Tumbuhan Vaskuler Tak Berbiji : Tumbuhan Paku



Tumbuhan Vaskuler Tak Berbiji : Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku menghasilkan spora sebagai alat reproduksinya. Tumbuhan tersebut  termasuk Chormophyta (tumbuhan berkormus) artinya sudah dapat dibedakan mana akar, batang dan daun. Ciri khas dengan daun muda yang menggulung. Istilahnya adalah Circinnatus.

Tumbuhan vaskuler (berpembuluh) tak berbiji mendominasi pemandangan hutan selama masa Karboniferus, yang dimulai sekitar 360 juta tahun silam. Di antara turunan organisme tersebut terdapat tiga divisi tumbuhan vaskuler tak berbiji yang masih hidup saat ini: likofita, ekor kuda (horsetail), dan pakis (fern). Dari Cooksonia dan tumbuhan vaskuler awal lainnya sampai ke semua tumbuhan vaskuler yang hidup sampai saat ini, generasi sporofit (diploid) adalah tumbuhan yang lebih besar dan lebih kompleks dalam pergiliran generasi tersebut. Sebagai contoh, tumbuhan pakis berdaun yang sangat kita kenal adalah sporofit. 

Anda harus membungkuk dan berjongkok, dan mencari-cari dengan tangan yang cermat serta mata yang tajam untuk menemukan gametofit pakis, yaitu tumbuhan kecil yang tumbuh persis di bawah permukaan tanah. Sampai Anda mempunyai kesempatan untuk melaksanakan hal  tersebut,  Anda  dapat  mempelajari siklus  hidup  tumbuhan vaskuler tak  berbiji yang didominasi oleh sporofit, yang menggunakan pakis sebagai contoh. Perhatikan gambar berikut.

Gambar  . Metagenesis pada tumbuhan paku

Gambar  . Metagenesis pada tumbuhan paku

Pakis adalah suatu contoh. Perhatikan bahwa masing-masing spora berkembang menjadi gametofit biseksual yang memiliki dua organ kelamin jantan dan betina, gametangia yang secara berturut-turut disebut sebagai arkegonium dan anteridium. Kebalikannya, sporofit tumbuhan heterospora memghasilkan dua jenis spora: megaspora yang berkembang menjadi gametofit betina dengan arkegonium dan mikrospora yang berkembang menjadi gametofit jantan dengan anteridium. Diantara pakis, pakis yang kembali ke habitat air selama evolusinya (pakis air) adalah satu-satunya spesies heterospora.

a.   Paku Purba (Psilotinae)

Paku purba merupakan salah satu jenis tumbuhan paku yang hampir punah. Tumbuhan ini hidup di zaman purba dan sekarang ditemukan dalam bentuk fosil. Daunnya kecil, terkadang tidak berdaun. Spesies yang masih ada adalah Psilotum.

b.   Paku Kawat (Lycopodiinae)

Nama umum untuk tumbuhan ini adalah club moss (lumut gada) atau ground pine (pinus tanah), meskipun tumbuhan itu sebenarnya bukan lumut dan bukan juga pinus. Banyak spesies likofita adalah tumbuhan tropis yang tumbuh pada pohon sebagai epifit-tumbuhan yang menggunakan organisme lain sebagai subtrat, akan tetapi bukan parasit. Spesies likofita lainnya tumbuh dekat dengan tanah di dasar hutan di daerah beriklim sedang, yang meliputi daerah timur laut Amerika Serikat. Likofita adalah sporofit, generasi diploid. Sporangia terletak pada sporofil, daun yang dikhususkan untuk reproduksi. Setelah dilepaskan, spora tersebut berkembang menjadi gametofit yang tidak mudah terlihat, yang dapat hidup di bawah tanah selama puluhan tahun atau bahkan lebih lama lagi. 

Tumbuhan haploid kecil itu tidak berfotosintesis dan diberi makan oleh fungi simbiotik. Pada spesies homospora, setiap gametofit membentuk arkegonia dengan sel telur dan anteridia yang membuat sperma berflagela. Setelah serma yang berenang tersebut membuahi sel telur, zigot diploid tersebut menjadi suatu sporofit baru. Likofita yang heterospora ada juga yang membentuk gametofit jantan dan betina yang terpisah

c.   Paku Ekor Kuda (Equisetinae)

Sfenofita/Equisetinae, yang anggotanya umum disebut ekor kuda(horsetail), adalah garis keturunan tumbuhan tak berbiji kuno lainnya yang sampai ke radiasi tumbuhan vaskuler awal pada masa Devon. Kelompok tersebut mencapai masa kejayaannya selama masa Karboniferus, ketika banyak spesiesnya tumbuh hingga setinggi 15 m. Yang bertahan hidup dari divisi tumbuhan ini hanyalah sekitar 15 spesies dari genus tunggal yang tersebar sangat luas, Equisetum, yang paling umum ditemukan di Bumi Belahan Utara, umumnya di lokasi yang lembap seperti tepian aliran air sungai. 

Tumbuhan ekor kuda yang mudah terlihat adalah generasi sporofit. Pembelahan meiosis terjadi dalam sporangia, dan spora haploid dilepaskan. Ekor kuda adalah homospora. Gametofit biseksual yang berkembang dari spora hanya memiliki panjang beberapa milimeter, tetapi tumbuhan ekor kuda berfotosintesis dan hidup bebas (tidak bergantung pada sporofit untuk makanan).

d.        Paku Sejati (Filicinae)

Sebagian besar pakis memiliki daun, yang umum disebut frond, yang majemuk, yang berarti masing masing daun terbagi menjadi beberapa lembaran daun pakis tumbuh seiring membukanya gulungan ujungnya yang melingkar seperti kepala biola. Daun kemungkinan akan berkecambah langsung dari batang yang dekat dengan tanah, seperti terjadi pada pakis bracken dan pakis pedang. Pakis pohon tropis yang besar, kebalikannya, memiliki batang tegak beberapa meter tingginya.

Beberapa daun adalah sporofil yang mengalami spesialisasi dengan sporangia pada permukaan bawahnya. Sporangia pada banyak pakis tersusun dalam kelompok yang disebut sori dan dilengkapi dengan peranti yang menyerupai pegas yang melemparkan spora beberapa meter jauhnya. Setelah berada di udara, spora tersebut dapat ditiup angin ke tempat yang jauh. Spora, yang terlindungi oleh sporopollennin, adalah cara penyebaran tumbuhan tak berbiji. 

Berdasarkan tempat hidupnya, paku sejati dikelompokan menjadi:

1. Tumbuhan paku yang hidup di tanah seperti pada lereng pegunungan. Contoh: paku tiang (Alsophilla glauca), suplir (Adiantum cuneatum) dan pakis (Nephrolepis sp.)

2. Tumbuhan paku yang tumbuh di perairan. Contoh: semanggi (Marsilea crenata) dan paku air (Azolla pinnata).

3. Tumbuhan paku yang menempel pada tumbuhan lain/epifit. Contoh: paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum) dan paku sarang burung (Asplenium nidus).

Gambar    Contoh tumbuhan paku sejati

Gambar    Contoh tumbuhan paku sejati
(https://www.britannica.com/, 2018)


sumber: modul belajar mandiri pppk ipa biologi , Pembelajaran 2. Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Ekologi, Kemdikbud
Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar