Tumbuhan Non Vaskuler : Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Tumbuhan lumut termasuk kategori Thallophyta (tumbuhan bertalus) karena belum dapat dibedakan mana akar, batang, dan daun. Tumbuhan nonvaskuler (lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk) dikelompokan bersama dalam satu divisi tunggal, bryophyta (Bahasa Yunani bryon, “lumut”). Bryophyta menunjukkan adaptasi penting yang pertama kali membuat perpindahan ke daratan menjadi mungkin yaitu kondisi embriofita tersebut. Gamet pada briofita berkembang di dalam gametangia. Gametangium jantan, dikenal sebagai anteridium, menghasilkan sperma berflagela.  Setiap gametangium betina, atau arkegonium, menghasilkan satu telur (ovum). Sel telur tersebut dibuahi dalam arkegonium dan zigot berkembang menjadi suatu embrio di dalam selubung pelindung organ betina. Penyimpanan zigot dan sporofita yang berkembang dari zigot merupakan versi yang diperbaharui.

Bahkan dengan embrio yang terlindungi, briofita tidak sepenuhnya terbebas dari habitat perairan nenek moyangnya. Pertama, tumbuhan bryophyta memerlukan air untuk bereproduksi; spermanya, seperti sperma alga hijau, memiliki flagella dan harus berenang dari anteridium ke arkegonium untuk membuahi sel telur. 

Pada banyak spesies briofita, lapisan tipis air hujan atau embun sudah cukup untuk memungkinkan terjadinya pembuahan dan dengan demikian beberapa spesies brofita dapat hidup bahkan di padang gurun. Selain itu, sebagian besar bryophyta tidak  memiliki  jaringan  pembuluh  untuk  membawa air  dari  tanah  ke  bagian tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah (pengecualiannya, seperti yang disebutkan sebelumnya, adalah bryophyta tertentu dengan sel pengangkut air yang memanjang). Ketika air mengalir pada permukaan sebagian besar bryophyta, mereka  harus  mengimbibisinya seperti  karet  busa  dan  menyebarkannya ke seluruh tubuh tumbuhan melalui proses difusi yang relatif lambat, kerja kapiler, dan aliran sitoplasmik. Cara hidrasi tersebut membantu menjelaskan mengapa tempat lembap dan teduh merupakan habitat briofita yang paling umum.

Dalam siklus hidup briofita, seperti lumut daun, kita melihat suatu contoh spesifik suatu pergiliran generasi haploid dan diploid. Ingat, gametofit haploid merupakan generasi dominan pada lumut dan briofita lainnya. Sporofita umumnya lebih kecil dan hidupnya lebih pendek dan bergantung pada gametofit untuk memiliki kebutuhan air dan zat hara. Sporofit diploid menghasilkan spora haploid melalui pembelahan meiosis dalam suatu struktur yang disebut sporangium. Spora yang sangat kecil, yang terlindungi oleh sporopollenin, menyebar dan berkembang menjadi gametofit baru. Siklus hidup briofita berbeda dengan siklus hidup yang didominasi gametofit pada tumbuhan vaskuler, di mana sporofit diploid merupakan generasi yang dominan. Perhatikan gambar berikut.

Gambar  . Metagenesis (pergiliran keturunan) pada tumbuhan lumut
Gambar  . Metagenesis (pergiliran keturunan) pada tumbuhan lumut

(https://www.britannica.com/, 2018)

Tumbuhan lumut terdiri atas tiga divisi yaitu lumut daun atau moss (Divisi Bryophyta), lumut hati atau liverwort (Divisi Hepatofita) dan lumut tanduk atau hornwort (Divisi Anthoserofita). Berikut disajikan gambar perbandingan ketiga divisi lumut tersebut. 

Gambar   Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

(a) lumut daun (Divisi Briofita) (b) lumut hati (Divisi Hepatofita) (c) lumut tanduk (Divisi
Anthoserofita)
(Campbell, Reece & Mitchell, 2003)

Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

a.   Lumut Daun atau Moss (Divisi Bryophyta)

Bryophyta yang paling terkenal adalah lumut daun (moss). Hamparan lumut daun dan sesungguhnya terdiri dari banyak tumbuhan yang tumbuh dalam kelompok yang padat, yang saling menyokong satu sama lain. Hamparan tersebut memiliki sifat seperti karet busa, yang memungkinkan untuk menyerap dan menahan air. Masing-masing tumbuhan yang ada dalam hamparan tersebut melekat pada substrat dengan sel yang memanjang atau filamen seluler yang disebut rizhoid.

Sebagian besar fotosintesis terjadi pada bagian atas tumbuhan, yang memiliki banyak tambahan seperti batang dan seperti daun. Akan tetapi, “batang”, “daun” dan “akar” (rhizoid) lumut daun tidak homolog dengan struktur yang sama pada tumbuhan vaskuler.

Meskipun lumut daun memiliki ukuran tubuh pendek, dampak kolektifnya pada Bumi sangat besar. Sebagai contoh, lumut gambut, atau Sphagnum, menutupi paling  tidak  3%  permukaan daratan  Bumi  seperti  karpet,  dengan  kerapatan tertinggi pada garis lintang utara. Tumbuhan “gambut”, hamparan tebal tumbuhan hidup dan mati di tanah yang basah, mengikat banyak sekali karbon organik karena berlimpahnya bahan-bahan resisten pada gambut tersebut yang tidak mudah diurai oleh mikroba. Sebagai tempat menyimpan karbon, rawa gambut tersebut berperan penting dalam menstabilkan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer Bumi, dan demikian pula iklim Bumi, melalui efek rumah kaca yang berkaitan dengan CO2.  

b.        Lumut Hati atau Liverwort (Divisi Hepatofita)

Lumut hati (liverwort) merupakan tumbuhan yang kurang menyolok mata dibandingkan dengan lumut daun. Tubuh lumut hati dibagi menjadi beberapa lobus, yang bentuknya pasti mengingatkan seseorang akan lobus hati pada hewan (wort artinya “heba”). Hutan tropis merupakan rumah bagi spesies lumut hati dengan keanekaragaman yang paling besar

Siklus hidup lumut hati sangat mirip dengan siklus hidup lumut daun. Di dalam sporangia beberapa lumut hati sel-selnya berbentuk kumparan yang muncul dari kapsul ketika kapsul tersebut membuka, yang membantu menyebarkan spora. Lumut hati juga dapat bereproduksi secara aseksual dari berkas sel-sel kecil yang disebut gemmae yang terpelanting keluar dari mangkuk yang ada pada permukaan gametofit oleh tetesan hujan. Berikut disajikan gambar siklus hidup lumut hati (liverwort). 

c.        Lumut Tanduk atau Hornwort (Divisi Anthoserofita)

Lumut tanduk (hornwort) mirip dengan lumut hati, tetapi dibedakan melalui sporofitnya, yang membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari hamparan gametofit yang menyerupai keset. Bukti terbaru yang didasarkan pada urutan asam nukleat menunjukkan bahwa lumut tanduk, di antara semua briofita, adalah yang paling dekat hubungan kekerabatannya dengan tumbuhn vaskuler. 

Ketiga divisi Briofita (lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk) terus berhasil hidup di darat, bertahan hidup dan beradaptasi selama lebih dari 450 juta tahun. Bahkan sampai saat ini, Sphagnum, lumut gambut, mungkin merupakan tumbuhan paling berlimpah di Bumi. Dan paling tidak selama 50 juta tahun pertama sejak komunitas darat ada, kemugkinan briofita-lah satu-satunya tumbuhan yang ada. Kemudian bentang alam mulai berubah sekali lagi, dengan vegetasi yang profilnya lebih tinggi seiring berevolusinya tumbuhan vaskuler (berpembuluh). Contoh lumut hati diantaranya Marchantia, Lunularia, Riccia nutans, Monoclea, Metzgeria; lumut daun yaitu Sphagnum, Polytrichum, Archidium, Andreaea; sedangkan contoh lumut tanduk yaitu Anthoceros sp., Notothylas.


sumber: modul belajar mandiri pppk ipa biologi , Pembelajaran 2. Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Ekologi, Kemdikbud
Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar