Evaluasi dan Analisis Estetika Teater


Evaluasi dan Analisis Estetika Teater


Evaluasi dan analisis estetika teater merupakan perwujudan dari penggalian kembali berbagai kemungkinan kinerja teater yang telah dipertunjukkan. Selain itu, evaluasi dan analisis estetika teater merupakan pengkajian ulang terhadap pertumbuhan estetika sebagai aktivitas terapan dalam teater.

Selanjutnya, evaluasi dan analisis estetika teater merupakan perbincangan yang dapat didiskusikan melalui berbagai forum atau pertemuan yang dapat menemukan berbagai perbedaan dari estetika teater.

•    Teater Ritual

Teater Ritual merupakan temuan mendasar dalam teater. Drama ritual muncul sekitar 2.750 sebelum masehi di Mesir. Indonesia juga memiliki kekayaan teater ritual yang kemudian menjadi pusat pembentukan masyarakatnya. Namun, teater ritual di Indonesia berkembang menjadi aktivitas ritual yang terpisah dan menjadi media untuk penyampaian pesan-pesan spiritual bahkan magis. Hal tersebut agar teater dapat berlangsung sebagaimana mestinya.

Selanjutnya, teater ritual mendapatkan pemaknaan baru menjadi suatu peristiwa upacara dan pertemuan masyarakat yang lebih bersifat sosial– seperti penyelenggaraan kegiatan bersih desa–ketimbang bersifat religious dan antropologis. Teater sosial yang muncul pada akhir abad 18 dan berkembang pada abad 19 semakin mengokohkan peran yang diambil teater untuk menyampaikan pesan-pesan sosial–bahkan politik–agar dapat diterima masyarakat penontonnya. Maraknya teater sosial dan terjadinya pertarungan politik yang cenderung hegemonik, menjadikan teater pendidikan sebagai salah satu alternatif penyeimbang.

•    Teater Tradisional

Teater tradisional yang tumbuh dalam masyarakat pinggiran kota dan desa tidak serta merta tersingkir dengan lahirnya teater modern. Bahkan, teater- teater modern yang tumbuh mampu bersinergi dengan teater tradisional. Hal ini disebabkan oleh kuatnya hubungan kultural masyarakat yang memandang nilai tradisional tersebut sebagai nilai luhur dari pendahulu mereka yang “tidak lapuk karena hujan dan tidak lekang karena panas”. Disamping itu, nilai-nilai tradisional dianggap telah memberikan makna penting dalam tatanan kehidupan mereka.

•    Teater Pendidikan

 Teater pendidikan berada dalam dua konsep mendasar, yakni teater yang berdasarkan pada dasar-dasar kependidikan teater dan teater yang berorientasi secara spesifik untuk mengembangkan pendidikan. Teater pendidikan dapat tumbuh dalam pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Meskipun keduanya berlangsung dalam proses yang terpisah, keduanya tetap memiliki konsep mendasar yang sama. Sebagai penyeimbang, teater pendidikan dapat memasuki berbagai bentuk atau cara berteater, seperti tradisional maupun modern.

•    Teater Kontemporer

Teater kontemporer merupakan salah satu cara baru atau merupakan teater yang mencoba membuka perspektif baru dalam memperlakukan teater. Perkembangan pesat teater kontemporer dan mulai memudarnya batas-batas seni menjadikan teater eksperimental pilihan berekspresi yang terbuka dan menarik perhatian pelaku teater.

Pertumbuhan teater di Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan kecenderungan-kecenderungan individu dan masyarakatnya. Begitu pula dengan cara-cara menyikapi teater yang selalu diselaraskan dengan tatanan masyarakat yang ada. Penyelarasan ini merupakan bagian dari proses belajar diantara masyarakat dalam membuka jalan bagi terciptanya keharmonisan dan peningkatan cara hidup dari yang paling sederhana menuju cara yang lebih komprehensif. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila pada awal- awal kehidupan bangsa Indonesia itu dibangun, banyak tempat-tempat pertunjukan didirikan. Disamping itu, fleksibilitas masyarakat juga memberikan peluang bagi lahirnya teater-teater dengan “warna” yang beaneka ragam.

Pada awalnya teater modern tidak lahir dari kalangan terpelajar. Namun, dengan berdirinya pusat-pusat pendidikan penting di kota-kota yang juga menjadi pusat perdagangan maka kaum terpelajar selanjutnya mengambil peran penting sebagai pembawa ekspresi intelektual. Keberadaan kaum terpelajar ini menjadi penyeimbang dan selanjutnya menjadi sosok yang memberikan nilai tersendiri dalam merebut perhatian publik yang mulai memandang kaum terpelajar sebagai masyarakat yang terpandang.
 



Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar