Macam-macam Pengajaran Kosakata
Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pengajaran kosakata yaitu[1]:
a.
Pengajaran
kosakata atau mufrodat tidak berdiri sendiri, yaitu mufrodat yang tidak
diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri melainkan terkait dengan
pelajaran muthola’ah, istima’ dan muhadatsah.
b.
Pembatasan
makna
Suatu
kata dapat mempunyai beberapa makna, hal ini merupakan kesulitan tersendiri
bagi pembelajaran bahasa arab.
a.
Kosakata dalam konteks
Banyak kosakata yang tidak bisa dipahami secara tepat tanpa
mengetahui pemakaianya dalam kalimat, kosakata semacam ini haruslah diajarkan
konteks agar tidak mengajukan pemahaman.
b.
Terjemah
dalam pengajaran kosakata
Mengajarkan
kosakata dengan cara menerjemahkan kedalam bahasa ibu adalah cara yang paling
mudah tetapi mengandung beberapa kelemahan antara lain bisa mengurangi
spontanitas siswa ketika menggunakanya dalam ungkapan.
Rusydi Ahmad tha’imah memberikan klasifikasi kosakata menjadi tiga
bagian, yang masing-masing terbagi lagi sesuai dengan tugas dan fungsinya
sebagai berikut:
a.
Pembagian
kosakata dalam konteks kemahiran kebahasaan
1) Kosakata untuk berbicara yaitu dalam pembicaraan perlu
penggunaan kosakata yang tepat, baik pembicaraan yang informal maupun formal.
2) Kosakata untuk menulis
Didalam
penulisan membutuhkan penilaian kosakata yang baik dan tepat agar tidak disalah
artikan oleh pembacanya, penulisan ini mencakup penulisan informal seperti
catatan harian dan juga formal misalnya penulisan buku, majalah dan lain-lain[2].
b.
Kata-kata
ini yang mengikat dan menyatukan kosakata serta kalimat sehingga memebentuk
paparan yang baik dalam sebuah tulisan,
contohnya huruf jar. Kosakata pasif, yaitu kosakata yang hanya menjadi
pembendaharaan kata seseorang namun jarang ia gunakan, kosakata ini diketahui lewat buku-buku
cetak yang biasa menjadi rujukan dalam
penulisan makalah atau karya ilmiah[3]
- Makna dan Fungsi Kosakata
Kosakata sebagai khasanah kata akan
mempunyai fungsi bilamana mempunyai makna, makna sebuah kata dapat dibedakan
menjadi makna denotatif dan makna konotatif, makna denotatif terdiri dari makna
hakiki dan makna kiasan, makna asal dan makna istilah. Misalnya kata الامdalam bahasa arab, makana hakiki adalah makna ibu yang melahirkan
anak, sedangkan makna kiasan terlilhat kata الامdigunakan dalam
al kitab (ummul kitab), makna asal
misalnya terdapat kata الهاتف yang berarti orang yang berbisik,
sedangkan makna istilah maksudnya adalah ’’Telefon’’ . [4]
Makna konotatif
adalah makna tambahan yang mengandung nuansa atau kesan khusus sebagai akibat
dari pengalaman para pemakai bahasa. Menurut Harimurti makna konotatif adalah
makna sebuah atau sekelmpok kata yang didasaarkan atas perasaaan atau pikiran yang
timbul pada pembicara dan pendengar.[5]
- Indikator Penguasaan Kosakata
Indikator adalah prilaku yang dapat diukur
atau observasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang
menjadi acuan penelitian mata pelajaran dan merupakan penanda pencapaian
kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan prilaku yang dapat diukur dengan
mencakup sikap. Indikator dapat dikembangkan sesuai dengan karateristik peserta
didik. Indikator dapat disebutkan menjadi 3 macam:
1. Siswa mampu membaca teks dengan intonasi dan
makhroj yang benar.
2. Mampu menentukan arti kosakata.
3. Mampu menggunakan kosakata dalam kalimat.[6]
[1] Ahmad Fuadi Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang:
Miscat, 2005), h,128
[2] Rusydy A. Thai’mah, Al Marja fi Ta’lim al-Lughah al- ‘Arabiyyah li
al-Nathiqin bi Lughatin Ukhra, Jami’ah Ummul al-Qura, Ma’had al-Lughah
al-‘Arabiyyah. Wahdat al-Buhuts wa al-Manahij, Silsilah Dirasat fi Ta’lim al-
‘Arabiyyah, juz II, hlm. 618-620.
[3] Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa Dalam Pengajaran, (Bandung: ITB,
1996), h. 43
[4] Ahmad Fuadi Efendi, Metodologi Pengajaran
Bahasa Arab, (Malang: Miscat, 2005), h, 97
[5] Harimurti Kridalaksana, kamus linguistik (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka utama, 1983), h. 132
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar