Prinsip Harmoni di tengah Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika


Prinsip Harmoni di tengah Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip merupakan kaidah atau ketentuan dasar yang harus dipegang dan ditaati. Harmoni keberagaman merupakan rangkaian kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang dalam masyarakat yang beragam. Dengan demikian prinsip harmoni di tengah keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika merupakan kaidah dasar yang harus ada dan ditaati masyarakat Indonesia untuk menciptakan kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang.

Ada beberapa prinsip harmoni di tengah keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika antara lain :
1) Kesetaraan  bermakna  bahwa  manusia  sebagai  makhluk  Tuhan memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan tersebut bersumber dari pandangan bahwa semua manusia diciptakan dengan kedudukan yang sama. Dengan identitas pluralis dan multikulturalis, bangunan interaksi dan relasi antarmanusia Indonesia akan bersifat setara. Paham kesetaraan akan menandai cara berfikir dan berperilaku bangsa Indonesia. Apabila setiap orang Indonesia berdiri di atas realitas bangsanya yang plural dan multicultural itu. Prinsip kesetaraan perlu diterapkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kemajemukan dalam masyarakat sangat rentan terhadap perpecahan jika prinsip kesetaraan tidak diterapkan dalam masyarakat. Penerapan prinsip kesetaraan tersebut bertujuan untuk menciptakan kehidupan harmonis dalam masyarakat Indonesia yang beragam.

2) Saling  pengertian,  konsep  pengertian  merupakan  refleksi  dan realisasi kesadaran akan fakta nyata kehidupan yang tidak selalu sama dan tidak pernah sempurna. Di dalamnya terdapat ketulusan, kesiapan, dan ketegaran untuk menerima kekurangan sekaligus mensyukuri kelebihan diri sendiri maupun orang lain. Pengertian merupakan tindak lanjut dari rasa menghargai. Dengan menghargai maka bisa mengerti dan menerima perbedaan sebgaai sebuah warna kehidupan. Agar dapat mengimplementasikan saling pengertian sehingga bisa mewujudkan harmoni di tengah keberagaman maka ada beberapa perilaku yang bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari antara lain : 

•  Bersikap positif dan menghindari prasangka buruk

•  Menghindari sikap menonjolkan diri dan merendahkan orang lain

•  Introspeksi diri dan tidak cepat menghakimi orang lain

•  Meningkatkan kepekaan diri

•  Bersikap sabar, tulus, toleran, dan tegas

3) Toleransi berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Toleransi didasarkan sikap hormat terhadap martabat manusia, hati nurani, keyakinan, serta keikhlasan terhadap perbedaan.

4) Kerja  sama  dalam  berbangsa  dan  bernegara  pada  dasarnya merupakan sebuah perwujudan bentuk kerja sama dalam bidang- bidang tertentu yang dilembagakan. Hal ini menyebabkan setiap orang dan organisasi yang tergabung dalam kerja sama akan ikut tunduk dan patuh pada aturan yang berlaku. Kerja sama dalam berbagai bidang kehidupan antara lain di bidang agama, sosial, politik, ekonomi serta pertahanan keamanan.

Kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk dalam suku bangsa dan budaya rentan terhadap konflik, berupa timbulnya pertentangan antar budaya. Hal itu terbukti dari timbulnya berbagai kerusakan sosial, seperti yang terjadi di Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Situbondo, Ambon, Poso, Sambas, Aceh, Papua, dan daerah-daerah lainnya.

Pada era reformasi sekarang ini, dampak negatif akibat keberagaman sosial budaya, antara lain :

1) Menimbulkan krisis ekonomi dan moneter yang berkepanjangan dan sulit diatasi menyebabkan naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok serta rendahnya daya beli masyarakat;
2) Menimbulkan  konflik  antar  elite  dan  golongan  politik,  sehingga menghambat jalannya pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan;
3) Menimbulkan  konflik  antarsuku  bangsa,  antargolongan,  antarkelas sosial; 
4) Menimbulkan  perubahan  sosial  dan  budaya  yang  terlalu  cepat, sehingga terjadi perubahan nilai dan norma sosial, perubahan pranata dan lembaga sosial, perubahan pandangan hidup, perubahan sistem dan struktur pemerintahan, dan sebagainya.

Kondisi itu menandakan bahwa masing-masing komponen keberagaman setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda dan sulit untuk berintegrasi. Masing-masing aktor keberagaman dan pendukung kebudayaan daerah (suku-suku bangsa) saling berupaya agar kebudayaan yang dihasilkan mampu bertahan sebagaimana kebudayaan-kebudayaan daerah lainnya. Nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh suatu masyarakat terkadang justru berbeda dengan nilai-nilai budaya yang telah disepakati oleh masyarakat di tempat dan lingkungan geografis lain. Karakteristik tersebut akan berimplikasi munculnya permasalahan dalam keberagaman masyarakat yang harus menjadi perhatian bersama, yakni munculnya permasalahan etnosentrisme, pikiran disintegrasi bangsa, konflik horizontal dan vertikal, kesenjangan sosial, lemahnya nasionalisme, anarkisme, dan sebagainya.




sumber : modul belajar mandiri pppk ppkn , Pembelajaran 3. Konsep Kajian Keilmuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 , kemdikbud
Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar