Konsep Dasar Pengangguran (Pengertian, Jenis, Penyebab, Dampak, Cara mengatasi pengangguran)


 

Konsep Dasar Pengangguran (Pengertian, Jenis, Penyebab, Dampak, Cara mengatasi pengangguran)

1.  Pengertian pengangguran

(Putong: 2008) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pengangguran adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang aktif mencari pekerjaan. Kategori orang yang menganggur biasanya adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan pada usia kerja dan masanya kerja.

Seseorang yang tidak bekerja tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur. Sebagai contoh ibu rumah tangga yang tidak ingin   bekerja   karena   ingin   mengurus   keluarganya tidak   tergolong sebagai penganggur. Seorang anak keluarga kaya yang tidak mau bekerja karena gajinya lebih rendah dari yang diinginkannya juga tidak tergolong sebagai penganggur.  Ibu rumah tangga dan anak orang kaya tersebut dinamakan pengangguran sukarela (Sukirno:2004)

Pengangguran akan menimbulkan masalah ekonomi dan sosial bagi individu yang mengalaminya. Pengangguran juga akan berdampak negatif terhadap keadaan ekonomi, politik, dan sosial bagi negara yang mempunyai tingkat pengangguran tinggi. Pengangguran sangat berpengaruh terhadap pencapaian kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan di negara yang bersangkutan. Tidak hanya pada masalah ekonomi, tetapi juga menjadi pemicu kerawanan sosial. Pengangguran juga menjadi masalah besar tidak hanya di negara berkembang tetapi juga negara-negara maju, namun demikian tingkat pengangguran di negara- negara berkembang pada umumnya lebih tinggi.

Menurut Sakernas (Survey Keadaan Angkatan Kerja Nasional), pengangguran didefinisikan sebagai berikut:

a.  Mereka yang sedang mencari pekerjaan dan saat itu tidak bekerja;

b.  Mereka yang mempersiapkan usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang baru;

c.  Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, disebut dengan penganggur putus asa; dan

d.  Mereka yang sudah mempunyai pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

2.  Jenis Penggangguran

Penggangguran dapat digolongkan berdasarkan:

a.   Berdasarkan Penyebabnya

1)  Penganguran Normal atau Friksional

Pengangguran friksional terjadi bukan karena tidak dapat memperoleh kerja, tetapi karena sedang mencari kerja lain yang lebih baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat, pengganguran rendah sedangkan pekerjaan mudah diperoleh. Sebaliknya   pengusaha   susah   memperoleh   pekerja, maka pengusaha   menawarkan   gaji   yang   lebih   tinggi.    Ini  akan mendorong para pekerja untuk meninggalkan pekerjaannya yang lama dan mencari pekerjaan baru yang lebih tinggi gajinya atau lebih sesuai keahliannya. Dalam proses mencari kerja baru ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai penganggur. Mereka inilah yang digolongkan sebagai penggangguran normal.

2)  Pengangguran Siklikal

Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh, adakalanya permintaan agregat  lebih tinggi,  dan ini mendorong  pengusaha menaikkan produksi serta lebih banyak pekerja baru dan pengangguran berkurang. Akan tetapi pada masa lainnya permintaan agregat menurun dengan banyaknya menimbulkan efek kepada perusahaan-perusahaan karena kemerosotan dalam permintaan terhadap produksinya. Akibat kemerosotan permintaan pada akhirnya perusahaan akan mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya, maka pengangguran akan bertambah. Pengangguran yang wujud tersebut dinamakan pengangguran siklikal. (Sukirno:2004)

3)  Pengangguran Stuktural

Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju, sebagiannya akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikut: wujudnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan ke atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing dan ekspor produksi industri itu sangat   menurun oleh karena persaingan yang lebih serius dari negara-negara lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut menurun, dan sebagaian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi pengangur. Pengangguran seperti ini digolongkan sebagai pengangguran struktural dinamakan demikian karena disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi. 

4)   Pengangguran Teknologi

Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia. Misalnya, mesin produksi telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja. di pabrik pabrik, ada kalanya robot telah menggantikan kerja-kerja manusia. Pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya dinamakan pengangguran teknologi. (Sukirno: 2004)

b.  Berdasarkan cirinya

Berdasarkan kepada ciri pengangguran yang berlaku, pengangguran dapat pula digolongkan sebagai berikut:

1)   Pengangguran terbuka

Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan  ini  di  dalam  suatu  jangka masa  yang  cukup  panjang mereka tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu dan oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka. Pengangguran terbuka dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun dari kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran perkembangan suatu industri.

2)   Pengangguran tersembunyi

Pengangguran ini terutama terjadi di sektor pertanian atau jasa. setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja,  dan jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung kepada banyak faktor. Antara lain: faktor yang perlu dipertimbangkan adalah: besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang digunakan (apakah padat  karya atau padat modal)  dan tingkat produksi yang dicapai. Di banyak negara berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia  dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi.

3)   Setengah menganggur

Di negara-negara berkembang migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat Sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagian, terpaksa menjadi penganggur sepenuh waktu dan jam kerja mereka jauh lebih rendah dari yang normal. Mungkin mereka hanya bekerja satu hingga dua hari seminggu,atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja pekerja yang mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur.Dalam bahasa inggris jenis penganggurannya dinamakan underemployment.( Sukirno: 2004)

3.  Penyebab Pengangguran

Faktor-faktor yang menimbulkan terjadinya pengangguran adalah:

1) Menganggur karena ingin mencari kerja yang lebih baik

2) Pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja

3) Ketidaksesuaian di anatara keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan keterampilan yan diperlukan industri-industri. (Sukirno:2004)

4.  Dampak Pengangguran

Pengangguran sangat berdampak pada kehidupan ekonomi dan sosial  masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang menurun,  dan bahkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang menurun adalah salah satu dampak pengangguran. Berikut ini dampak pengangguran terhadap perekonomian dan kehidupan sosial:

a.   Menurunkan aktivitas perekonomian

b.  Menurunkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita 

c.   Meningkatkan biaya sosial

d.  Menurunkan tingkat keterampilan

e.   Menurunkan penerimaan negara

5.  Cara mengatasi pengangguran

1)  Cara mengatasi pengangguran struktural

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan perubahan struktur ekonomi, misalnya dari ekonomi agraris berubah menjadi ekonomi industri. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah:

a)  peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja,

b)  segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan

c)  mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan

c)  segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

2)  Cara mengatasi pengangguran siklus/konjungtur

Penyebab awal terjadinya pengangguran siklus adalah kurangnya permintaan masyarakat (aggregat demand), sehingga untuk mengatasi jenis pengangguran ini, antara lain dengan cara:

a)  Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa

b)  Meningkatkan daya beli masyarakat

3)  Cara mengatasi pengangguran Friksional

Pengangguran Friksional terjadi karena adanya pekerja yang ingin pindah mencari pekerjaan yang lebih baik dan cocok di perusahaan lain. Untuk mengatasi pengangguran ini bisa dilakukan dengan cara menyediakan sarana informasi lowongan kerja yang cepat, mudah, dan murah  kepada  pencari kerja. Misalnya, dengan menempelkan iklan- iklan lowongan kerja di tempat- tempat umum secara rutin. (Mulyani: 2014) 

4)  Cara mengatasi pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang diakibatkan oleh adanya kemajuan teknologi karena adanya mekanisasi (penggantian tenaga manusia dengan mesin), robotisasi, dan komputerisasi. Untuk mencegah dan mengatasi jenis pengangguran ini, kita harus selektif memilih teknologi dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan akan teknologi. Alangkah lebih baiknya, jika kita terus mengembangkan industri-industri yang padat karya (labour intensive). (Kardoyo & Nurkhin:2017)

5)  Cara mengatasi pengangguran Musiman

Jenis pengangguran ini bisa diatasi, antara lain dengan cara:

a)  Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain

b)  Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar