3 Unsur Drama Menurut Damono


3 Unsur Drama Menurut Damono
3 Unsur Drama Menurut Damono


Drama mengandung unsur yang membentuk dan membangun dari karya itu sendiri atau disebut unsur instrinsik dan unsur yang mempengaruhi penciptaan yang berasal dari luar karya atau disebut unsur ekstrinsik. Kreativitas pengarang dan unsur realitas objektif (kenyataan semesta) merupakan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik karya drama meliputi penokohan, alur, latar, konflik-konflik, tema, amanat, dan aspek gaya bahasa (Cahyaningrum, 2009:18).

Menurut Damono (via Cahyaningrum), ada tiga unsur yang merupakan satu kesatuan yang menyebabkan drama itu dapat dipertunjukan. Unsur-unsur tersebut berupa unsur naskah, unsur pementasan, dan unsur penonton. Kehilangan satu diantaranya, mustahil drama akan menjadi suatu pertunjukan. Pada unsur pementasan terurai lagi menjadi beberapa bagian, misalnya komposisi pentas, tata busana (kostum), tata rias, pencahayaan, dan tata suara. Selain itu, unsur yang lainnya adalah unsur sutradara dan para pemain (Cahyaningrum, 2009:18).

•    Unsur Naskah

Salah satu ciri teater modern adalah digunakannya naskah lakon yang merupakan bentuk tertulis dari cerita drama yang baru akan menjadi karya teater setelah divisualisasikan kedalam pementasan. Naskah Lakon pada dasarnya adalah karya sastra dengan media bahasa kata. Mementaskan drama berdasarkan naskah drama berarti memindahkan karya seni dari media bahasa kata ke media bahasa pentas. Dalam visualisasi tersebut karya sastra kemudian berubah esensinya menjadi karya teater. Pada saat transformasi inilah karya sastra bersinggungan dengan komponen-komponen teater, yaitu sutradara, pemain, dan tata artistik.

•    Unsur Pementasan

Di Indonesia penanggungjawab proses transformasi naskah lakon ke bentuk pemanggungan adalah sutradara yang merupakan pimpinan utama kerja kolektif sebuah teater. Baik buruknya pementasan teater sangat ditentukan oleh kerja sutradara, meskipun unsur–unsur lainnya juga berperan tetapi masih berada di bawah kewenangan sutradara.

Sebagai pimpinan, sutradara selain bertanggungjawab terhadap kelangsungan proses terciptanya pementasan juga harus bertanggungjawab terhadap masyarakat atau penonton. Meskipun dalam tugasnya seorang sutradara dibantu oleh stafnya dalam menyelesaikan tugas–tugasnya tetapi sutradara tetap merupakan penanggungjawab utama. Untuk itu sutradara dituntut mempunyai pengetahuan yang luas agar mampu mengarahkan pemain untuk mencapai kreativitas maksimal dan dapat mengatasi kendala teknis yang timbul dalam proses penciptaan.

•    Unsur Penonton

Tujuan terakhir suatu pementasan lakon adalah penonton. Respon penonton atas lakon akan menjadi suatu respons melingkar, antara penonton dengan pementasan. Banyak sutradara yang kurang memperhatikan penonton dan menganggapnya sebagai kelompok konsumsi yang bisa menerima begitu saja apa yang disuguhkan sehingga jika terjadi suatu kegagalan dalam pementasan penonton dianggap sebagai penyebabnya karena mereka tidak mengerti atau kurang terdidik untuk memahami sebuah pementasan.
 
Kelompok penonton pada sebuah pementasan adalah suatu komposisi organisme kemanusiaan yang peka. Mereka pergi menonton karena ingin memperoleh kepuasan, kebutuhan, dan cita-cita. Alasan lainnya untuk tertawa, untuk menangis, dan untuk digetarkan hatinya, karena terharu akibat dari hasrat ingin menonton. Penonton meninggalkan rumah, antri karcis dan membayar biaya masuk dan lain-lain karena teater adalah dunia ilusi dan imajinasi. Membebaskan pola rutin kehidupan selama waktu dibuka hingga ditutupnya tirai untuk memuaskan hasrat jiwa khayalannya.




source: modul Pembelajaran pppk

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar