Metode dan Strategi Membaca


Metode dan Strategi Membaca
Metode dan Strategi Membaca


Ada berbagai metode dan strategi membaca yang dapat digunakan dalam prembelajaran membaca di sekolah. Westwood (2001: 51) mengemukakan berbagai metode dan strategi yang dapat digunakan secara fleksibel untuk semua kelas atau kelompok anak-anak. Metode dan strategi itu dapat dengan mudah diadaptasi dan diterapkan dengan cara yang lebih terstruktur ketika melakukan tutorial terhadap anak-anak secara individual, yang mengalami kesulitan belajar. Di dalam kasus apa pun, pembelajaran membaca dianggap sebagai proses berpikir; dengan penekanan pada pemahaman. Berikut disajikan berbagai metode dan strategi membaca seperti dikemukakan Westwood (2001:59-63).

1. DRTA (Directed reading–thinking activity)

Pendekatan DRTA didasarkan pada hubungan langsung antara proses berpikir dan aktivitas membaca. DRTA merupakan strategi pengajaran yang dirancang untuk memberikan pengalaman kepada anak dalam memprediksi apa yang akan dikatakan oleh penulis, membaca teks untuk mengonfirmasi atau meninjau kembali prediksi dan mengelaborasi respon (Walker melaui Westwood, 2001). Berbagai pertanyaan yang disampaikan guru digunakan untuk mendorong anak berpikir secara analitis dan kritis mengenai “apa” yang mereka baca (Rubin, melalui Westwood, 2001)).
Proses pembelajaran dengan pendekatan DRTA melibatkan pembaca dalam tiga langkah dasar:

1)  memprediksi beberapa informasi yang mungkin ditemukan atau membuat beberapa pertanyaan yang diharapkan mendapatkan jawaban dari teks.
2)  membaca teks dengan cermat, dengan senantiasa memikirkan apa yang sudah diprediksikan dan dipertanyakan.
3)  membuktikan – dengan disertai bukti-bukti yang diperoleh dari teks – apa yang telah diprediksi dan dipertanyakan serta membuat kesimpulan- kesimpulan yang didasarkan pada hasil membaca
Keterlibatan   guru,   sebagian   besar,   mengemukakan   pertanyaan   yang terfokus dan relevan untuk menggugah pikiran anak:

•        What do you think will happen?

•        What is this going to be about?

•        How would she be feeling?

•        Why do you think that?

•        Can you prove what you say from something in the book?

Pendekatan DRTA bisa digunakan untuk anak dengan tingkat perkembangan membaca apa pun. Pendekatan itu mudah diakomodasikan pada level sederhana dalam pelajaran berbagi-buku (shared book) atau level yang melibatkan proses berpikir pada tingkat yang lebih tinggi – yaitu bagi pembaca yang lebih dewasa – ketika mereka memproses teks yang lebih sulit. Untuk konteks remedial, DRTA bisa digunakan untuk melibatkan pembaca secara lebih aktif dalam memikirkan apa yang sudah dibacanya, sesudah berjuang mendekode teks yang dibacanya. Bagi beberapa anak yang mengalami kesulitan membaca, untuk mendapatkan keuntungan besar dari DRTA biasanya  mereka  perlu  melakukan  baca-ulang  agar  kelancarannya dalam membaca mengalami peningkatan sehingga usaha kognitifnya bisa mencapai makna setiap kata.

2) Strategi PQRS

Pada dasarnya, strategi PQRS itu hanya sederhana; rencana tindakan langkah- demi-langkah yang mungkin dipakai anak ketika dihadapkan pada tugas membaca (reading assignment) (Westwood, 1997). Langkah-langkah itu dapat dikemukakan berikut ini.

a) P = preview (meninjau). Anak melakukan scaning terhadap sebuah bab atau halaman, untuk menemukan judul, subjudul, diagram, atau gambar. Dengan cara itu, kemungkinan kesan umum mengenai seperti apa teks itu dapat diperoleh. Tanyakan kepada anak atau mintalah anak untuk bertanya pada diri sendiri, “Apa yang sudah saya ketahui tentang teks itu?”

b)  Q = question (mempertanyakan). Anak membuat beberapa pertanyaan di dalam hati.
•     Apa yang dapat saya harapkan ketika belajar dari teks itu?
Adakah informasi yang bisa saya peroleh mengenai berapa banyak butir-butir pembiayaan?
Adakah informasi yang bisa menjawab pertanyaan berikutnya yang ada di dalam lembar pekerjaan rumah saya?
Apakah saya perlu membaca bagian teks itu secara cermat, atau bisakah jika saya hanya melakukan skiming?

c)   R = read (membaca) Anak membaca halaman itu dengan cermat untuk mendapatkan informasi. Di samping itu, anak bisa melakukan baca-ulang pada bagian-bagian yang sulit. Tanyakan;
•        Apakah pertanyaan saya sudah terjawab?
•        Haruskah saya mengeceknya lagi?
•        Apakah saya sudah memahami apa saja yang ada di halaman itu?

d) S = summarise (meringkas). Anak menyatakan dengan singkat dengan kata- katanya sendiri butir-butir utama yang ada di dalam teks atau menarik kesimpulan atas apa yang sudah dibacanya.


Sumber:   Sudiati.   2019.   Pendalaman   Materi   Bahasa   Indonesia   Modul   4 Keterampilan Berbahasa Reseptif. Kemdikbud.


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar