Konsep Dasar Pembangunan Ekonomi


 

Konsep Dasar Pembangunan Ekonomi

Pengertian Pembangunan Ekonomi

Todaro (2004), menjelaskan bahwa pembangunan  merupakan suatu  proses multidimensional yang menyangkut perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, kelembagaan nasional maupun percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan dan pemberantasan kemiskinan absolut. Pembangunan dalam intinya harus menampilkan perubahan yang   menyeluruh   yang meliputi  usaha penyelarasan  keseluruhan sistem sosial terhadap kebutuhan dasar dan keinginan yang berbeda bagi setiap individu dan kelompok sosial dalam sistem tersebut, berpindah dari suatu kondisi yang dianggap sebagai tidak menyenangkan kepada suatu kondisi atau situasi kehidupan yang dianggap lebih baik secara material maupun spritual.

Dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi adalah usaha dan proses untuk menaikkan dan mempertahankan kenaikan pendapatan per kapita penduduk suatu negara secara terus menerus dalam jangka panjang  dengan  tetap memperlihatkan  tingkat  pertumbuhan  penduduk disertai adanya perubahan mendasar dalam struktur ekonomi. Dalam proses pembangunan ekonomi, pemerintah secara sadar dan terencana mengadakan perubahan-perubahan ke arah peningkatan taraf hidup masyarakat. 

Tujuan Pembangunan Ekonomi

Pembangunan dirancang sedemikian rupa sehingga menjamin penggunaan faktor-faktor produksi yang ada dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan penjelasan Todaro (2004) bahwa pembangunan pada semua masyarakat paling tidak harus mempunyai tiga sasaran tujuan yaitu :

a. Meningkatkan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan pokok hidup, seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan;

b. Meningkatkan standar hidup, yang meliputi peningkatan pendapatan, penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan sehingga selain secara materiil meningkatkan kesejahteraan masyarakat, juga menumbuhkan jati diri sebagai pribadi dan bangsa;

c. Memperluas pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan dengan membebaskan diri dan bangsa dari sikap menghamba dan ketergantungan terhadap orang lain atau bangsa lain.

Lebih lanjut Todaro & Smith (2003) yang dikutip Arsyad menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara ditunjukkan oleh tiga nilai pokok yaitu (1) berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya (sustenance), (2) meningkatnya rasa harga diri (selfesteem) masyarakat sebagai manusia, dan (3) meningkatnya kemampuan masyarakat  untuk memilih (freedom from servitude) yang merupakan salah satu dari hak asasi manusia. 

Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi sering kali didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan pendapatan riil per kapita dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Jadi, proses kenaikan pendapatan per kapita secara terus menerus dalam jangka panjang saja tidak cukup bagi kita untuk mengatakan telah terjadi pembangunan ekonomi, tetapi perbaikan struktur sosial, sistem kelembagaan (baik organisasi maupun aturan main), dan perubahan sikap dan perilaku masyarakat juga merupakan komponen penting dari pembangunan ekonomi. Berdasarkan pengertian tentang pembangunan ekonomi tersebut, diperlukan suatu indikator untuk mengukur tingkat kemajuan pembangunan ekonomi suatu negara. Manfaat utama dari indikator tersebut adalah agar dapat digunakan untuk memperbandingkan tingkat kemajuan pembangunan atau tingkat kesejahteraan masyarakat antar wilayah atau negara dan mengetahui corak pembangunan setiap negara atau suatu wilayah. Indikatorindikator tersebut dapat bersifat fisikal, ekonomi, sosial, dan politik. Berikut ini dibahas beberapa   indikator keberhasilan pembangunan  yaitu: (Arsyad: diakses 17 April 2018).

a.   Pendapatan perkapita

Pendapatan per kapita adalah indikator moneter atas setiap kegiatan ekonomi penduduk suatu negara. Beberapa ekonom memandang bahwa pendapatan  per  kapita  bukanlah  indikator  yang  terbaik  untuk menilai  kinerja pembangunan suatu negara, karena seperti telah  disinggung di muka pembangunan bukan hanya sekedar meningkatkan pendapatan riil saja, tetapi juga harus disertai oleh perubahan sikap dan perilaku masyarakat yang sebelumnya menjadi penghambat kemajuan-kemajuan ekonomi. Namun demikian, meskipun pendekatan pendapatan per kapita ini dianggap memiliki kelemahan yang cukup mendasar sebagai indikator keberhasilan pembangunan, pendekatan ini masih relevan dan sering digunakan serta mudah untuk dipahami. Dengan kata lain, pendapatan per kapita bukanlah sebuah indikator ukuran (proxy) yang buruk dari struktur ekonomi dan sosial masyarakat.

b.  Indikator sosial

Indikator sosial antara lain mencakup indikator tingkat harapan hidup, konsumsi protein hewani, per kapita, persentase anak-anak yang belajar di sekolah adasar dan menengah dan kejuruan, jumlah surat kabar, telepon dan radio, dan konsumsi energi per kapita. Menurut metode ini, tingkat kesejahteraan dari setiap negara ditentukan oleh beberapa indikator berdasarkan pada tingkat konsumsi atau jumlah persediaan beberapa jenis barang tertentu yang datanya dapat dengan mudah diperoleh .

c.   Indeks kualitas hidup (IKH)

Indeks kualitas hidup adalah indeks non ekonomi untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat. Indeks kualitas hidup merupakan gabungan dari tiga indikator, yaitu : 1. Kematian bayi (jumlah kematian bayi yang berumur di bawah satu per 1000 yang lahir per tahun)  2. Angka harapan hidup mulai umur 1 tahun 3. Tingkat buta huruf.

d.  Indeks campuran

1)   Indikator Susenas Inti Pada tahun 1992, Biro Pusat Statistik (BPS) mengembangkan suatu indikator kesejahteraan rakyat yang disebut Indikator Susenas Inti. Indikator Susenas Inti ini merupakan indikator "campuran" karena terdiri indikator sosial dan ekonomi

2)   Indeks Pembangunan Manusia

UNDP mengembangkan sebuah indeks kinerja pembangunan yang kini dikenal sebagai Indeks Pembangunan Manusia atau IPM (Human Development ndex). Nilai IPM ini diukur berdasarkan tiga indikator sebagai acuannya yaitu tingkat harapan hidup, tingkat melek huruf, dan pendapatan riil per kapita berdasarkan paritas daya beli. 

Faktor-faktor yang   mempengaruhi   pembangunan   ekonomi   :   

Faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi antara lain: Faktor ekonomi :

1)   Barang-barang modal

Barang-barang modal ini meliputi berbagai jenis barang yang digunakan untuk memproduksi output (barang dan jasa). Meningkatnya hasil produksi barang dan jasa menandakan perekonomian mengalami pertumbuhan.

2)   Teknologi

Kemajuan ekonomi di berbagai negara terutama ditimbulkan oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi menimbulkan beberapa dampak positif dalam pertumbuhan ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih cepat. Perubahan teknologi dianggap paling  penting di dalam proses pembangunan ekonomi. Perubahan tersebut berkaitan dengan perubahan di dalam metode produksi sebagai hasil pembaruan atau teknik penelitian baru. Perubahan ini menaikkan produktivitas buruh, modal, dan faktor produksi lain. Dengan menggunakan teknologi tinggi, proses produksi bisa berjalan lebih cepat, mampu memproduksi lebih banyak, lebih baik dan dengan harga lebih murah menggunakan teknologi tinggi, efisiensi dan efektivitas, proses produksi dapat tercapai.

3)   Tenaga kerja

Tenaga kerja masih merupakan faktor produksi yang dominan di negara- negara berkembang. Penduduk yang banyak akan memperbesar jumlah tenaga kerja. Penambahan tenaga kerja ini memungkinkan suatu negara menambah jumlah produksi dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

4)   Sumber daya alam

Sumber daya alam dapat mempermudah usaha untuk membangun perekonomian suatu     negara. Sumber  daya  alam yang tersedia yang dimanfaatkan  secara  optimal  akan  membantu  dalam  proses pertumbuhan ekonomi

5)   Kewirausahaan (entrepreneurship)

Kewirausahaan merupakan kemampuan untuk berani mengambil resiko dalam melakukan suatu usaha memperoleh keuntungan. Wirausahawan akan investasi yang menyebabkan semakin luasnya kesempatan kerja, meningkatkan output nasional, dan pada akhirnya akan meningkatkan penerimaan

Ciri-ciri umum  negara berkembang

Negara berkembang terdiri dari negara-negara yang tersebar di tiga benua yaitu; Asia, Afrika dan Amerika Latin. Negara tersebut terdiri dari bangsa, golongan etnik, kepercayaan dan keagamaan, kekayaan alam, kepadatan penduduk dan factor lain yang sangat berbeda. Namun terdapat persamaan penting yang mempengaruhi keadaan perekonomian negara- negara tersebut. Ciri-ciri umum negara tersebut adalah:

1)   Tingkat kemakmuran relative rendah.

Banyak faktor yang mempengaruhi taraf kemakmuran masyarakat antara lain; keadaan perumahan yang mereka diami, ada tidaknya aliran listrik, fasilitas air bersih, infrastuktur, dan tingkat pendapatan yang mereka peroleh beberapa faktor penting yang mempengaruhi kemakmuran masyarakat. Dari beberapa factor tersebut salah satu factor yang terpenting adalah pendapatan yang diperoleh masyarakatnya.  Dengan demikian pendapatan perkapita dapat digunakan sebagai alat pengukur secara umum terhadap taraf kemakmuran yang dicapai penduduk suatu negara.

Akibat dari pendapatan yang rendah tersebut, bagian yang cukup besar dari penduduk di negara berkembang akan menghadapi masalah: a. kekurangan gizi dan taraf kesehatan yang rendah, b. kemiskinan masih meluas, c. taraf pendidikan masih rendah.

2)   Produktivitas pekerja sangat rendah. 

Produktivitas adalah tingkat produksi yang dapat dihasilkan seorang pekerja pertahun. Jika dibandingkan dengan tingkat produktivitas tenaga  kerja di  negara maju,  tingkat  produktivitas  seorang  pekerja  di negara berkembang masih sangat rendah.

3)   Tingkat pertambahan penduduk sangat tinggi.

Akibat dari pertambahan penduduk yang sangat tinggi ini maka menimbulkan efek sebagai berikut: a. Jumlah tanggungan dalam keluarga semakin meningkat. Hal ini menyebabkan beban setiap keluarga untuk membiayai tanggungannya semakin besar. Dengan  demikian  keluarga yang besar jumlah tanggungannya cenderung menghadapi masalah kemiskinan. b. Besarnya tanggungan tanpa pendapatan yang memadai membatasi kemampuan keluarga menyediakan dana untuk pendidikan anak-anaknya. Berarti kebanyakan anak- anak di negara berkembang tidak memperoleh pendidikan yang cukup. c. Pertumbuhan tenaga kerja sangat cepat dan seringkali tidak sebanding dengan tambahan kesempatan kerja.

4)   Kegiatan ekonomi tetap terpusat di sector pertanian.

Kegiatan ekonomi masih bertumpu pada sector pertanian maksudnya bahwa sebagian besar tenaga kerja berada di sector tersebut, dengan begitu bagian terbesar dari pendapatan nasional berasal dari kegiatan pertanian dan hasil pertanian merupakan produk ekspor yang utama. Disisi lain pendapatan perkapita di sector pertanian tidak banyak mengalami perubahan atau bahkan menurun. Kondisi inilah yang menyebabkan kemiskinan semakin bertambah. (Sukirno:2007)


Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar