6 Jenis Jaringan Pada Tumbuhan


Pada tumbuhan ada 2 kelompok utama jaringan, yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen. Jaringan meristem berisi sekumpulan sel-sel yang terus menerus aktif membelah. Sel-sel hasil pembelahan kemudian menjadi bagian dari jaringan dan organ tertentu dan tidak memiliki sifat meristematik lagi karena sudah terspesialisasi. Jaringan inilah yang dinamakan jaringan permanen.

a.    Jaringan Meristem dan Fungsinya

Pengertian  jaringan  adalah  sekumpulan  sel  dengan  bentuk  dan  fungsi  yang sama. Dengan demikian, jaringan meristem dapat diartikan sebagai sekumpulan sel dengan bentuk dan fungsi yang sama serta memiliki sifat meristematik. Jaringan meristem memiliki beberapa ciri, yaitu terdiri dari beberapa sel yang aktif  membelah,  sel-sel  berusia  muda,  berukuran  kecil,  memliki  bentuk  dan ukuran yang sama, tidak memiliki fungs khusus, tidak ditemukan ruang antarsel, tidak mengandung zat-zat.

Berdasarkan asal pembentukannya, jaringan meristem dapat dikelompokkan menjadi  tiga  macam,  yaitu  promeristem,  meristem  primer,  dan  meristem sekunder.   Promeristem   adalah   jaringan   meristem   yang  telah   ada   ketika tumbuhan masih dalam tingkat embrio. Sementara meristem primer (meristem apical) merupakan jaringan meristem yang ditemukan pada tumbuhan dewasa serta biasa ditemukan pada ujung batang (yang mengakibatkan tumbuhan bertambah tinggi) dan ujung akar (yang mengakibatkan akar bertambah dalam/panjang). 

Kelompok terakhir meristem adalah meristem sekunder, yaitu jaringan meristem yang berasal dari jaringan yang telah mengalami diferensiasi. Contoh meristem sekunder adalah kambium. Kambium menyebabkan pertumbuhan  sekunder  yang  ditandai  dengan  membesarnya  batang  pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Kambium tumbuh ke arah luar membentuk kulit  batang  dan  ke  arah  dalam  membentuk  kayu.  Berdasarkan  posisinya, jaringan meristem  dibedakan  menjadi  meristem  apikal,  meristem  lateral,  dan meristem interkalar.

b.    Jaringan Epidermis Tumbuhan

Jaringan epidermis selalu terletak paling luar pada setiap organ tumbuhan. Jelas artinya bahwa fungsi lapisan epidermis  adalah  melindungi bagian dalam organ bersangkutan dari keadaan seperti hilangnya air karena penguapan, kerusakan mekanik, perubahan suhu, dan hilangnya zat-zat makanan.

Jaringan epidermis memiliki beberapa ciri antara lain:

1)   terdiri dari sel-sel hidup;

2)   berbentuk persegi panjang;

3)   sel-selnya rapat tanpa ruang antarsel;

4)   tidak memiliki klorofil; dan

5) mampu  membentuk  modifikasi  jaringan  epidermis.  Beberapa  modifikasi epidermis antara lain adalah stomata, spina (duri), sel kipas, sel kersik, dan trikomata (rambut-rambut).

Seperti yang Anda amati pada gambar 15 terdapat lapisan jaringan epidermis yang membatasi organ dengan lingkungan luarnya. Lapisan epidermis menjadi jaringan yang tipis (umumnya 1 lapis sel) dan karena lokasinya tersebut, epidermis menjadi tempat  untuk terjadinya pertukaran  zat.  Pada batang  dan daun (atau bagian manapun dari tumbuhan yang berada di atas tanah) sebenarnya lapisan epidermis dilindungi oleh kutikula (senyawa lemak) sebagai pelindung tambahan, terutama membantu tumbuhan menekan laju penguapan air dari daun, batang, dan biji. Selain itu pula melindungi dari patogen, kerusakan akibat gangguan fisik/mekanis

c.    Jaringan Dasar (Parenkim)

Jaringan dasar dikenal dengan istilah parenkim. Disebut jaringan dasar karena jaringan ini ditemukan hampir di setiap bagian tumbuhan baik pada akar, batang, daun, daging buah, atau endosperm. Begitu pula jaringan ini dapat ditemukan di setiap jenis tumbuhan. Pada batang yang dipotong melintang, Anda amati bahwa sebagian  besarnya  pasti  adalah jaringan  dasar  ini.  Alasan  selain  itu  karena parenkim juga terdapat di antara jaringan lain misalnya di antara xylem dan floem.

Ciri-ciri jaringan parenkim yang membedakanya dengan jaringan lain adalah:

1) Sel-selnya  merupakan  sel  hidup  yang  berukuran  besar  dan  tipis,  serta umumnya berbentuk segi enam;

2)   Memiliki banyak vakuola;

3)   Letak inti sel mendekati dasar sel;

4)   Mampu bersifat merismatik karena dapat membelah diri; dan

5)   Memiliki ruang antar sel yang banyak sehingga letaknya tidak rapat. 


Pada gambar  Anda dapat mengamati sel-sel pada jaringan dasar yang ukuran selnya besar-besar  (ruang  vakuolanya  besar),  bentuknya   bervariasi, dinding sel tipis, serta ruang antar sel yang renggang. Oleh karena jaringan dasar ini dapat ditemukan di setiap tumbuhan, maka fungsi jaringan ini berbeda-beda untuk setiap tumbuhan yang berbeda. Misalnya pada tumbuhan kaktus, jaringan dasar akan berfungsi menyimpan air. Pada tumbuhan eceng gondok, jaringan dasar/parenkim  akan  menyimpan  udara  pada  ruang  antar  sel.  Pada  umbi- umbian, maka jaringan dasar akan berfungsi menyimpan cadangan makanan.

d.    Jaringan Penyokong

Jaringan penyokong dikenal juga dengan nama jaringan mekanik, jaringan penunjang, atau jaringan penguat. Anda bisa membayangkannya seperti tulang pada tubuh manusia, jaringan inilah yang menunjang bentuk tumbuhan hingga dapat berdiri    dengan    kokoh.    Jaringan    penyokong    berfungsi    untuk menguatkan/menegakkan batang dan daun, melindungi biji atau embrio, serta melindungi berkas pengangkut (vaskuler). Ada 2 jenis jaringan penyokong, yaitu jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim. 

1) Jaringan Kolenkim

Sifat utama dari jaringan kolenkim adalah sel-sel penyusunnya hidup dan dinding selnya  banyak  mengandung  selulosa.  Sifatnya  mirip  jaringan  parenkim,  dan dapat dianggap sebagai jaringan parenkim khusus yang menunjang organ muda pada tumbuhan. Kolenkim terdapat langsung di bawah atau dekat permukaan batang muda dan tangkai daun muda, namun jarang ditemukan pada akar.

Gambar  . Jaringan kolenkim

Gambar  . Jaringan kolenkim
(Sumber : https://www.wonderwhizkids.com/conceptmaps/Collenchyma.html)

Sel-sel kolenkim mengalami penebalan di sudut-sudut selnya, tidak merata pada seluruh permukaan dinding sel. Dinding selulosa yang tebal pada kolenkim menyebabkan organ bersangkutan memiliki sifat lentur. Oleh karena itu, kolenkim baik sekali untuk menopang organ yang aktif tumbuh karena sel-selnya dapat meregang untuk menyesuaikan diri dengan perpanjangan organ.

2) Jaringan Sklerenkim

Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penunjang pada organ tumbuhan yang telah dewasa. Dengan demikian sel-sel dewasa jaringan skerenkim telah mati dan memiliki dinding sel yang tebal, biasanya berlignin (mempunyai zat kayu). 
Gambar  . Jaringan sklerenkim

Gambar  . Jaringan sklerenkim
(Sumber: http://www.kbg.fpv.ukf.sk/studium_materialy/
morfologia_rastlin/webchap5scler/chapter_5.html)

Ada 2 kelompok besar jaringan sklerenkim, yaitu:

a) Serabut/serat.  Serabut  merupakan  sel  yang  panjang  dan  sempit  yang berujung  runcing.  Sel-sel  ini  biasanya  berkumpul  menjadi  sebuah  jalur panjang, sementara ujung-ujungnya yang runcing bertumpang tindih dan menyatu dengan kuat. Serabut sklerenkim terdapat pada sebagian besar bagian tumbuhan.
b) Sklereid merupakan sel-sel tumbuhan yang telah mati, bentuknya bervariasi dan berdinding keras yang tahan terhadap tekanan. Sklereid dapat dijumpai dalam keadaan tunggal atau berkelompok kecil di antara sel-sel lain, misalnya butiran pada daging buah jambu biji dan buah pir. Sklereid pada batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.

e.    Jaringan Pengangkut

Nama lain jaringan pengangkut adalah berkas vaskular. Sebagaimana namanya yaitu vaskular (pembuluh), jaringan ini berwujud saluran/pipa. Anda dapat membayangkan jaringan pengangkut ini sebagai pipa-pipa pembuluh darah yang mengantarkan oksigen dan zat makanan ke seluruh bagian tubuh. Jaringan pengangkut ini berfungsi mengangkut air dan unsur hara, serta mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari satu bagian ke bagian lain tumbuhan. Jaringan pengangkut pada tumbuhan di bagi menjadi dua kelompok berdasarkan fungsinya. 

1) Xylem

Xylem (pembuluh kayu) berfungsi untuk menyalurkan air dan unsur hara dari akar  ke  daun.  Xylem  merupakan  jaringan  pengangkut  yang  rumit.  Xylem tersusun dari parenkim dan serabut, serta trakeid,  dan komponen pembuluh (trakea). Sebagaimana telah diulas di atas, trakeid adalah sel-sel tumbuhan yang dindingnya mengalami lignifikasi (penebalan oleh senyawa lignin) dan sel-selnya akan mati setelah dewasa. Trakea yang membentuk xylem merupakan sel-sel silinder yang mati setelah dewasa, bagian ujungnya saling menyatu membentuk sebuah  tabung  pengangkut  air  bersel  banyak. Dinding  ujung (kadang-kadang juga   dinding   samping)   komponen   pembuluh   ini   berlubang-lubang   yang merupakan tempat air lewat dengan bebas dari satu sel ke sel lain 

Gambar  . Struktur jaringan xylem

Gambar  . Struktur jaringan xylem
(Sumber : http://www.myrightspot.com/2016/06/fungsi-jaringan-xilem- dan-floem.html)

2) Floem

Floem (pembuluh tapis) merupakan jaringan yang berfungsi mengangkut lalu menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari  daun ke seluruh bagian tumbuhan. Jaringan floem sangat rumit, terdiri atas berbagai macam bentuk sel dan diantaranya ada yang masih hidup dan ada pula yang telah mati. 

Komponen floem antara lain adalah parenkim floem yang berfungsi menyimpan cadangan makanan dan berperan sebagai sekat pemisah antara floem yang satu dengan yang lain. Serabut floem merupakan jaringan sklerenkim yang berfungsi untuk  memperkuat  jaringan  pembuluh.  Selain  itu,  komponen  lain  dari  floem adalah pembuluh tapis dan sel pengiring/penyerta

Gambar   Sel-sel floem
Gambar   Sel-sel floem
(Sumber : http://biology-igcse.weebly.com/functions-of-xylem-and-phloem.html)

a) Komponen floem memiliki ciri-ciri dinding sel yang tipis dan inti sel-nya hilang.
Sel-sel unsur tapis memanjang dan ujungnya bersatu membentuk suatu pembuluh.   Pada   komponen   pembuluh   tapis,   dinding   ujungnya   saling berlekatan dengan dinding ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga membentuk deretan sel-sel memanjang yang disebut pembuluh tapis.

b) Sel  pengiring/pengantar  berukuran  lebih  kecil  dibandingkan  sel  penyusun komponen pembuluh tapis dan memiliki sifat meristematis. Sel pengiring berperan untuk memberi makan sel-sel penyusun komponen pembuluh tapis yang masih hidup. Sel pengiring hanya dijumpai pada Angiospermae. 

f.    Jaringan Gabus

Jaringan   gabus   sering   berfungsi   menggantikan   epidermis   ketika   lapisan epidermis tersebut rusak karena usia atau faktor lain sehingga jaringan lain di bawahnya  terlindung  dari  kehilangan  banyak  air  dan  gangguan  mekanik. Jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus yang bernama felogen. Jaringan gabus tersebut membentuk jaringan ke arah dalam yang tersusun dari sel-sel hidup  dan  dinamakan  feloderm.  Sebaliknya,  kambium  gabus  membentuk jaringan ke arah luar yang tersusun dari sel-sel mati yang dinamakan felem. Felem inilah yang bersifat tidak tembus air (impermeabel) karena dinding selnya mengalami penebalan oleh suberin.
Gambar  . Jaringan Gabus

Gambar  . Jaringan Gabus
(http://www.apsnet.org/edcenter/illglossary/Article%20Images/phellem.jpg)



Sumber: Modul PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) Biologi SMA Kelompok Kompetensi C dan E, Bab Jaringan Tumbuhan dan Jaringan Hewan Penulis: Zaenal Arifin, M. Si dan Arief Husein, M.Si

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar