Rangkuman Materi Bahasa Produktif ( Keterampilan Berbicara dan Menulis )


Rangkuman Materi Bahasa Produktif ( Keterampilan Berbicara dan Menulis )

Keterampilan Berbicara 

Berbicara merupakan proses  mengungkapkan  pikiran,  perasaan, pengalaman dengan alat ucap, sehingga memahami apa yang kita lisankan. Kegiatan berbicara bagi seseorang bermanfaat untuk mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan kepada orang lain. Persiapan-persiapan yang perlu dilakukan oleh seseorang sebelum berbicara adalah sebagai berikut: menganalisa tujuan, menemukan kata kunci, memahami suasana teks, penggunaan bahasa tubuh, dan pemilihan metode.

Faktor lain yang harus diperhatikan seseorang ketika akan meningkatkan keterampilan berbicaranya ataupun ketika akan berbicara dengan orang lain adalah faktor yang terkait dengan bahasa yang dikenal dengan faktor kebahasaan dan faktor yang terkait dengan teknis pelaksanaan penyampaian materi pembicaraan yang sering disebut dengan istilah faktor nonkebahasaan.

Faktor kebahasaan tersebut antara lain adalah: ketepatan ucapan (tata bunyi), penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, pilihan kata (diksi), dan kalimat efektif. Sedangkan faktor nonkebahasaan tersebut adalah: (1) sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku, (2) kontak mata atau pandangan harus diarahkan kepada audien atau khalayak pendengar, (3) gerak-gerik dan mimik yang tepat, (4) kenyaringan suara, (5) kelancaran, (6) relevansi atau penalaran.

Berbagai persiapan yang perlu dilakukan oleh seseorang sebelum berbicara antara lain sebagai berikut: 1) menganalisis tujuan, 2) menemukan kata kunci, 3) memahami suasana teks, 4) penggunaan bahasa tubuh, dan 5) pemilihan metode. Sementara itu, pemilihan strategi yang perlu dilakukan oleh pembicara adalah: 1) impromptu (spontan), 2) hafalan, 3) naskah, 4) ekstemporan (tanpa teks).

Ragam keterampilan berbicara terbagi menjadi dua jenis yaitu berbicara retorik dan dialektik. Berbicara retorika terdiri dari pidato, ceramah, bercerita, dan deklamasi. Sementara itu, berbicara dialektika meliputi diskusi, seminar, wawancara, debat.

Efektivitas berbicara retorika dan dialektika tergantung juga pada teknik bicara. Teknik bicara merupakan syarat bagi retorika. Oleh karena itu, pembinaan teknik bicara merupakan bagian yang penting dalam retorika. Dalam bagian ini perhatian lebih diarahkan pada pembinaan teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik membaca dan bercerita.

Metode pembelajaran merupakan cara yang dipergunakan guru Ketika mengadakan hubungan dengan peserta didik saat berlangsungnya pembelajaran. Metode pembelajaran keterampilan berbicara sangat penting peranannya untuk mendukung kesuksesan pembelajaran di sekolah. Beberapa metode dan media yang ditawarkan untuk dapat diimplementasikan adalam pendekatan saintifik, metode two stay two stray, bermain peran, dan media kartu bergambar.

Penilaian hasil  pembelajaran keterampilan berbicara dapat dilakukan melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung untuk menilai sikap siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penilaian hasil dilakukan berdasarkan unjuk kerja yang dilakukan siswa ketika menyajikan kompetensi berbicara yang dituntut kurikulum atau mempresentasikan secara individual. Aspek penilaian yang dapat digunakan untuk menilai  keterampilan berbicara  meliputi  aspek  isi,  penguasaan diksi,  tuturan kalimat, artikulasi, kelancaran, gestur dan mimik. 

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar  (KD).  Penyusunan RPP  oleh  guru  disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan kondisi lingkungan dan budaya di sekolah masing- masing. Guru saat penyusunan RPP hendaknya memperhatikan delapan prinsip dan kelengkapan komponen dalam RPP. Langkah utama yang harus dilakukan adalah menentukan  Kompetensi  dasar   sesuai   dengan  Kurikulum 2013 kemudian mengembangkannya menjadi idikator-indikator dan tujuan pembelajaran.

Keterampilan Menulis   

Menulis adalah mengungkapkan pikiran, masalah, gagasan, dan argumen ke dalam bahasa tulis berupa susunan kalimat dan paragraf yang utuh. Selama proses menulis, penulis perlu serangkaian aktivitas yang melibatkan beberapa fase. Fase- fase tersebut yaitu prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan) dan pascapenulisan (revisi atau editing).

Ragam tulisan secara umum dibedakan menjadi dua jenis yaitu ragam ilmiah dan faktual. Karya tulis ilmiah merupakan karangan yang ditulis dengan mengikuti kaidah-kaidah keilmiahan baik dari segi isi, bahasa dan sistematikanya. Karya ilmiah terdiri atas esai, artikel, makalah, proposal, dan laporan penelitian. Untuk karya tulis faktual merupakan sebuah proses komunikasi atau pemberian ide, gagasan, dan pikiran dalam bentuk bahasa tulis berdasarkan fakta. Contoh karya tulis faktual di antaranya teks deskripsi, narasi, eksposisi, eksplanasi, dan prosedur. 

Pendekatan proses menulis melalui beberapa fase. Fase-fase tersebut yaitu prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan) dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau editing). Pertama, pramenulis adalah tahap persiapan yaitu (1) memilih topik, (2) mempertimbangkan tujuan, bentuk, dan pembaca, serta (3) mengidentifikasi dan menyusun ide-ide. Penulis menuangkan butir demi butir ide-idenya ke dalam tulisan. Kedua, menulis yakni menuangkan ide dan gagasan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek teknis menulis seperti struktur, ejaan, dan tanda baca. Ketiga, Pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan tulisan kasar yang dihasilkan yang meliputi kegiatan penyuntingan dan merevisi. Penyuntingan adalah pemeriksaan danperbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan, puntuasi, diksi, pengkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, dan konvensi penulisan lainnya. Adapun revisi lebih mengarah perbaikan dan pemeriksaan subtansi isi tulisan.

Sumber ide untuk menulis sebenarnya dapat didapat dari mana saja. Berbagai macam sumber masalah/ide yang ada di sekitar lingkungan kita dapat menjadi tulisan. Cara mudah untuk memperoleh ide dapat dilakukan melalui membaca di perpustakaan, internet, kejadian sehari-hari, seminar, diskusi, wawancara dan pengalaman pribadi.

Pembelajaran  bahasa  Indonesia  dalam  Kurikulum  2013  berdasarkan pendekatan genre teks. Artinya, pembelajaran dalam Kurikulum 2013 memuat Kompetensi Dasar (KD) yang didalamnya berorientasi pada teks sesuai dengan tujuan pembelajaran. Faktor lain untuk tercapainya pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan   kurikulum   2013   adalah   kemampuan   guru   dalam memilih model pembelajaran yang tepat. 

Model-model  pembelajaran  yang  dapat  diterapkan  guru  dalam pembelajaran menulis ada berbagai macam jenis. Model pembelajaran yang direkomendasikan kemendikbud di dalam Kurikulum 2013 seperti (1) Discovery Learning/Inquiry. (2) Pembelajaran Berbasis Masalah, dan (3) Pembelajaran Berbasis Proyek

Terdapat pula model-model pembelajaran menulis yang dikenalkan oleh ahli. Model  tersebut  diantaranya (1)  strategi  Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), (2) Student Team Achievement Division (STAD), dan (3) Think Pair and Share (TPS). Keseluruhan model dan strategi menulis di atas, masing-masing mempunyai karakteristik/kekhasan. Oleh karena itu, dalam penerapannya guru dapat menyesuaikan dengan tujuan dan kondisi perkembangan peserta didik di sekolah masing-masing.



Sumber: Pujiono, Setyawan. 2019. Pendalaman Materi Bahasa Indonesia Modul 5 Keterampilan Berbahasa Produktif. Kemdikbud


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar