Peninggian, Penurunan dan Pertukaran Makna Beserta Contohnya Masing Masing


Peninggian, Penurunan dan Pertukaran Makna Beserta Contohnya Masing Masing

Bahasa sebagai bunyi-bunyi yang arbitrer dan konvesinal memiliki peran yang begitu kompleks. Bahasa akan berhubungan dengan budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, agama, politik dan sebagainya. Hampir semua sisi kehidupan manusia akan berhubungan dengan bahasa. Bahasa memiliki fungsi yang sangat penting bagi masyarakat penuturnya.

Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, makna dalam bahasa kadang juga ikut mengalami perubahan. Pengetahuan terkait perubahan bahasa menjadi hal yang penting dalam berkomunikasi. Dengan begitu, seorang penutur dapat memilih dengan tepat pilihan kata atau ungkapan yang akan digunakan. Misalnya, kata sarjana dahulu bermakna ‘cendikiawan’. Pada waktu itu, setiap orang yang pandai dan memiliki kecerdasan  atau  orang  yang  memiliki  sikap  hidup  selalu  meningkatkan kemampuan intelektualnya disebut sarjana. 

Akan tetapi, kata sarjana pada saat ini bermakna ‘orang yang telah menyelesaikan studinya dari perguruan tinggi’. Walaupun secara intelektual kemampuan berpikirnya rendah, orang tersebut tetap disebut sebagai sarjana. Gelar sarjana didapatkan melalui pendidikan formal. Dengan demikian, kata sarjana mengalami perubahan makna, yaitu penyempitan makna.

Peninggian Makna

Peninggian makna atau ameliorasi berhubungan dengan nilai rasa yang lebih baik atau sopan. Perubahan ini akan membuat kosakata atau ungkapan menjadi lebih halus, tinggi, hormat daripada kosakata pilihan yang lainnya. perhatikan kalimat berikut.

(6) Susilo Bambang Yudhoyono mantan Presiden RI. 
(7) Susilo Bambang Yudhoyono bekas Presiden RI. 

Susilo Bambang Yudhoyono mantan Presiden RI bernilai rasa halus dan sopan. Penggunaan kata mantan dirasa lebih baik atau halus dibandingkan dengan kata bekas. Kalimat di atas akan bernilai kasar dan kurang sopan ketika diubah menjadi Susilo Bambang Yudhoyono bekas Presiden RI. Kata bekas akan lebih tepat jika digunakan untuk benda mati, misalnya kalimat Kami mengumpulkan barang-barang bekas. Berikut ini contoh peninggian makna yang lainnya.

(8) Koruptor itu akhirnya berada di lembaga pemasyarakatan.
(9) Karena keadaan perusahannya semakin kritis,    ia    terpaksa    merumahkan karyawannya.
(10) Pemerintah sedang memperjuangkan nasib para tunakarya.
(11) Para mahasiswa sedang menyantuni para tunawisma di jalan itu. 
(12) Media ini dikembangkan untuk siswa penyandang tunarungu.

Penurunan Makna

Penurunan makna atau peyorasi berkebalikan dengan ameliorasi. Proses perubahan makna ini dapat dilihat dari makna kata atau yang mempunyai makna lebih rendah, kasar, atau kurang sopan.

(13) Pemuda itu menjadi jongos di mewah itu.
(14) Selama bekerja sebagai pelayan toko, ia tidak pernah pulang ke kampung. 
(15) Para suami mendampingi bini mereka di kantor kelurahan.
(16) Mahasiswa menginginkan para koruptor dijebloskan ke dalam penjara. 

Kata jongos bernilai rasa lebih kasar atau kurang sopan. Kita dapat mengganti kata tersebut dengan istilah lainnya yang lebih halus dan sopan, misalnya asisten rumah tangga. Kata pelayan toko bernilai rasa kasar dibandingkan pramuniaga, kata bini bernilai kasar dibadingkan istri. Kata koruptor bernilai kasar dibandingkan dengan penyalahgunaan wewenang, dijebloskan dapat diperhalus dengan dimasukkan, dan penjara dapat diganti dengan kata yang lebih sopan, yaitu lembaga pemasyarakatan.

Pertukaran Makna

Pertukaran makna disebut sinestesia. Perubahan makna ini disebabkan karena pertukaran tanggapan indra, seperti pendengaran, pengecapan, dan penglihatan. Contoh pertukaran makna dapat dilihat pada kalimat berikut ini.

(17) Sikapnya sangat dingin ketika peristiwa itu terjadi. 
(18) Terlalu banyak kenangan manis di kota pelajar ini.
(19) Analisisnya begitu tajam terhadap permasalahan bangsa ini. 
(20) Tugas-tugas yang mereka terima begitu berat.
(21) Para guru seharusnya haus akan ilmu pengetahuan. 
(22) Ucapannya begitu pedas didengar.
(23) Pengalaman pahit menjadi cambuk bagi tim kami.
 


Sumber: Wahyudin, Ahmad. 2019. Pendalaman Materi Bahasa Indonesia Modul 2 Semantik dan Wacana. Kemdikbud

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar