendadak. Suatu benang lengket yang dibebaskan oleh masing-masing koloblas akan menangkap makanan, yang kemudian akan disapu oleh tentakel ke dalam mulut. 



sumber: modul belajar mandiri pppk ipa biologi , Pembelajaran 2. Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Ekologi, Kemdikbud
Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar