Kelebihan dan Kekurangan Metode / Tehnik Problem solving


Metode / Tehnik Problem solving
Metode / Tehnik Problem solving



Metode problem Solving

    Metode ini dikembangkan oleh John Dewey (1913). untuk selanjutnya nanti akan melahirkan metode inkuiri dan penemuan karena tampaknya ketiga metode ini mengacu pada suatu proses yang sukar dipisahkan satu sama lain.
Titik berat metode ini terletak ada "pemecahan masalah secara rasional, logis ,benar dan tepat dengan penentuan alternatif yang berguna".
 
  Permasalahan akan timbul apabila terdapat ke tidak cocokkan antara keadaan nyata (aktual) dengan keadaan yang dikehendaki (ideal). Landasan metode ini  adalah berpikir reflektif atau berpikir kritis dengan pola : (1) menyadari adanya masalah, (2) mencari petunjuk pemecahannya dengan menggunakan cara yang paling tepat, dan (3) memecahkan masalah dengan bekerja sama dengan orang lain.

    Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan  suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat  menggunakan metode-metode Iainya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

Langkah Langkah metode / tehnik problem solving

Penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan  taraf kemampuannya.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya   berdiskusi dan lain-lain.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.
d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan  masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi, tugas diskusi, dan lain-lain.
e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
Catatan : Metode problem solving akan melibatkan banyak kegiatan sendiri dengan bimbingan dari para pengajar.

Metode Problem Solving mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut

l) Kelebihan Metode Problem Solving

a) Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
b) Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.
c) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan berbagai  segi dalam rangka pemecahannya.

2) Kekurangan Metode Problem Solving

a) Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pemecahan masalah hanya cocok untuk SLTP, SLTA, dan PT saja. Padahal, untuk  siswa SD sederajat juga bisa dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan  taraf kemampuan berpikir anak. 
b) Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
c) Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.

Manfaatnya
1) Siswa memperoleh pengalaman proses dalam menarik ke simpulan.
2) Siswa menjadi aktif (berCBSA).
3) Siswa meningkatkan ketrampilan berpikir logis/ilmiah.
4) Mengembangkan sikap dan ketrampilan siswa untuk mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan yang obyektif.
5) Membina dan mengembangkan sikap ingin tahu siswa.


Sumber
Syaiful bahri djamara &aswan zain, strategi belajar mengajar , rineka cipta, jakarta, cet II, 2002
Lalu muhammad azhar, proses belajar mengajar pola CBSA, usana,  surabaya,  1993

Baca Juga

Bagikan Artikel



Komentar