Puisi Rakyat : Pengertian, Jenis, Unsur, dan Contoh Puisi Rakyat


Puisi Rakyat : Pengertian, Jenis, Unsur, dan Contoh Puisi Rakyat
Puisi Rakyat 

Puisi rakyat mempunyai nilai-nilai yang berkembang didalam kehidupan masyaratakat. Termasuk juga dari puisi rakyat yaitu puisi lama yang berisi nilai- nilai dan pesan-pesan warisan leluhur bangsa Indonesia. Didalam dunia kesastraan mempunyai warisan tutun-temurun yang berupa tentang cerita rakyat atau puisi rakyat yang tidak diketahui siapa pengarangnya karena cerita atau puisi tersebut sudah ada sejak dulu kala. Karena puisi lama hasil turun temurun dan tidak diketahui siapa pengarangnya, biasanya puisi lama disampikan dengan cara mulut- kemulut. 

Puisi lama biasanya terlihat kaku karena terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris dan jumlah kata, pengulangan kata dan juga jumlah baris dalam setiap bait bisa diawal atau di akhir sajak atau yang disebut dengan rima. Contoh puisi rakyat antara lain pantun, gurindam, syair, serta cerita-cerita rakyat tanpa nama yang berkembang di masyarakat.

Contoh membelajarkan cara telaah struktur retorik puisi rakyat berbentuk pantun.

Ambillah kapas menjadi benang 
Ambillah benang menjadi kain 
Kalau kamu ingin dikenang
Berbuat baiklah dengan orang lain

Contoh telaah

Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/ isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat perintah. Larik satu dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat (kalau), pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil . Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk. 

Pengertian Puisi Rakyat

Puisi rakyat adalah warisan bangsa yang berupa puisi, syair, pantun, dan gurindam, yang memiliki nilai pesan moral, agama, dan budi pekerti.

Sehingga sudah menjadi tugas kita sebagai generasi muda untuk terus melestarikan dan mempelajarinya. Dengan mengenal dan memahami kandungan suatu puisi rakyat akan membuat kita menjadi generasi penerus dengan nilai dan karakter yang baik, karena banyak pesan moral yang dapat diambil dari tiap puisi rakyat.

Jenis Puisi Rakyat

                Disini akan dibahas 3 jenis puisi rakyat, yaitu Gurindam, Syair, dan Pantun. Mulai dari definisi, asal, istilah yang diambil beserta artinya, dan ciri-cirinya, serta unsur kebahasaaannya.

A.   GURINDAM :

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri india. Istilah Gurindam sendiri diambil dari bahasa India, yaitu Kirindam artinya mula-mula / perumpamaan. Gurindam digunakan sebagai syarat nilai agama dan moral, sehingga dulu sangat penting dan dijadikan sebagai warisan budaya kehidupan. Tetapi setelah berkembang mulai di gantikan dengan jenis gurindam (puisi lama melayu) yang penting sebagai warisan budaya.
Ciri-ciri gurindam :
     1.       Terdiri dari 2 baris dalam 1 bait.
     2.       Tiap baris memiliki  10-14 suku kata.
     3.       Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak (A-A, B-B, C-C, D-D).
     4.       Merupakan 1 kesatuan yang utuh.
     5.       Baris 1 berisi soal, masalah atau perjanjian.
     6.       Baris 2 berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama.
     7.       Isi gurindam berupa nasihat, filosofi hidup atau kata mutiara.

B.      PANTUN :

Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat Indonesia. Di beberapa daerah pantun dikenal dengan nama yang berbeda-beda. Contohnya Tonton dalam bahasa Togalog, Tuntun dalam bahasa Jawa, dan Pantun dalam bahasa Toba.
Ciri-ciri pantun :
     1.       Tiap bait terdiridari 4 baris atau 4 larik.
     2.       Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.
     3.       Rima akhir tiap baris adalah a-b-a-b.
     4.       Baris 1 dan 2 adalah sampiran.
     5.       Baris 3 dan 4 adalah isi.

C.      SYAIR

Syair berasal dari persia yang dibawa bersamaan dengan masuknya islam. Syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang artinya perasaan yang menyadari, kemudian berkembang menjadi syi’ru yang artinya puisi dalam pengetahuan umum. Tapi setelah mengalami perubahan syair menjadi puisi lama khas Melayu, dan tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair Arab.
Ciri Syair :
    1.       Tiap bait terdiri dari 4 baris.
    2.       Tiap bait terdiri dari 8-14 suku kata.
    3.       Bersajak a-a-a-a.
    4.       Semua baris adalah isi.
    5.       Bahasanya berupa kiasan.

Unsur Kebahasaan Puisi Rakyat

1.       Menggunakan Kalimat Perintah :
Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberikan perintah atau suruhan.
2.       Menggunakan Kalimat Saran :
Kalimat saran adalah kalimat yang bersi tentang saran pada orang lain untuk kebaikan orang lain. Konjungsi yang digunakan adalah sebaiknya, seharusnya, demi keputusan yang tepat... .
3.       Menggunakan Kalimat Ajakan :
Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan pada orang lain untuk melakuakan suatu perbuatan. Konjungsi yang digunakan adalah ayo dan mari.
4.       Menggunakan Kalimat Seru :
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan sedih. Konjungsi yang digunakan adalah alangkah, betapa, dan bukan main.
5.       Menggunakan Kalimat Larangan :
Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Konjungsi yang digunakan adalah jangan dan hindari.
6.       Menggunakan Kata Penghubung :
Kata penghubung di bagi menjadi 4 macam.
      a.       Kata penghubung tujuan.
      b.      Kata penghubung sebab atau kausal.
      c.       Kata penghubung akibat.
      d.      Kata penghubung syarat.
7.       Menggunakan kalimat Tunggal :
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki 1 subjek atau predikat.
8.       Menggunakan kalimat Majemuk :
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari 1 subjek atau predikat. Terjadi dari penggabungan 2 kalimat dasar atau lebih. Dan dibagi menjadi 7 macam :
    1.)    Kalimat majemuk bertingkat → adalah kalimat yang terjadi dari kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara.
    2.)    Kalimat majemuk hubungan syarat → konjungsi yang digunakan adalah “ jika, seandainya, asalkan, apabila, andaikan ”.
    3.)    Kalimat majemuk hubungan tujuan → konjungsi yang digunakan adalah “ agar, supaya, biar ”.
    4.)    Kalimat majemuk konsensip → konjungsi yang digunakan adalah “ walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguhpun ”.
    5.)    Kalimat majemuk hubungan penyebaban → konjungsi yang digunakan adalah “ sebab, karena, oleh karena itu… ”.
    6.)    Kalimat majemuk hubungan perbandingan → konjungsi yang digunakan adalah “ sehingga, sampai-sampai, maka ”.
    7.)    Kalimat majemuk hubungan cara




Sumber: Lestyarini, Beniati. 2019. Pendalaman Materi Bahasa Indonesia Modul 6 Genre Teks dalam Bahasa Indonesia. Kemdikbud.

Buku Paket Bahasa Indonesia kelas 7 SMP kurikulum 2013. Bab 5 Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat. (Rangkuman Bab 5 Bab 5 Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat)


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar